Melangkah dalam Harmoni

0
493
Pembimbing dan pengurus Kompas Corner SCU berfoto bersama di Wisma Theresia Bandungan, Selasa (11/9/2018).

Melangkah dalam Harmoni? Sepertinya kalimat ini menjadi pegangan semua organisasi. Masa sih? Loh, kenapa tidak? Tentu ketika membuat suatu kegiatan, kita pasti mengajak mereka yang bisa diajak berjalan bersama. Terus apa kabar malam keakraban Kompas Corner Unika Soegijapranata?

Selasa (11/9/2018), pengurus Kompas Corner SCU mengadakan perjalanan dalam rangka malam keakraban. Kegiatan ini berjalan dengan sistem satu hari perjalanan. Singkatnya, pergi pagi pulang malam. Lokasi kegiatan tidak jauh dari Kota Semarang, tepatnya di Wisma Theresia Bandungan.

Tujuan dari kegiatan ini tentunya ingin memupuk solidaritas dan menyelaraskan visi misi tiap anggota. Meskipun terbilang masih baru, 15 anggota Kompas Corner SCU sepakat dengan tema makrab “Beyond the Best. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan komunikasi antara pengurus dengan pembimbing Kompas Corner SCU.

Untuk menarik semangat peserta makrab, acara diawali dengan pemanasan singkat di pagi hari. Setiap anggota diharuskan memperagakan satu gerakan pemanasan di halaman wisma. Senyum dan tawa menghiasi pemanasan, terutama saat gerakan yang diperagakan terlihat aneh dan lucu. Kegiatan dilanjutkan dengan ice breaking Chocolate Choco yang dipandu oleh Angela. Pengurus terlihat heboh memperagakan gerakan-gerakan yang sederhana tapi menguras tenaga tersebut.

Kegiatan berikutnya adalah pemaparan singkat mengenai rencana kerja Kompas Corner SCU oleh Ardian Dinar Pratama selaku Project Manager. Selain rencana kerja, Dinar juga menjabarkan kegiatan apa saja yang sudah dilakukan dan sedang dalam proses pengerjaan.

Setelah itu, peserta makrab menerima materi mengenai organisasi, baik dari proses komunikasi yang baik dalam suatu organisasi dan faktor-faktor kesuksesan lain yang harus dimiliki sebuah organisasi. Materi ini diberikan langsung oleh Sulyana Andikko selaku penanggung jawab Kompas Corner. Beliau juga memberikan penjelasan singkat mengenai Kompas Corner dan saran atas program kerja yang telah disusun.

Sebelum makan siang, ada sesi Message in Bottle. Setiap peserta makrab wajib menuliskan kritik atau saran untuk peserta lainnya tanpa terkecuali, termasuk Andreas Ryan selaku dosen pembina dan Sulyana Andikko selaku penanggung jawab Kompas Corner. Nantinya, tulisan setiap peserta akan dimasukkan ke dalam botol sesuai nama yang dicantumkan.

Tak hanya seputar Kompas Corner, salah seorang dosen Psikologi Unika Soegijapranata juga mengisi acara. Abimanyu mengajak peserta makrab untuk bergerak aktif lewat tarian Cha Cha. Peserta dibuat berpasangan dan menari Cha Cha dengan cepat. Bukan main, insiden demi insiden mewarnai sesi ini. Ada pasangan yang malah menari Cha Cha versi romantis, ada yang saling menginjak kaki, ada juga yang menyerah dan justru menari versi mereka.  Setelah asyik dengan tarian, peserta diminta untuk membagi diri ke dalam dua kelompo. Dalam kelompok tersebut setiap anggota harus menggambarkan siapa dia sebenarnya.

Tim acara makrab juga mengadakan lomba makan kerupuk menggunakan kaki. Perlombaan ini penuh dengan kecurangan dan anarkis. Bahkan ada anggota yang dengan santai makan kerupuk dari toplesnya langsung. Padahal toples sudah disingkirkan oleh tim acara untuk berjaga-jaga.

Sarasehan dan malam keakraban ditutup dengan menerbangkan lampion yang dihiasi dengan harapan tiap peserta makrab untuk Kompas Corner SCU. Sayangnya, lampion tidak bisa terbang karena berlubang. Tidak kehilangan akal, lampion akhirnya tidak diterbangkan tapi dibakar habis bersama harapan-harapan peserta.

Pengurus Kompas Corner SCU menulis harapannya di lampion.

 

Penulis: Kompas Corner/Yosephin Hamonangan Pasaribu

Penyunting: Kompas Corner/Frisca Vyolietta Sunjoto

Dokumentasi: Kompas Corner/ Elias Aude, Gregorius Nobel