2019nCoV (2019 Novel Corona Virus) atau yang mudah diingat dengan sebutan virus korona sedang menjadi trending topik di berbagai lini media masa dunia. Virus ini diketahui dapat menyebabkan penyakit dari gejala ringan hingga berat pada manusia.
Gejala umum dari infeksi virus korona antara lain gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Sedangkan pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom gangguan pernapasan akut, gagal ginjal, bahkan kematian. Masa inkubasi, rentang waktu dari infeksi virus korona hingga menimbulkan gejala adalah 2-14 hari.
Menurut kantor berita AFP yang mengutip data dari Komisi Kesehatan China, hingga 6 Februari 2020, virus korona sudah merenggut nyawa 564 orang, 562 orang diantaranya warga yang tinggal di Tiongkok. Sedangkan jumlah total penderita di seluruh dunia mencapai 28.018 kasus.
Case Fatality Rate dari infeksi virus korona mencapai 3,1 %. Kabar baiknya, hingga saat ini belum ada temuan kasus konfirmasi virus korona virus di Indonesia.
Awal pekan ini, ada kabar, para ahli sudah menemukan vaksin untuk virus korona, namun belum ada kejelasan lagi. Itu sebabnya, penatalaksanaan atas pasien virus korona masih terbatas pada terapi suportif seperti terapi oksigenasi dan pemberian cairan.
Oleh karena bahaya yang dapat disebabkan oleh virus tersebut, maka penting dilakukan upaya pencegahan sehingga tidak terjadi KLB virus korona di Indonesia.
Dari beberapa rekomendasi pencegahan virus korona, mencuci tangan secara teratur merupakan poin pencegahan yang esensial. Hal ini dikarenakan banyak orang yang sering menggampangkan atau melupakan kebiasan penting ini.
Selain itu banyak juga orang yang mencuci tangan hanya dengan air mengalir tanpa memperhatikan langkah yang benar dan penggunaan sabun untuk mencuci tangan. Tanpa langkah yang benar dan penggunaan sabun, maka cuci tangan tidak akan membersihkan tangan dari kuman penyakit.
Praktik cuci tangan
Jauh sebelum virus korona kembali menyebar, mahasiswa kuliah kerja nyata Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (KKN UGM) akhir tahun 2019 sudah melakukan pemberdayaan masyarakat untuk mencegah penyebaran berbagai virus. Cara yang kami lakukan dengan mengadakan Sosialisasi dan pelatihan Cara Mencuci Tangan dengan Benar di SD Maron 2, Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Program itu bertujuan meningkatkan kesadaran murid-murid SD khususnya kelas 1 terkait pentingnya mencuci tangan dengan sabun dan air bersih dalam pencegahan berbagai penyakit. Mencuci tangan dengan benar dan bersih juga amat diperlakukan pada saat virus korona menyebar ke seluruh dunia pada saat ini.
Sosialisasi, kami awali dengan menampilkan beberapa presentasi interaktif terkait pentingnya cuci tangan. Dengan apa mencuci tangan yang benar, langkah cuci tangan yang benar, serta kapan saja harus cuci tangan.
Kemudian, kami lanjutkan dengan pemutaran video cuci tangan yang dikemas kedalam sebuah lagu. Murid-murid langsung antusias ketika kami menyebutkan akan menayangkan sebuah video.
Kami pun mengajak murid-murid untuk menyanyikan lagu cuci tangan tersebut sambil mempraktekkan langkah-langkah mencuci tangan. Setelah diulang beberapa kali, tampak anak-anak SD tersebut mulai terbiasa untuk mempraktekkan langkah-langkah cuci tangan yang benar.
Selanjutnya, kami meminta beberapa anak maju ke depan kelas, mempraktikkan cuci tangan yang benar sambil dilihat oleh murid-murid lainnya. Agar memacu semangat mereka, kami mengiming-imingi makanan ringan bagi siapapun yang berani maju dan mencoba. Hasilnya, semua anak dengan semangat dan cepat maju secara bergantian mencuci tangan dengan langkah yang benar.
Di penghujung kegiatan, tak lupa kami mengingatkan kembali murid-murid tersebut agar mengimplementasikan cuci tangan tersebut dalam rutinitas sehari-hari mereka.
Daniel S. Pandapotan Saragih, mahasiswa Profesi Dokter Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pernah melaksanakan kegiatan KKN PPM UGM 2019 di Desa Maron, Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Dokter panutan
Comments are closed.