Tanpa melihat kalender, apa pertanda bahwa bulan Ramadhan atau puasa segera tiba? Iklan sirup, teh, dan pesohor berkerudung makin sering terlihat di televisi. Ada satu lagi: musisi menyanyikan lagu-lagu bernuansa islami.
Band D’Masiv meluncurkan album lagu-lagu religi pada Rabu (1/6) lalu. Dalam album itu, Rian dan kawan-kawan dipersatukan dengan penyanyi spiritual kelahiran Amerika Serikat, Raef Haggag. Raef sebelumnya meluncurkan album rohani, The Path, pada 2014.
Album bertajuk D’Masiv with Raef itu berisi 10 tembang. Empat lagu, seperti ”Mawlaya”, ”So Real”, dan ”You Are The One” dicuplik dari album milik Raef. Sedangkan D’Masiv memasukkan ”Mohon Ampun Aku”, ”Saat Terbaik”, dan lagu fenomenal mereka ”Jangan Menyerah”.
Mereka juga berkolaborasi dalam dua lagu ”Negeriku Cintaku (Home)” dan lepasan perdana ”Tala’a Al-Badru”. Dua lagu itu awalnya ada dalam album Raef, seorang guru ilmu komputer di negaranya. Aransemen lagu itu kemudian ditata kembali oleh D’Masiv di Jakarta.
Mereka berkomunikasi melalui Skype. Berkas lagu dipertukarkan melalui surel. Lagu ”Tala’a al-Badru”, untaian doa untuk menyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW, jadi kena sentuhan populer ala D’Masiv.
”Kami mengubah aransemennya sesuai dengan yang kami suka. Ternyata setelah diperdengarkan kepada Raef, dia setuju,” kata Rian, vokalis, saat ditemui di kantor labelnya, Musica Studio, di Jakarta Selatan.
Raef, yang telah 13 kali datang ke Indonesia sejak 2014 itu, mengaku suka dengan racikan D’Masiv. Hatinya tertambat pada lagu ”Jangan Menyerah” yang ditulis Rian pada 2009. Bagi Raef, lagu itu tergolong lagu rohani. ”Pesan lagunya sangat positif tanpa memakai kata-kata eksplisit yang berhubungan dengan agama,” ujar pembawa acara Journey of Backpacker di televisi ini.
Bagi Raef, tak ada prasyarat khusus dalam struktur lagu religi. ”Pesan yang positif tentang kebaikan, itu yang paling penting. Pesan itu didengungkan berulang-ulang di bagian refrainsehingga lebih mudah tersampaikan ke pendengar, dan menempel di benak mereka,” ujarnya.
Bagi D’Masiv, album ini adalah album pertama mereka yang secara sengaja memasukkan simbol-simbol Islam. Lagu ”Jangan Menyerah” ditulis Rian bukan dalam rangka menyambut Ramadhan. Ia terinspirasi dari pertemuannya dengan anak penyandang kanker. Setibanya di rumah, ia menulis liriknya. ”Lima menit saja saya tulis liriknya,” katanya.
Lagu itu lantas sering terdengar pada bulan puasa tahun 2009. Damar Ramadan atau Rama, pemain gitar D’Masiv, mengingat, lagu itu dilepas sebelum bulan puasa. Video lagunya menampilkan sosok pemuka agama yang ada di Indonesia, tidak spesifik Islam.
”Baru sekarang inilah kesempatan kami memainkan lagu yang spesifik islami. Nuansa spiritual lagu ’Tala’a al-Badru’ sangat dalam. Kemarin waktu kami nyanyikan di Jawa Timur, semua penonton nyanyi pada saat hujan sangat deras. Itu mengharukan sekali,” kata Rian.
Lagu itu bakal masuk dalam katalog lagu D’Masiv pada jadwal pentas-pentas mendatang. Selama bulan puasa ini, mereka bakal keliling mempromosikan album ini berupa konser atau penampilan di televisi serta radio.
Bikin terharu
Sepekan sebelum D’Masiv meluncurkan album religi itu, band Noah juga melepas lagu ”Sajadah Panjang”, saduran dari puisi Taufiq Ismail yang sebelumnya dipopulerkan grup musik Bimbo. Selama bertahun-tahun, lagu itu setia sekali menemani orang-
orang yang berpuasa.
Noah pun cukup akrab dengan lagu tersebut. Band asal Bandung itu telah berulang kali membawakan lagu itu setiap ada pentas di bulan puasa. Menurut Ariel, vokalis, rekaman penampilan mereka itu banyak beredar di keping karaoke bajakan, dan banyak yang beli. Namun, bukan hanya pertimbangan pasar yang membuat mereka memilih untuk merekam dan memasukkannya ke dalam album Noah Sings Legends ini.
”Nuansa spiritual lagu ini sangat terasa,” lanjut Ariel.
Lantunan lembut musik dan liriknya menyentuh kalbu Ariel, bahkan sampai menitikkan air mata saat syuting video musik. ”Saya enggak minta dia menangis. Saya tahu saat itu dia merasakan sesuatu yang personal. Saya pun enggak minta take ulang karena akan palsu jadinya,” kata Rizal Mantovani, sutradara klip video ”Sajadah Panjang” versi Noah.
Album duet D’Masiv dan Raef serta lagu ”Sajadah Panjang” oleh Noah adalah dua rilisan Musica Studio untuk Ramadhan tahun ini. Materi lagu dan album itu akan dipendarkan lewat acara TV, radio, dan panggung konser.
Indrawati Widjaja, pemimpin Musica, menyatakan, jadwal promo tak akan sepadat album yang beredar di luar bulan puasa. ”Jadwal pentas band yang mengeluarkan album di luar bulan puasa bisa 12 kali dalam sebulan. Kalau untuk bulan puasa ini paling delapan kali saja karena keterbatasan fisik. Anak band juga puasa lho,” kata Bu Acin, sapaan Indrawati.
Hampir bersamaan, grup vokal Noura juga baru saja mengeluarkan singel terbaru, ”Berhenti Bersedih”. Grup yang beranggotakan empat perempuan berhijab, yaitu Sasa, Ussiy Fauziah, Nina Septiani, dan Laili Meutia, ini selalu selektif memilih lagu untuk syiar kebaikan.
Lagu ringan
Selama ini, lagu-lagu yang ditampilkan Noura pun tak selalu tentang cinta dan tak melulu berbau religi. Sebelumnya, tiga singel yang sudah keluar sejak mereka terbentuk, dua tahun lalu, ”Kekasih Halal”, ”Cinta Sekali Saja”, dan ”Andai Ku Tahu”.
Dengan konsep yang ringan dan tema-tema lagu yang universal, lagu-lagu yang ditampilkan Noura menuturkan hal-hal yang positif dan kebaikan, tanpa kesan menggurui.
Di sela-sela menunggu taping acara Ramadhan di TVRI, Noura menceritakan lagu yang berkisah tentang harapan untuk bangkit dari kesedihan. ”Ini lagu pertama kami yang melowgitu, ballads. Sebetulnya, pas untuk kapan saja, bukan hanya Ramadhan,” kata Nina.
Lagu ”Berhenti Bersedih” diciptakan Bemby Noor dan diaransemen Irwan Simanjuntak. ”Lagu ini memotivasi orang untuk tidak berputus asa dan tidak larut dalam kesedihan, hidup haruskeep going on,” ujar Sasa.
Sebuah kebetulan, karena awalnya Noura sudah take vokal untuk rekaman lagu lain yang masih dirahasiakan. ”Penulis lagu, Mas Bemby, menawarkan lagu ini kepada kami. Langsung saja kami mau. Rasanya lagu itu pas,” ujar Sasa.
Lagu baru dengan irama balada itu menjadi tantangan untuk grup vokal yang selalu mengenakan pakaian berwarna pastel ini. ”Tantangannya, penghayatan lagu susah, bagaimana kami menyanyi dan maknanya bisa sampai ke pendengar,” ujar Ussiy.
Keseruan masih berlanjut. ”Terus yang lucu pas Sasa take vokal, lampunya dimatiin biar enggak kelihatan nangis. Soalnya Sasa terlalu menghayati lagunya. Kan lagunya sedih,” papar Laili.
Maher Zain
Tak mau ketinggalan, Universal Music Indonesia juga mempersembahkan singel terbaru penyanyi asal Swedia, Maher Zain, berjudul ”Medina”. Sebelumnya, dua minggu yang lalu, ia mengeluarkan singel ”The Power” yang videonya sudah dilihat lebih dari 930.000 kali di Youtube
Berbeda dengan ”The Power”, ”Medina” menawarkan warna berbeda. Lagu ini lebih ceria dengan balutan musik upbeat R&B. Lagu diawali suara putri Maher Zain yang bernyanyi ”Medina, Medina, Medinatun Nabi”.
Begitulah, rilis lagu atau album bernuansa islami menjadi penanda bahwa bulan Ramadhan sebentar lagi tiba di Indonesia — sama dengan kemunculan acara televisi menjelang sahur dan berbuka, serbuan buah kolang-kaling, kolak, dan kurma.