Daya Parabot Cantik Berbahan Kayu

0
1903

Material kayu tidak lagi hanya dipergunakan sebagai bahan furnitur berukuran besar, seperti meja dan lemari. Di tangan Yudho Baskoro (34), material kayu kini menjadi bahan berbagai jenis perabot rumah tangga dengan desain cantik. Seperti Parabot Indonesia yang lahir dari ”Pulau Dewata”.

Awalnya, Yudho adalah seorang arsitek yang banyak membuat proyek berbahan kayu berukuran besar, seperti meja makan dan tempat tidur. Kala itu Yudho masih bekerja di kantor arsitek yang menangani klien yang banyak menggunakan material kayu, seperti hotel dan resor di Bali.

Tak ingin membuang limbah kayu yang tersisa dari pembuatan furnitur berukuran besar, ia bertekad memanfaatkannya menjadi barang-barang lain yang berukuran lebih kecil. Sebuah kesempatan mengantar Yudho bertemu seorang tetangga yang kebetulan bekerja di perusahaan keramik besar di Bali.

”Setelah melihat apa yang saya kerjakan, dia kemudian mengutus salah seorang manager produksinya ke tempat saya. Waktu itu dia nodong, bisa enggak bikin tray (nampan) dari kayu,” kenang Yudho di bengkelnya di Jalan Tukad Balian, Denpasar, Bali, beberapa pekan lalu.

Karena tak punya pengalaman membuat produk semacam itu, Yudho sempat ragu. Namun, perjalanan menjelajah ”isi perut” perusahaan keramik besar tersebut membuka matanya untuk mulai berinovasi dengan material kayu. ”Saya putuskan untuk mencoba karena pada dasarnya saya suka tantangan,” kata Yudho.

Saat mulai bekerja sama dengan perusahaan keramik tersebut, Yudho hanya memiliki empat tukang kayu asal Banyuwangi yang menurut Yudho tidak terlalu banyak tahu soal kayu. ”Saya tahu dasar-dasar kayu, tetapi saya enggak jago. Begitu pula dengan tukang-tukang saya itu. Namun, kami mau sama-sama belajar,” ujar Yudho. Kerja sama dengan perusahaan keramik besar di Bali tersebut hingga kini sudah memasuki tahun ke-13.

Perjalanan waktu kemudian mengantar Yudho bertemu banyak klien dan kerja sama baru. Hasilnya, dari tukang yang hanya berjumlah empat orang, kini Yudho mempekerjakan 16 tukang yang terbagi dalam dua shift kerja per hari.

Mengusung bendera Wookies Workshop, Yudho fokus pada pembuatan produk secara custom atau sesuai pesanan. Klien Wookies bisa perusahaan, restoran, atau hotel dengan produk beragam, mulai dari sendok garpu, mangkok, piring, nampan, sumpit dan dudukannya, hingga stand cake sesuai permintaan klien. Untuk urusan manajemen, Yudho menggandeng sang istri, Farah Hamzah (32).

Material utama produk Wookies adalah kayu, khususnya jati yang dipastikan legal/bersertifikat, dan beberapa jenis kayu lain, seperti sonokeling, sawo, dan mahoni. Namun, Yudho juga bereksperimen dengan berbagai bahan tambahan, seperti terakota, keramik, kayu, kulit, kuningan, marmer, dan batu alam.

Parabot Produk perabotan kayu Kompas/Riza Fathoni
Parabot produk perabotan kayu
Kompas/Riza Fathoni

Tantangan

Menurut Yudho, membuat produk custom memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya terletak pada proses pembuatan produk yang tidak jarang memakan waktu dan biaya tidak sedikit, dimulai dari riset hingga pengembangan produk. Tak jarang Yudho harus bolak-balik bertemu klien untuk membahas berbagai hal terkait produk yang dipesan.

Hal paling menantang dalam membuat produk custom adalah kesempatan untuk selalu bertemu dan mengerjakan produk-produk baru. Bekerja sama dengan para chef adalah salah satunya karena para chef kerap hadir dengan ide-ide yang tidak biasa dan selalu ingin barang yang berbeda dari yang lain.

Chef itu kayak seniman, dia butuh mempresentasikan karyanya. Nah, kami yang sediakan kanvasnya. Pernah, misalnya, ada yang pesan barang seperti raket bolong-bolong. Kami saja yang bikin bingung ini buat apa, ternyata untuk meletakkan canape yang dialasi daun,” uujar Yudho.

Sebagai sebuah produk custom, Yudho selalu membuat perjanjian dengan para klien, termasuk dalam hal desain. ”Kalau klien punya desain unik sendiri, ya, kami hargai. Namun, kalau kami sudah punya desain standar, lalu diakui, ya, enggak boleh,” kata Yudho.

Yudho memastikan, produk-produk buatannya aman untuk digunakan. Untuk produk-produk yang digunakan sebagai wadah makanan, semuanya di-finishing dengan material aman, sesuai food grade. Terutama untuk klien asing, seperti Jepang dan Jerman, yang memiliki persyaratan ketat soal standar kayu yang digunakan dan merek yang digunakan untuk finishing yang aman. Setiap produk juga dilengkapi dengan petunjuk perawatan agar produk terjaga keawetannya.

”Yang pasti, kayu enggak diapa-apain, enggak dikasih coating apa-apa itu food grade, aman untuk makanan karena alami. Ibaratnya tidak ada unsur kimia.

Yang tidak food grade itu justru kalau ada tambahan zat kimia, seperti cat. Kalau sendok saja natural berarti dia food grade,” ujar Yudho.

Satu tahun terakhir, Yudho dan Farah mulai menjual produk Wookies secara retail. Hal ini disebabkan banyaknya peminat perseorangan yang tertarik membeli setelah melihat akun instagram Wookies. Selain produknya unik dan beragam, produk-produk Wookies juga dikerjakan dengan rapi dan sangat halus.

”Sebenarnya akun instagram ini kayak personal diary-nya Wookies. Di situ kami enggak jualan. Foto saja, tukang lagi bikin apa. Kami enggak pernah pajang harga di Wookies. Malah jelasin jenis kayunya apa. Makanya follower-nya sesama tukang kayu dari AS,” seloroh Yudho.

Namun, rupanya minat orang untuk membeli produk berbahan kayu memang tengah meningkat dan semakin besar. Hal ini, menurut Farah, seiring dengan tumbuhnya minat masyarakat terhadap makanan sehat, seperti makanan organik dan metode clean eating.

”Akhirnya kami coba, dari yang awalnya kami cuma punya stok sisa-sisa, akhirnya kami paksain untuk bikin yang khusus retail dengan nama Parabot Indonesia. Desain enggak boleh sama dengan Wookies karena kami sudah pegang license orang dan enggak boleh menjual produk itu,” kata Farah.

Hingga kini keduanya masih memilih menjalankan usaha dari workshop di Bali dan belum berkeinginan memiliki toko. ”Kalau ada yang mau datang bisa asalkan dengan janji terlebih dulu,” kata Farah dan Yudho kompak.