Tidak mudah untuk bisa mencapai gudang baru milik Lazada, layanan perdagangan elektronik, di kawasan Cakung, Jakarta Timur. Lazada membawa rombongan jurnalis untuk menengok gudang yang baru beberapa hari beroperasi. Menuju lokasi tersebut harus rela melintasi jalan yang bersebelahan dengan saluran drainase yang airnya berwarna kehitaman.
Memasuki kompleks pergudangan milik PT Puninar Logistik, kendaraan yang digunakan harus melintasi beberapa tempat penyimpanan kendaraan roda empat. Gudang milik Lazada berada di bagian paling belakang, berbatasan dengan tanah lapang yang diisi dengan kendaraan berat yang diparkir di sana.
Luasnya mencapai 9.600 meter persegi untuk masuk-keluar barang dan 2.400 meter persegi untuk keperluan lain, seperti pengambilan foto, pengemasan barang, ataupun penyimpanan barang cacat produksi untuk nantinya dikembalikan.
Senior Vice President Operational Lazada Ryn Hermawan mengatakan, gudang utama saat ini terlihat kosong melompong karena belum setengahnya terisi dengan barang.
”Setiap hari ada 50.000 hingga 100.000 barang yang kami terima dari produsen untuk disimpan dan 50.000 barang yang dikirimkan kepada pembeli,” ujarnya.
Gudang inilah yang menjadi infrastruktur Lazada untuk melayani konsumen. Selama ini, konsumen mengetahui barang-barang yang akan dibeli dari katalog daring.
Jika hendak membeli, konsumen harus melakukan tahapan pemesanan barang secara daring, kemudian melakukan pembayaran. Setelah itu, dilakukan pengiriman oleh pihak Lazada.
Gudang milik Lazada memiliki dua pintu di sisi yang berlawanan. Satu pintu digunakan untuk memasukkan barang, sementara pintu lain untuk mengeluarkan barang dalam kondisi terbungkus untuk diantar kurir kepada pembeli.
Peran logistik
Barang yang masuk segera dipasangi kode oleh para pegawai sekaligus diperiksa kualitasnya untuk memisahkan produk cacat dari yang bagus. Selain untuk pendataan, kode tersebut juga untuk menentukan posisi dan rak penyimpanan.
Rak berisi barang-barang yang disimpan Lazada menyerupai lorong di supermarket. Petugas menyusuri lorong sambil membawa daftar barang yang nantinya diambil untuk diserahkan kepada bagian pengiriman.
Di sana, barang kembali diperiksa kondisinya, termasuk dipastikan tipe, warna, atau jenis yang sesuai sebelum dimasukkan ke kardus.
”Jadi, begitu pembeli membuat pemesanan, segera muncul di daftar barang yang diambil ke rak untuk kemudian dibungkus dan dikirim oleh logistik yang menunggu di pintu,” ujar Ryn.
Dia menyatakan, sudah ada mekanisme yang dibuat agar petugas pengambil barang di rak bergerak dalam satu arah yang sama sehingga tidak bolak-balik. Hasilnya adalah waktu yang lebih singkat untuk pemrosesan.
Begitu pula dengan penyedia jasa logistik untuk pengiriman barang, Lazada bekerja sama dengan beberapa pihak meski Lazada juga memiliki divisi logistik sendiri, yakni Lazada Express.
Namun, kata Ryn, Lazada Express cuma efektif di wilayah perkotaan. Daerah lain, termasuk wilayah kepulauan, lebih baik ditangani perusahaan logistik yang berpengalaman puluhan tahun.
Lazada berencana membuka gudang di daerah lain di Indonesia untuk mengakomodasi produsen setempat. Selama ini, Lazada harus mengirim barang ke gudang yang terletak di Jakarta, kemudian diantar kepada pembeli. Waktu yang terbuang itu bisa terpotong dengan keberadaan gudang di daerah.
Begitu pula keberadaan titik hubung (hub) untuk mengumpulkan pesanan di daerah tertentu agar kurir tidak perlu bolak-balik ke gudang. Saat ini baru ada 15 titik hubung. Direncanakan jumlahnya meningkat menjadi 50 titik hubung hingga akhir 2015.
Keberadaan infrastruktur dalam rantai suplai Lazada sangat penting agar bisa memangkas waktu tunggu konsumen dalam proses pembelian barang.
CEO Lazada Indonesia Magnus Ekbom menyebutkan, proses logistik merupakan taruhan utama dari layanan perdagangan elektronik.
Investasi yang dilakukan Lazada sebagian besar akan dikucurkan untuk membenahi lini logistik. Memenangi hati konsumen untuk perdagangan elektronik di Indonesia, menurut Ekbom, hanya bisa dilakukan dengan membangun kepercayaan dan kenyamanan, tidak hanya tiba dengan segera.
Salah satunya metode transaksi bayar di tempat yang diyakini efektif membangun kepercayaan para pengguna.
Saat ini, Lazada juga menguji coba layanan pembayaran sendiri melalui HelloPay di Singapura, yang akan diimplementasikan untuk lima negara lain, termasuk Indonesia.
Konsumen tinggal mengisi saldo di akun tersebut dan memakainya untuk berbelanja di Lazada. Ekbom percaya, perdagangan elektronik di Indonesia akan lebih besar dari tahun sebelumnya. Dalam bisnis ini, logistik merupakan kunci untuk memenangi persaingan.
Perkembangan perdagangan elektronik tidak lepas dari penetrasi internet. Semakin meningkat penetrasi internet, perdagangan elektronik juga akan makin berkembang.
Kompas/