Berkenalan dengan Sosok dibalik Puisi dalam AADC 2

0
1396

“ Lihat tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku untuk memilikimu lagi”.

 

Terdengar familiar? Itu merupakan salah satu bait dalam puisi yang terdapat dalam trailer film Ada Apa Dengan Cinta 2. Siapa penulisnya? Tentunya bukan Rangga. Ialah Aan Mansyur, penulis puisi-puisi Rangga pada film AADC 2 yang akan rilis tanggal 28 April 2016. Mari simak wawancara dengan sang penyair yang sedang digandrungi banyak orang ini.

 

Marcomm Kompas/Edbert Leo

 

Q: Bagaimana awal mula Anda tertarik dengan dunia puisi?

A: Berawal dari masa kecil saya yang tidak suka berbicara dengan banyak orang membuat saya harus memilih kata-kata dalam berbicara, termasuk dengan ibu saya, saya harus surat-menyurat untuk berkomunikasi. Tapi, sewaktu kecil saya hanya menulis catatan harian dan saya baru benar-benar tertarik pada puisi saat SMP setelah membaca buku puisi “Simfoni Dua” karya Subagio Sastrowardoyo .Saya merasa puisi-puisi dibuku tersebut mewakili apa yang saya rasakan. Sejak itulah saya mulai banyak membaca serta menulis puisi.

 

Q: Siapa yang berperan besar bagi Anda dalam menulis puisi ?

A: Banyak orang yang berpengaruh dalam penulisan puisi saya, tapi yang mempunyai peran penting untuk saya adalah ibu. Ialah pembaca pertama puisi-puisi saya. Seringkali saya mengirimkan puisi-puisi terbaru saya kepada ibu dan jika 2-3 minggu saya tidak mengirimkan puisi, ibu akan bertanya “Aan sudah berhenti menulis puisi?’’ yang tandanya dia kangen dan puisi menjadi alat komunikasi antara saya dengan ibu saya.

 

Q: Bagaimana perasaan Anda saat diminta untuk menulis puisi dalam film AADC 2? 

A: Saya sangat senang dan ikut serta dalam project ini. Membuat puisi dalam film AADC 2 merupakan cara saya berterimakasih pada AADC,karena saat rilis tahun 2002, saya merasa yakin bahwa saya bisa berkarya lewat jalan ini, membuat puisi. Kalau tidak ada AADC entahlah, mungkin saya sudah berhenti menggeluti dunia ini. Beban tentunya tetap ada. Saya juga tertantang untuk menulis puisi dengan cara yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, hal tersebut membuat saya belajar banyak hal. Saya juga merasa senang karena mempunyai lebih banyak teman, serta rekan kerja baru dan mengenal banyak orang dari dunia perfilman.

 

Q; Apa tantangan terbaru yang Anda maksud dalam menuliskan puisi AADC 2?

A: Pertama karena sudah ada ceritanya dan penonton sudah membayangkan sosok Rangga, dari sana saya harus berangkat menulis puisi. Saya juga berpikir tentang respons penonton, apakah mereka akan kecewa atau menyukai hasil karya saya untuk AADC 2?. Beban-beban seperti itu tidak pernah saya dapatkan sebelumnya ketika menulis puisi yang lain dan disisi lain saya ingin menampilkan sesuatu yang tidak mereka bayangkan, sesuatu yang mengejutkan.

 

Q: Puisi yang di pakai untuk film AADC 2 ini apakah puisi lama yang sudah dibuat sebelumnya atau benar-benar baru? Berapa banyak puisi yang dibuat?

A: Puisi yang dipakai adalah puisi yang benar-benar baru. Saya membuat 31 puisi.

 

Q: Apa yang Anda lakukan untuk mendapat inspirasi dalam menuliskan puisi untuk AADC 2 ini?

A : Saya membayangkan diri saya sebagai Rangga dan menonton AADC berulang kali baik dengan suara atau tanpa suara untuk menangkap emosi serta gestur yang tidak dapat ditangkap apabila menonton dengan suara, membaca skrip AADC 2, dan mempelajari hal-hal lain seperti tentang New York, karakter pemain, dan sebagainya.

 

Q: Apakah ada tuntutan tema dalam menulis AADC 2 dari pihak pembuat film?

A: Tidak sama sekali. Saya merdeka dalam menulis puisi yang seperti saya bayangkan karena ini yang dinamakan kerja kolaborasi. Saya hanya dikasih lihat skrip dan itu menjadi bahan saya untuk menulis karena saya memang dipercayakan untuk menulis puisi-puisinya Rangga.

Marcomm Kompas/Edbert Leo

 

Q: Puisi Anda, “Batas” disisipkan dalam trailer AADC 2 dan mendapat respons yang luar biasa. Apakah ini puisi terbaik dalam buku Anda?

A: Bukan saya yang memilih puisi untuk disisipkan pada trailer tersebut, melainkan pihak film. Secara personal, ada beberapa puisi yang saya lebih sukai. Kuat atau tidaknya puisi tergantung pada di posisi manakah nantinya diletakkan dalam filmnya

 

Q: Menurut Anda, puisi apa yang akan paling berkesan dalam benak penonton AADC 2 ?

A:  Saya tidak punya ekspektasi puisi apa yang akan paling berkesan, kita lihat saja nanti. Saya akan melihat keberhasilan puisi tersebut dengan seberapa banyak orang yang tertarik dengan buku serta puisi-puisi saya.

 

Q: Apakah Anda mempunyai project lain dalam waktu dekat ?

A: Ada, karena saya tidak pernah dalam satu waktu hanya mengerjakan satu project tetapi sekaligus mengerjakan 4 sampai 5 project. Misalnya saya stuck di satu project, saya akan pindah ke project yang lain sampai saya mendapat inspirasi untuk melanjutkan project yang sebelumnya.

 

Q: Kapan project baru tersebut akan dirilis?

A: Saya tidak menargetkan project saya akan selesai pada saat-saat tertentu. Tetapi jika project itu selesai berarti saatnya dirilis.

 

Q: Apa pesan Anda untuk generasi muda yang ingin menulis puisi atau menggeluti dunia sastra?

A: Saya menginginkan genarasi muda untuk menulis karena menulis bukan hanya tentang merangkai kata melainkan cara belajar untuk berpikir. Pesan saya adalah untuk menulis puisi yang bagus kalian harus banyak membaca dan yang paling penting adalah menulis . Menulis itu bisa apa saja, tidak harus puisi namun intinya menulis adalah menulis, apapun bentuknya. Menulislah sampai kehabisan kata dan jangan sampai kehabisan kata.

 

Tim Magangers Batch VII

Ichsan Nurzaman/ Dety rachmadanty