Jika mendamba suasana liburan di luar ruang, berkemah dapat menjadi alternatif. Hanya saja cara berlibur satu ini kerap jadi kendala bagi orang yang tak ingin repot dengan segala peralatan dan ragam kebutuhan di alam bebas. Namun, hal itu tak perlu dirisaukan jika memilih wisata glamping.

Glamping atau glamorous camping membuat pesertanya tidak perlu repot menyiapkan peralatan, memasak sendiri, atau bingung saat akan ke kamar mandi. Dalam glamping, segala kemewahan penginapan ditemukan tanpa kehilangan sensasi berkemah.

Salah satu glamping ada di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Pancar, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Setiba di sana, Sabtu (3/10) tengah malam, tampak tenda-tenda putih besar berbahan kanvas berdiri di tengah deretan hutan pinus. Di dalam tenda ada sebuah kasur besar beralas karpet, kipas angin, dan colokan listrik.

Empat tenda itu mengelilingi meja panjang yang digunakan untuk menata menu makan malam dan dilengkapi alat panggang untuk barbeque. Tidak jauh dari tenda, ada kamar mandi berdinding dan berlantai keramik.

”Glamping membuat kita bisa mewujudkan mimpi menginap di tengah hutan dengan nyaman. Tanpa takut ada gangguan,” ujar Yogi Gandaprawira, pemilik Glamping Gunung Pancar.

Saat malam tiba, acara bercengkerama dengan keluarga atau sahabat bisa dilakukan sembari menikmati hidangan yang sudah dimasak para petugas. Impian berkemah santai, bercanda, berbagi cerita, tertawa keras-keras, atau bernyanyi sepanjang malam terwujud tanpa repot. ”Rasanya menyenangkan jika camping tapi tak perlu repot harus masak dan bawa tenda sendiri. Agenda wajib saat glamping, ya, barbeque dan foto-foto untuk diunggah ke Instagram, he-he-he,” ujar Sonny Hartawan (26), karyawan perusahaan asuransi yang sudah dua kali menjajal glamping di lokasi tersebut.

Keriangan itu bertambah sempurna begitu mencecap aroma hutan pinus dan merasakan sejuknya udara pegunungan saat terbangun di pagi hari. ”Yang saya suka jika glamping di Gunung Pancar adalah suasananya yang tenang karena berada di tengah hutan pinus, tetapi lokasinya dekat dengan Jakarta,” kata Sonny menambahkan.

Untuk menginap satu malam di tenda yang telah disediakan di Gunung Pancar, setiap pengunjung dikenai biaya Rp 330.000. Untuk paket menginap disertai makan malam dan sarapan, pengelola mengenakan biaya Rp 385.000 per orang.

Di Gunung Pancar, glamping makin asyik dengan beragam aktivitas lain, seperti wisata ke pemandian air panas atau trekking menyusuri hutan pinus.

TWA Gunung Pancar berjarak sekitar 60 kilometer dari pusat Kota Jakarta. Dengan bermobil sekitar dua jam lewat jalan tol keluarlah melalui Pintu Tol Sentul City, kemudian melewati obyek wisata Jungle Land sebelum bertemu jalan menanjak ke arah TWA.

kemewahan Apache Camp di The Highland Park Resort - Hotel Bogor. Kompas/Ambrosius Harto
kemewahan Apache Camp di The Highland Park Resort – Hotel Bogor.
Kompas/Ambrosius Harto

Fasilitas hotel

Jika ingin merasakan glamping dengan fasilitas lebih mewah, Highland Park Resort-Hotel di kaki Gunung Salak, Bogor, bisa menjadi salah satu pilihan.

Setelah mengoperasikan dan memopulerkan perkemahan Mongolia, pengelola The Highland Park Resort-Hotel kini menawarkan suasana baru, yakni perkemahan Apache. Kompleks per-
kemahan berada di kaki Gunung Salak dan terletak sekitar 1 kilometer antara Curug Nangka dan Curug Luhur yang kondang sebagai obyek wisata alam air terjun. Di sini, udara masih bersih dan sejuk, lokasi tenang karena hunian di sekitar resor belum padat, disertai lanskap pegunungan yang memesona dan memanjakan mata.

Apache Camp terdiri atas 27 tenda kerucut yang meniru kediaman suku (Indian) Apache dari Amerika. Selain itu, ada dua barak berdesain rumah kayu yang terinspirasi tempat tinggal pionir Amerika. Tenda dibangun dari papan jati yang kokoh untuk dinding dan dibalut terpal putih tebal. Lantai dari keramik. Interior dihias bentangan kain. Ada tempat tidur yang sangat empuk, lebar, dan nyaman. Ada lemari, televisi layar datar, kamar mandi, dan toilet mewah.

Tenda diperuntukkan bagi pasangan suami-istri. Jika tambah dua anak pun masih cukup nyaman. Tenda bisa diisi empat orang dengan tarif Rp 1,8 juta per malam. Selain kemewahan tenda, keuntungan lain adalah hidangan sarapan untuk dua orang serta bisa menikmati fasilitas lain di resor itu, seperti kolam renang, arena bermain, dan lapangan futsal.

Di bawah perkemahan Apache terdapat lapangan yang menurut rencana akan dipakai untuk pendirian tenda-tenda baru. Di bawah lapangan ada semacam teras dan panggung untuk memandang lanskap Gunung Salak dan Halimun. Barak bisa menampung hingga 35 orang dengan tarif Rp 5,5 juta per malam. Fasilitas yang diberikan sama dengan pengunjung tenda. Interior barak juga mewah dan wah. Setiap barak terdapat delapan kamar mandi dan toilet.

”Kami menerjemahkan glamorous camping atau glamping dengan menyediakan penginapan tenda, tetapi interior hotel berbintang,” kata Gringo Sartana, Manajer Operasional The Highland Park Resort-Hotel.

Resor alam itu dikenal karena menawarkan sensasi Mongolian Camp yang juga mewah dan wah. Apache Camp adalah pengembangan dari Mongolian karena lahan kompleks resor masih tersisa 11 hektar dan berpotensi dibangun fasilitas lain.

Fasilitas berbayar yang sudah ada yakni restoran berkelas, arena rintang dari tali, flying fox, perahu kayuh bebek, kolam pancing, kuda tunggang, golf mini, tenda spa, dan karaoke.

Daud Ibrahim, Presiden Direktur The Highland Park Resort-Hotel, mengatakan, manfaat dan keuntungan dari pengelolaan resor harus dikembalikan bagi alam dan pengembangan wisata serta manusia yang terlibat. Daud menyebutnya PMA, bukan kepanjangan dari penanaman modal asing, melainkan penanaman modal akhirat.

Resor ini terletak di Jalan Ciapus-Curug Nangka, Sinarwangi, Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Berjarak sekitar 25 kilometer dari ujung Jalan Tol Jagorawi di Baranangsiang, Kota Bogor.

Namun, waktu tempuh ke lokasi ini sulit diperkirakan karena lalu lintas di dalam Kota Bogor kerap macet, terutama akhir pekan dan saat musim liburan. Sebagai gambaran, resor bisa dijangkau dari Kota Bogor kurang dari 50 menit jika mengendarai sepeda motor saat kondisi lalu lintas ramai lancar.

Kuliner

Makanan lezat dan menarik menjadi daya tarik glamping. The Highland Park Resort-Hotel Bogor menawarkan ragam hidangan di Anthurium Restaurant, sebuah bangunan bertingkat di dalam resor dengan pemandangan Gunung Salak dan Halimun.

Salah satu menu yang direkomendasikan adalah mongolian beef senilai Rp 50.000, seporsi nasi putih seharga Rp 10.000, dan minuman highland smoothy senilai Rp 45.000. Menu lain ada steik, sop buntut, laksa, taoge goreng, ditambah berbagai minuman tradisional.

Beda lagi dengan glamping Gunung Pancar, pengelola telah membatasi menu untuk makan malam dengan hidangan nasi, ayam bakar, dan sambal. Adapun untuk sarapan, petugas menyajikan nasi goreng.

Glamping menjawab tren kaum urban yang ingin bertualang di alam bebas tanpa harus repot. Tinggal pilih tipe glamping yang sesuai dengan kemampuan kantong dan sesuaikan jadwal libur. Akhir pekan ini, boleh juga ber-glamping ria.

[venue id=4cfb78b9c6cca35dc09c8c32]

(Harry Susilo dan Ambrosius Harto)


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Oktober 2015, di halaman 27 dengan judul “Glamping, Kemewahan dalam Berkemah”