Dari kiri Vinnie Daniel (Jeremy Strong), Danny Moses (Rafe Spall), Porter Collins (Hamish Linklater), Mark Baum (Steve Carell), Chris (Jeffry Griffin), dan Jared Vennett (Ryan Gosling), dalam The Big Short. Paramount Pictures/Jaap Buitendijk

Negeri adidaya itu ambruk ditelan nafsu keserakahan yang memperdayai rakyatnya sendiri dengan muslihat sistem keuangan. Korbannya, kaum imigran dan kalangan tak mampu.

”Stop joget-joget! Hentikan tingkah kalian!” bentak Ben Rickert (Brad Pitt) kepada dua investor muda Charlie Geller (John Magaro) dan Jamie Shipley (Finn Wittrock) yang kegirangan setelah membeli asuransi obligasi, surat utang jangka panjang yang beragun aset perumahan.

Mereka berdua akan mereguk keuntungan tinggi di atas kondisi ambruknya ekonomi negara. Oleh karena itu Ben sewot. Sekalipun prediksi keambrukan itu sendiri akibat sistem keuangan pasar AS yang bobrok, penuh muslihat. Sementara kedua investor muda itu tengah menantang kebobrokan sistem tersebut.

”Kalau itu benar, berjuta-juta orang akan kehilangan pekerjaan dan rumah,” ujar Ben mengingatkan.

Cuplikan adegan di atas berasal dari film The Big Short arahan sutradara Adam McKay yang bertolak dari buku berjudul sama karya Michael Lewis pada tahun 2010. The Big Shortmengangkat kisah segelintir orang yang jeli mencium, menganalisis, dan meyakini pasar properti di Amerika Serikat akan ambruk, bertahun-tahun sebelum gelembung kredit pecah di tahun 2008.

Segelintir orang yang jeli itu salah satunya yang utama adalah hedge fund manager yang eksentrik Michael Burry (Christian Bale). Kepiawaiannya membaca angka dan mencermati data mengerucut pada kesimpulan yang diyakininya tak mungkin salah bahwa pasar properti AS sebenarnya sangat rapuh karena bertopang pada pinjaman kredit perumahan (kredit perumahan rakyat/KPR) yang berisiko dan hanya memberikan return (hasil atau keuntungan investasi) yang mengecil.

Michael, yang gemar nyeker di kantornya ini, kemudian memutuskan menguji perhitungan dan analisisnya. Dia memprediksi gelembung pasar properti akan pecah di sekitar tahun 2007. Analisis inilah yang diikuti juga oleh dua investor muda itu, Charlie dan Jamie.

Atas dasar ketajaman analisisnya itu, Michael pun memutuskan menginvestasikan dana klien-kliennya di credit default swap (CDS), yakni asuransi obligasi yang beragun aset perumahan, yang tadi juga dibeli Charlie dan Jamie.

CDS adalah asuransi yang menjamin produk finansial bernama collateralized debt obligation atau CDO. Ketika gelembung kredit pecah, nilai CDO ambruk, maka nilai CDS akan meroket. Di situlah keuntungan berlipat akan direguk orang-orang jeli itu secara sah, akibat dari sistem yang bobrok.

Lantas, apakah itu sebenarnya CDO? Mark Baum (Steve Carell), juga seorang hedge fundmanager yang berpengalaman pun pada awalnya juga kebingungan apa itu sebenarnya CDO. Sosok Mark Baum ini mewakili gugatan moral dalam film ini atas bobroknya sistem pasar keuangan AS.

CDO sendiri adalah efek beragun aset. Sederhananya, CDO merupakan produk derivatif (turunan) yang dikemas ulang kembali, yang diberi peringkat bagus atau AAA. CDO tersebut berisi kumpulan jaminan atas pinjaman-pinjaman KPR level subprime yang sebenarnya bobrok dan tidak eligible. Bagaimana bisa KPR subprime mortgage tersebut bobrok tapi diberi peringkat AAA? Mark Baum dan timnya menginvestigasi langsung ke lapangan.

 

Produk Busuk

Dari temuan Mark Baum dan rekan-rekannya, ternyata pinjaman KPR subprime yang diberikan pihak bank kepada rakyat banyak berupa ”ninja loans”, yakni pinjaman yang sebenarnya tak layak diberikan.

Seorang penari telanjang striptease dengan penghasilan tak jelas, misalnya, bisa memperoleh KPR subprime untuk lima rumah dan satu kondominium. Dengan lugunya, dia tak menyadari besaran beban bunga yang harus ditanggungnya dengan sistem bunga mengambang. Potret inilah yang mewakili terjadinya gagal bayar masif yang menimpa pemilik KPR di AS mulai tahun 2007, hingga 6 juta keluarga kehilangan rumah pasca tragedi keuangan 2008.

Agen pemasaran KPR bahkan dengan bangganya mengaku memang mengumbar KPRsubprime dan membiarkan kolom pendaftaran pada aplikasi pengajuan dibiarkan kosong, dan itu lazim. Siapakah pangsa pasar empuk agen-agen pemasaran tersebut? Tak lain adalah kaum imigran dan kalangan menengah ke bawah. Di tanah impian Amerika, mereka merindukan memiliki rumah.

Mark menemukan, perusahaan pemeringkat ternyata mengumbar peringkat AAA pada nyaris semua produk CDO yang sebenarnya busuk. Di sinilah terjadi kolaborasi keserakahan yang masif berbagai pihak dalam sistem keuangan AS, yang memanfaatkan ”kebodohan” rakyat.

Narasi film dengan jernih dilakukan Jared Vennett (Ryan Gosling) dengan menampilkan beberapa cameo. Chef Anthony Bourdain pun hadir untuk memberi penjelasan sederhana dengan analogi masakan bagaimana kualitas CDO. Untuk versi Indonesia, CDO kira-kira bisa dianalogikan sebagai bakso ayam tiren (mati kemaren), yang tetap terasa enak walaupun berkualitas mengerikan. Rakyat menikmatinya.

Film yang kisah akhirnya tentunya sudah diketahui bersama ini boleh dibilang bagai film edukasi menarik bagi siapa pun yang ingin mengetahui secara sederhana bagaimana duduk perkara di balik peristiwa keambrukan ekonomi AS pada tahun 2008.

(Sarie Febriane & Joyce Tauris Santi)


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Januari 2016, di halaman 29 dengan judul ”The Big Short: Kolaborasi Kebodohan dan Keserakahan”