Farhan Doli Fadhiil Siagian, seorang mahasiswa Ilmu Komputer di Universitas Sumatera Utara (USU), menjadi sorotan berkat karyanya dalam menciptakan aplikasi Literaku. Melalui Literaku, Farhan bersama timnya menghadirkan inovasi berbasis suara yang membantu komunitas tunanetra agar lebih mudah mengakses berbagai bahan bacaan. Karya ini tidak hanya hasil dari studi akademisnya, tetapi juga merupakan bentuk kepedulian dan komitmen nyata untuk meningkatkan inklusi di bidang literasi bagi penyandang disabilitas di Indonesia.
Berawal dari partisipasi dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada tahun 2021, Farhan dan timnya melihat rendahnya tingkat literasi di kalangan tunanetra sebagai permasalahan yang perlu ditangani. Melalui kolaborasi dengan Yayasan Pendidikan Tuna Netra (YAPENTRA), Farhan dan tim berhasil memahami hambatan yang dihadapi oleh tunanetra dalam memperoleh akses ke bahan bacaan, terutama dalam format digital. Berdasarkan informasi ini, tim Farhan merancang Literaku sebagai aplikasi yang ramah pengguna, mudah dioperasikan, dan dapat diakses hanya dengan perintah suara.
Baca juga : Mimpi yang Membawa Savita ke Panggung Dunia | Muda
Farhan merancang Literaku sebagai aplikasi yang ramah pengguna, mudah dioperasikan, dan dapat diakses hanya dengan perintah suara
Literaku memanfaatkan teknologi Natural Language Processing (NLP) dan layanan Google Cloud APIs untuk memberikan pengalaman membaca yang unik bagi pengguna tunanetra. Dengan menggunakan teknologi canggih ini, Literaku mampu membaca berbagai format file digital, termasuk PDF, yang memungkinkan tunanetra mengakses konten bacaan tanpa batasan format.
Untuk navigasi, pengguna cukup mengusap layar untuk mengeluarkan perintah, sementara aplikasi merespons dengan suara yang mudah dimengerti. Ini membuat Literaku mudah digunakan, bahkan bagi mereka yang tidak terbiasa dengan teknologi canggih.
Membuka peluang
Sejak diluncurkan pada akhir 2022, Literaku tersedia secara gratis di Play Store, membuka peluang bagi tunanetra di seluruh Indonesia untuk menikmati pengalaman literasi digital secara inklusif. Farhan percaya bahwa Literaku bukan sekadar aplikasi, tetapi juga alat yang bisa mendorong kesetaraan akses pendidikan. Dengan Literaku, tunanetra dapat memperoleh informasi dan pengetahuan dengan lebih mandiri, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian mereka.
Komitmen Farhan terhadap pengembangan Literaku tidak berhenti pada peluncurannya saja. Ia dan timnya terus menyempurnakan aplikasi ini dengan menambahkan fitur-fitur baru yang lebih interaktif, seperti opsi bahasa dan akses ke sumber bacaan terkini. Farhan berharap Literaku dapat menjadi inspirasi bagi lebih banyak inovasi yang mendukung penyandang disabilitas di Indonesia.
Baca juga : Persembahan Wayang Kulit Dari Mahasiswa dan Dosen UNNES | Muda
Dengan semangat dan dedikasi dalam menciptakan Literaku, Farhan menjadi contoh nyata mahasiswa yang membawa perubahan positif bagi masyarakat. Melalui Literaku, Farhan menunjukkan bahwa teknologi bisa menjadi alat pemberdayaan bagi semua, termasuk mereka yang sering kali terabaikan dalam akses literasi. Literaku bukan hanya aplikasi, namun juga jembatan menuju dunia literasi yang lebih inklusif dan setara.