Guna mendorong potensi yang ada di Desa Made, program KKM Tematik Undar diarahkan pada kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Salah satu program yang mendukung potensi di Desa Made adalah pelatihan dan pemberian label merek pada produk Kripik Gadung. Salah satu potensi desa Made merupakan salah satu desa yang memiliki umbi-umbian cukup besar diantaranya adalah umbi gadung (30 ton/tahun), ganyong (15 ton/tahun) dan garut (20 ton/tahun). Umbi- umbian tersebut salah satunya Gadung selama ini banyak dinilai sebagai tanaman liar yang beracun dan sangat sulit dalam pengelolaannya. Padahal gadung merupakan salah satu sumber alternatif karbohdirat, yang dapat dijadikan peningkatan diversifikasi pangan dengan mendayagunakan pangan lokal.
Winarsih selaku Kepala Desa Made mengatakan, salah satu produk unggulan yang menjadi potensi Desa Made, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang ini adalah Kripik Gadung. Kripik Gadung ini diproduksi mayoritas masyarakat Dusun Made. Hampir setiap rumah tangga pengrajin Kripik Gadung mampu memproduksi sekitar 30 Kuintal.
Melihat potensi Kripik Gadung yang amat besar tersebut, maka mahasiswa tertarik untuk melakukan pemberdayaan pada masyarakat Desa Made khusunya pengrajin Kripik Gadung. Salah satunya memberi pelatihan pengepakan dan memberi label merek produk. “Sebagai salah satu potensi di Desa Made, kami ingin Kripik Gadung ini mampu bersaing. Sehingga pada KKM ini kami beri masyarakat pelatihan pengepakan dan label merek karena sebelumnya produk Kripik Gadung Desa Made ini tidak memiliki label merek. Nantinya kami akan fasilitasi pula produk tersebut untuk masuk gerai oleh-oleh khas Jombang yang dikelola oleh Dekranasda Kabupaten Jombang” Ungkap Rudi Kurniawan selaku Koordinator Desa KKM Undar Desa Made.
Novy Setia Yunas selaku Dosen Pembimbing Lapangan KKM Undar Desa Made mengatakan bahwa dirinya sangat mendukung pada program pemberdayaan produk unggulan yang diadakan mahasiswanya pada pengrajin kripik Gadung di Desa Made tersebut. Pasalnya, fasilitasi dan pengarahan terhadap kemampuan dan kapasitas akan menjadikan masyarakat atau suatu kelompok menjadi berdaya dan mandiri.
Di Desa Made umbi- umbian tersebut terutama Gadung dimanfaatkan secara optimal sehingga mampu meningkatkan nilai ekonomis bagi masyarakat. Jika dijual, dalam bentuk umbi segar harganya relatif murah sedangkan pengolahan produknya hanya direbus atau digoreng bahkan jika panen berlimpah karena tidak punya nilai jual yang tinggi, maka hasil panen umbi-umbian akan dibiarkan di lahan. Setidaknya terdapat 20 unit usaha pemberdayaan kripik gadung di Desa Made yang setiap produksinya mampu menghasilkan kurang lebih 30 kuintal kripik gadung yang siap dipasarkan ke berbagai kota. Selama ini, hasil usaha kripik Gadung Desa Made dipasarkan ke berbagai kota besar seperti Surabaya, Malang, Batu, Mojokerto hingga Banyuwangi. Usaha pemberdayaan kripik gadung tersebut membuktikan bahwa umbi- umbian yang selama ini dipandang sebagai tanaman liar dan beracun oleh sebagaian masyarakat mampu diolah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.