Empat anggota band Naif berpatungan membeli rumah di Mampang, Jakarta Selatan, sebagai kantor manajemen dan studio tempat berlatih. Di tempat itu, band berinteraksi langsung dengan penggemar yang tergabung dalam Naif Fun Club.
”Itu belinya patungan berempat. Awalnya gue sama Jarwo (gitaris) yang nalangin. Belakangan Pepeng (drum) dan David (vokalis) ikut patungan. Nomor rumahnya pakai angka 72 sesuai lagu kami, ’Piknik 72’,” kata Emil, pemetik bas. Naif adalah sedikit band yang bertahan selama 19 tahun dan baru sekali mengubah susunan personel, yaitu keluarnya pemain keyboard, Chandra. Para personelnya pun kini memiliki proyek musik sendiri di luar Naif, tetapi mereka tetap kompak.
Apa resepnya?
”Kami sudah merasa sebagai teamwork yang komplet dan sudah cocok banget. Jadi, kalau ada permasalahan bisa diredam dengan sendirinya atau abaikan saja kalau memang tidak ada solusi. Lagipula nge-band di sini (Naif) lebih banyak ngerasa asyiknya daripada yang enggak asyiknya,” kata Emil.
Pembelian rumah bersama itu bisa jadi salah satu perekat empat sekawan itu meskipun masing-masing sudah berkeluarga dan punya pekerjaan lain. Layaknya rumah, Naif selalu punya tempat untuk berkumpul. Hal itu seperti mewujudkan lagu mereka sendiri, ”Rumah yang Yahud”. Begini liriknya, ”Bangunlah sebuah rumah yang yahud, di mana kita kan dapat bersama. Tak ada yang dapat menyusup masuk ke dalam”. (HEI)
Artikel ini di muat di rubrik Nama & Peristiwa, Harian Kompas