MENYAMBUT AADC 2, NOVEL AADC RILIS

0
3773

Jakarta – Penerbit Gramedia Pustaka Utama resmi meluncurkan novel Ada Apa Dengan Cinta? (AADC), pada hari Kamis, 14 April 2016, bertempat di Kinokuniya Bookstore, Plaza Senayan, Jakarta. Novel ini merupakan novelisasi dari film Ada Apa Dengan Cinta?, yang dirilis tahun 2002 oleh Miles Film Production yang saat itu menggebrak dunia perfilman Indonesia, terutama untuk sektor penonton remaja. Di saat yang bersamaan, untuk menyambut akan dirilisnya Ada Apa Dengan Cinta 2, dibacakan juga untuk pertama kalinya beberapa puisi dalam buku kumpulan puisi “Tidak Ada New York Hari Ini” karya Aan Mansyur. Dalam film AADC 2, buku puisi ini diceritakan menjadi buku puisi Rangga, tokoh utama pria dalam AADC 2 yang diperankan oleh aktor Nicholas Saputra.

“Senang sekali akhirnya kisah AADC bisa dinovelisasi setelah empat belas tahun,” ujar Mira Lesmana, penulis cerita dan produser AADC? yang juga menjadi penulis cerita, skenario serta produser untuk Ada Apa Dengan Cinta 2. Sebagai catatan, AADC adalah film Miles Production pertama yang dijadikan sebagai novel.

Saat ditanya mengapa ada jarak yang sangat lama antara AADC dan AADC 2, Mira menjawab,  “Kenapa lama? Karena bagi kami, cerita AADC? itu udah selesai, walaupun Rangga saat itu pisah dengan Cinta di bandara, tapi ia berjanji akan kembali, jadi udah happy ending. Namun, banyak penonton yang beranggapan sebaliknya dan terus penasaran apa yang terjadi berikutnya. Baru saat kami reuni satu dekade AADC, saat melihat geng Cinta dan Rangga, nostalgianya sangat terasa. Kami semua memang masih sangat akrab dan akhirnya, muncul pikiran untuk membuat sekuelnya, walaupun ya baru terwujud sekarang, 4 tahun kemudian setelah reuni,”

Silvarani didapuk menjadi penulis novel AADC? berkat pengalamannya menovelisasi 3 film lainnya yaitu L’eternita di Roma & L’amore di Romeo (2015), Super Didi ( Mei 2016), serta 3 Srikandi (segera terbit).

“Saya dahulu termasuk remaja yang ikut dalam euforia AADC, maka saat saya ditawari kesempatan untuk menovelisasinya, saya sangat senang sekaligus cukup tertekan, karena cerita AADC? itu sangat lekat di ingatan banyak remaja pada generasi 2000-an jadi menovelisasinya tidak bisa sembarangan. Saya banyak melakukan riset, menonton filmnya berulang-ulang, sampai menyelami karakter-karakternya serta soundtrack-nya,” ujar Silvarani.

“Tantangannya adalah pada masalah mengakali waktu karena filmnya kan berlatar 2002 sedangkan novelnya dirilis tahun ini. Juga pada dialog serta adegan fenomenal karena di film kita bisa tahu dengan jelas nada bicara serta adegan yang dilakukan para pemeran dengan jelas, tapi kalau di novel ya hanya bisa dituliskan saja. Saya nggak bisa menggambarkan secara spesifik kepada pembaca bagaimana nada bicaranya,” tambahnya.

Riri Riza selaku produser dari AADC menganggap bahwa AADC memiliki dampak yang sangat luar biasa bagi para remaja dan dunia sastra pada waktu itu. Banyak yang mulai menulis puisi atau semakin mendalami dan meyakini menggeluti dunia sastra itu keren, seperti yang dilakukan juga oleh Aan Mansyur yang semakin termotivasi untuk lebih mendalami dunia puisi pada waktu itu. Riri juga berharap bahwa AADC akan menjadi sebuah memori manis bagi banyak orang

“Semoga saat orang mengingat pengalaman masa remajanya, AADC? akan termasuk didalamnya” ujarnya tersenyum.

Acara yang berlangsung selama 1 jam ini pun ditutup dengan Aan Manysur membacakan 4 buah puisinya yang berjudul, “Di Halaman Belakang”, “Ketika Ada Yang Bertanya Tentang Cinta”, “Batas”, dan “Akhirnya Kau Hilang”  yang terdapat dalam buku Tidak Ada New York Hari Ini.

Marcomm Kompas/Edbert Leo

 

Novel AADC saat ini sudah tersedia di seluruh toko buku dan toko buku online di seluruh Indonesia sedangkan buku Tidak Ada New York Hari Ini akan terbit disaat bersamaan dengan penayangan film AADC 2 pada tanggal 28 April 2016.

 

Tim Magangers Kompas MuDA batch VII

Ichsan Nurzaman & Dety Rachmadanty