Avontur 24 Jam: Languedoc-Roussillon

0
701

Region Languedoc-Roussillon, Perancis bagian selatan, menyimpan seribu kecantikan alam serta peninggalan sejarah yang memukau. Keindahan kota Montpellier, Nime, Carcassonne, dan Narbonne menjadi daya tarik wisatawan dari banyak negara. Bangunan tua dari abad pertengahan zaman Romawi yang berdiri megah dan cantik bisa menjadi pilihan tujuan wisata yang berbeda.

Perancis masih terus mempercantik diri sekaligus berpromosi. Awal April, Pemerintah Perancis melalui Atout France mengundang 900 agen travel, operator perjalanan, dan wartawan dari 73 negara untuk menjelajahi daerah wisata di Perancis selatan.

Untuk mengunjungi beberapa kota, kita bisa memulai dari kota Montpellier, kemudian dilanjutkan dengan perjalanan naik bus atau mobil sewaan ke kota lain.

Sabtu (2/4)

Pukul 08.00

Menikmati pagi hari dengan berkeliling kota Montpellier menjadi awal perjalanan yang menyenangkan. Pusat kota, Place de la Comedie, menjadi tempat favorit para wisatawan mancanegara. Di salah satu sudut plaza terdapat Comedie Opera House yang dibangun pada abad ke-18. Selain itu, pengunjung bisa menunggu senja sambil mengobrol dan ngopi di kafe-kafe. Ada satu kafe yang tak pernah sepi pengunjung, Le Cafe Riche 1893.

Place de la Comedie, kota Montpellier. Kompas/Susie Berindra
Place de la Comedie, kota Montpellier. Kompas/Susie Berindra

 

Di antara gang-gang di kota tua Montpellier ada beberapa tempat bersejarah. Salah satunya adalah tempat pemandian perempuan Yahudi untuk membersihkan diri setiap bulan. Tempat itu disebut Mikve Medieval yang dibangun pada abad 12. Pemandu wisata Gill Roth menceritakan, pemerintah menemukan tempat ini sekitar tahun 1985 dalam kondisi bangunan rusak parah. Tak ada lagi air yang mengalir ke tempat permandian yang memiliki tujuh anak tangga. Lalu, pemerintah membersihkan tempat ini dan sepuluh hari kemudian air bening mengalir kembali ke tempat pemandian. Kini, bangunan tua ini dilindungi pemerintah dan menjadi salah satu tempat wisata.

Lorong kota Montpellier. Kompas/Susie Berindra
Lorong kota Montpellier. Kompas/Susie Berindra

 

Jika berjalan-jalan di pusat kota Montpellier, kita bisa menemui banyak mahasiswa lalu lalalng. Kita bisa menemui beberapa kampus di sudut-sudut kota. Salah satu kampus tertua adalah La Faculte de Medecine yang berdiri sejak 1181 dan masih aktif hingga kini. Kampus fakultas kedokteran ini bersebelahan dengan Cathedrale Saint Pierre. Satu lagi tempat menarik, museum lukisan, Musee Fabre de Montpellier. Museum ini berdiri tahun 1825 dengan koleksi lukisan dari abad ke-12.

Pukul 12.00

Perjalanan dilanjutkan ke tempat wisata Pont du Gard, bangunan terowongan air yang berdiri megah sejak 2.000 tahun lalu. Hanya dengan menempuh perjalanan 1,5 jam kita bisa melihat tempat bersejarah yang megah. Bangunan yang dibuat selama lima tahun ini memiliki panjang 360 meter dan tinggi 50 meter yang terbagi dalam tiga tingkat. Ribuan tahun yang lalu, terowongan air ini mengatur aliran air di Perancis bagian selatan. Tahun 1985, Pont du Gard ditetapkan menjadi situs warisan dunia UNESCO. Kini, tempat wisata ini mampu menarik ribuan pengunjung, termasuk dari Indonesia. Dalam setahun ada sekitar 50 grup tur wisata dari Indonesia yang mengunjungi Pont du Gard.

Dari Pont Du Gard, kita bisa melanjutkan perjalanan ke kota Nimes dengan waktu tempuh satu jam. Makan malam di restoran Le Ciel a Nimes dengan pemandangan Maison Carrée menjadi pilihan yang tepat. Pemandangan bangunan bersejarah bergaya arsitektur zaman Romawi sangat indah di malam hari. Restoran ini menyatu dengan Carre d’Art yang memamerkan karya para seniman Perancis.

Minggu (3/4)

Pukul 08.00

Tempat menarik di kota Nimes misalnya taman kota Les Jardins de la Fontaine yang dibangun tahun 1745 dengan menggali bangunan bersejarah zaman Romawi. Taman ini merupakan taman publik pertama di Eropa yang masih bertahan sampai sekarang. Dua bangunan tua yang masih berdiri cantik adalah Kuil Diana dan Magne Tower.

Kuil Diana, salah satu bagian taman kota Les Jardins de la Fontaine, Nimes. Kompas/Susie Berindra
Kuil Diana, salah satu bagian taman kota Les Jardins de la Fontaine, Nimes. Kompas/Susie Berindra

 

(Searah jarum jam) Kota Narbonne; Arena de Nimes, koloseum yang menarik perhatian wisatawan mancanegara; Place de la Comedie, kota Montpellier; Halles de Nimes (pasar tradisional Nimes), Nimes; lorong kota Montpellier, region Languedoc-Roussillon, Perancis  *** Local Caption *** Arena de Nimes, koloseum yang menarik perhatian wisatawan mancanegara.
Arena de Nimes, koloseum yang menarik perhatian wisatawan mancanegara. Kompas/Susie Berindra

 

Kemegahan kota Nimes semakin terlihat jika kita mengunjungi Arena de Nimes. Koloseum yang dibangun tahun 70 Sebelum Masehi dan direnovasi tahun 1863 ini mengundang decak kagum para pengunjung. Hingga kini, koloseum berkapasitas 16.300 orang ini masih digunakan untuk beragam pertunjukan, seperti festival musik musim panas. Band Metallica pernah merekam konser French for One Night dalam bentuk DVD di tempat ini tahun 2009.

12.00

Dari Nimes, kita bisa melanjutkan perjalanan ke kota Carcassonne. Dengan lama perjalanan 1,5 jam, kita bisa mampir makan siang di tepi Sungai Canal du Midi.

Carcassonne merupakan kota yang dikelilingi benteng megah yang sering disebut kota abad pertengahan. Hingga kini ada sekitar 50 orang yang masih tinggal di kota berbenteng
megah itu. Kalau ingin menginap di dalam kota berbenteng, ada beberapa hotel, seperti Hotel de la Cite dan Hotel le Donjon.

Pemandangan Kota Carcassonne. Kompas/Susie Berindra
Pemandangan Kota Carcassonne. Kompas/Susie Berindra

 

Di tengah kota berbenteng ini ada gereja tua yang megah, Basilica of Sts Nazarius and Celsus, dengan arsitektur gotik yang menawan. Katedral zaman Romawi ini dibangun mulai tahun 1096 dan baru selesai tahun 1330 melalui kekuasaan beberapa raja. Tak jauh dari gereja terdapat kastil keluarga Carcassonne yang sudah ada sejak tahun 100 Sebelum Masehi.

Senin (4/4)

Pukul: 08.00

Setelah bermalam di kota Carcassonne, kita bisa melanjutkan perjalanan ke Narbonne, kota tua dengan segudang museum. Sebagian besar sejarah kota disimpan rapi dalam museum. Walau terlihat usang, museum bersejarah ini tertata rapi dan bersih. Salah satunya Musée Archéologique atau Museum Arkeologi yang menyimpan sejarah asal-usul Narbonne. Koleksi mozaik, patung, dan mebel yang dipajang ditemukan setelah digali di sekitar pelabuhan kuno Narbonne. Selain itu, ada hiasan langit-langit khas Perancis abad ke-14.

Kita bisa menikmati kota Narbonne dengan berjalan kaki. Di tengah kota ada pasar tradisional Narbonne yang dibangun tahun 1901. Di sini kita bisa menemukan beragam makanan, seperti daging, ikan laut, buah-buahan, dan wine.

11.00

Menjelang makan siang, perjalanan berlanjut ke perkebunan anggur Chateau l’Hospitalet yang masih masuk kawasan Narbonne. Selain perkebunan anggur, tempat itu juga menyediakan penginapan dengan pemandangan langsung ke hamparan pohon-pohon anggur.

Suhu udara yang lebih banyak angin di kawasan Narbonne Plage membuat rasa anggur yang dihasilkan untuk wine bermerek Gerard Bertrand berbeda dengan merek lain. Produk anggur yang telah disimpan rata-rata selama 18 bulan diekspor ke sejumlah negara, paling besar ke Amerika Serikat.

Sayangnya, kami bepergian saat musim dingin sehingga hanya bisa memandang pohon-pohon anggur tak berdaun. Kekecewaan kami pun terobati saat menikmati hidangan di restoran hotel. Makanan yang enak plus wine buffet yang bisa dipilih sesuka hati. Selain itu, pengunjung juga bisa memborong wine Gerard Bertrand dengan harga cukup murah, mulai dari 12 euro untuk satu botol wine.

Susie Berindra


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 19 Mei 2016, di halaman 28 dengan judul “AVONTUR 24 jam: Languedoc-Roussillon”