”Supernova” Super Setia

0
1170

Film ”Supernova” bisa dikatakan cukup setia pada versi novelnya, baik dari segi kronologis maupun dialog-dialognya. Sesekali bahkan menjadi terlalu setia saat banyak perenungan dan dialog dalam film tersebut diadopsi mentah dari novelnya. Salah satu tantangan penting bagi sutradara Rizal Mantovani adalah mengombinasikan bagian novel yang penuh dengan teori sains dan spiritualitas ke dalam film berjalinan kisah romantis.

Novel karya Dewi ”Dee” Lestari yang mendiskusikan spiritualitas dan sains dengan kata-kata romantik mampu membangun imaji pembaca.

Donny Dhirgantoro mengadaptasi novel itu menjadi skenario film ini. Ketika kekuatan bahasa dalam novel direfleksikan dalam film yang selain punya cerita dan teks, juga memiliki gambar bergerak, suara, akting, dan pemeran, harus ada upaya untuk menjaga semuanya optimal dalam harmoni.

Seperti novelnya, Supernova dibuka dengan pasangan homoseksual Ruben (Arifin Putra) dan Dimas (Hamish Daud) yang bertemu di Washington DC, Amerika Serikat, dan bertekad menulis karya sastra fenomenal berdua.

Sepuluh tahun kemudian, mereka melaksanakan tekad itu. Dua orang dengan latar belakang kedokteran dan sastra ini memadukan diri dan menulis bersama.

Ceritanya tentang Ferre (Herjunot Ali), seorang pengusaha muda yang sukses, masih melajang, dan jatuh hati pada Rana (Raline Shah), jurnalis sebuah majalah wanita. Rana terikat pernikahan dengan Arwin (Fedi Nuril). Selama beberapa tahun pernikahan itu hanya membuahkan kompromi-kompromi.

Galau

Tokoh lain adalah Diva (Paula Verhouven), seorang supermodel sekaligus pelacur bertarif mahal yang cerdas dan sinis. Berikutnya ialah Supernova, sosok di dunia maya yang menjadi penasihat universal. Rana yang gelisah dengan perselingkuhannya dengan Ferre berkonsultasi lewat internet dengan Supernova. Demikian juga dengan Ferre dan Arwin yang galau ketika berada di tengah ketidakpastian hubungan mereka masing-masing dengan Rana.

Sesekali, plot novel yang nonlinier ini kembali pada Dimas dan Ruben yang terus mengobservasi dan mengerjakan cerita novelnya. Berbeda dengan novel yang struktur non-linearnya lebih rinci, dalam film ini alokasi waktu berpusat pada hubungan Rana dan Ferre. Jalinan tali temali yang mengerat antara tokoh-tokoh lain, yaitu Diva, Arwin, serta Supernova baru terjadi di paruh akhir film.

Pada aspek visual, film yang berdurasi lebih dari dua jam ini digarap dengan bagus. Beberapa kreasi menarik diramu Rizal, antara lain dengan teknik editing, gambar-gambar terdistorsi, bahkan sisipan animasi untuk menggambarkan dunia imaji para tokohnya.

Demi kepentingan keindahan gambar, dibuat pula beberapa penyesuaian dari novelnya, misalnya dengan menciptakan latar cerita yang disebut sebagai pseudo Jakarta. Kota indah dengan rumah-rumah di tebing, menghadap laut. Sayangnya, ada pula pemandangan indah yang sebenarnya tak perlu berulang, karena tidak mendukung cerita. Ada pula adegan yang terkesan berpanjang-panjang demi menekankan muatan verbal, seperti saat Arwin menyampaikan kerelaannya melepas Rana.

Supernova

Judul: Supernova: Ksatria, Putri, & Bintang Jatuh | Sutradara: Rizal Mantovani | Pemeran: Herjunot Ali, Raline Shah, Paula Verhoeven, Arifin Putra, Hamish Daud, Fedi Nuril | Produser: Sunil Soraya, Ram Soraya | Penulis: Donny Dhirgantoro, Sunil Soraya, Dewi Lestari

Nur Hidayati