Ilmu Psikologi Bukanlah Ilmu Nujum

59
1479

Beberapa tahun terakhir ini, peminat jurusan ilmu psikologi di berbagai kampus di Indonesia mulai meningkat. Penyebabnya, bisa jadi kalangan calon mahasiswa yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi dan para orangtua mulai familiar dengan jurusan psikologi.

Mahasiswa yang ingin melanjutkan ke jurusan psikologi biasanya karena ingin menjadi seorang psikolog atau staf  kantor yang mengurusi soal sumber daya manusia. Padahal sebenarnya pekerjaan seorang lulusan psikologi sangatlah luas.

Terlepas dari tingginya peminat yang ingin berkuliah di psikologi dan peluang kerja lulusan psikologi, namun hingga saat ini masih banyak loh orang-orang di luar sana yang menganggap kalau jurusan psikologi adalah jurusan yang mempelajari tentang ilmu nujum.

Duh kok bisa ?  karena ilmu psikologi dapat meramal perilaku dan kepribadian seseorang. Stigma itu masih melekat pada mahasiswa psikologi sampai saat ini, apabila mereka ditanya tentang jurusan kuliahnya. Lantas, sebenarnya apa sih yang membedakan ilmu psikologi dan ilmu nujum?

Mempelajari pola
Mahasiswa psikologi biasanya sering menjadi tempat curhat bagi temannya yang mempunyai masalah, lebih-lebih masalah percintaan. Tetapi pernah enggak sih  Ketika kamu bercerita dengan mahasiswa psikologi, dari alur cerita yang kamu ceritakan ternyata mereka sudah mengetahui intinya apa lebih dahulu. Padahal kamu belum bercerita semua ungkapan perasaan dan kejadian yang kau alami.

Nah, itu bukan karena mahasiswa psikologi lagi ngeramal, tapi mereka menemukan pola tentang perilaku manusia yang sama dengan apa yang kamu ceritakan. Hal itu bisa dapat mereka pahami karena mereka mempelajari tentang pola tingkah laku manusia secara umum. Berdasarkan ilmu yang mereka pelajari, mahasiswa psikologi dapat mengetahuinya berdasarkan dari apa yang kamu ceritakan beserta hasil observasi yang mereka lakukan.

Tentu saja cara kerja mahasiswa psikologi atau psikolog berbeda dong dengan ilmu nujum. Kalau kamu tidak bercerita pun peramal atau ahli nujum dengan berani  mengatakan kalau mereka mengetahui akan masa depanmu.

Berdasarkan sain
Selain mempelajari pola perilaku manusia, dalam ilmu psikologi pun diajarkan apabila mahasiswa psikologi berbicara mengenai keilmuannya harus dilakukan berdasarkan sain, karena apa yang ilmu psikologi kaji harus dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Itulah sebabnya  pada ilmu psikologi mahasiswa mendapat pelajaran tentang psikometri dan metodelogi penelitian.

Psikometri diajarkan agar mahasiswa psikologi dapat mengetahui bagaimana membuat alat ukur psikologi yang akurat dan valid sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan metodologi penelitian diperlukan agar mahasiswa dapat memahami perilaku manusia berdasarkan perhitungan sains dan agar tidak didasarkan asumsi belaka. Tentunya hal itu berbanding terbalik dengan llmu nujum yang mungkin sulit untuk dibuktikan secara kaidah ilmiah.

Ada spesifikasi 

Salah satu kegiatan yang diadakan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, menggambar bersama dengan anak-anak yang tergabung dalam Rumah Belajar Children of Heaven

Meskipun ilmu psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia, namun dalam pembelajarannya terdapat spesifikasi lanjutan atau bidang peminatan ketika mahasiswa psikologi akan mempelajari ilmu psikologi secara lebih mendalam. Misalnya ada psikologi pendidikan apabila kita ingin mempelajari perilaku yang berkaitan dengan siswa dan guru. Lalu, psikologi klinis apabila kita ingin mempelajari mengenai psikopatologi manusia. Yang lain lagi, psikologi sosial apabila kita ingin mempelajari gejala sosial berdasarkan perspektif ilmu psikologi.

Oleh karena itu, begitu jelas perbedaan antara ilmu psikologi dan ilmu nujum, karena di ilmu psikologi, seorang pakar psikologi akan berbicara sesuai dengan bidangnya, sedangkan dalam ilmu nujum tidak ada pembagian bidangnya.

Jadi setelah kamu membaca sedikit ulasan mengenai jurusan psikologi, apa kamu masih mau mengira kalau ilmu psikologi sama dengan ilmu nujum? hehehe

Deni Fazri, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Comments are closed.