Gemuruh musik dan semangat solidaritas memenuhi area GBK Sports Complex Senayan, Jakarta, pada Minggu (21/7/2024), menandai puncak kemeriahan We The Fest 2024. Festival musik tahunan yang telah berlangsung selama tiga hari ini menutup rangkaian acaranya dengan penampilan memukau dari berbagai musisi lokal dan internasional di tiga panggung utama: We The Fest Stages, This Stage is Banana, dan Park Stages.
Panggung We The Fest Stages menjadi saksi momen penuh makna ketika The Adams tampil pukul 18.15. Saat membawakan lagu “Timur”, latar belakang panggung menampilkan visual bendera Palestina, tulisan ‘Arafah’, dan berbagai tulisan dengan warna bendera Palestina. Aksi ini seolah menjadi pembuka bagi gelombang solidaritas yang terus bergulir sepanjang malam.
Tak lama berselang, ketika band hardcore punk asal Amerika Serikat, Turnstile, naik panggung pukul 19.30 WIB, beberapa penonton turut mengibarkan bendera Palestina, menunjukkan bahwa musik mampu menjadi medium penyampai pesan kemanusiaan yang kuat. Meski ini bukan kali pertama Turnstile tampil di Indonesia, -Turnstile pernah ke Indonesia pada tahun 2018-, energi punk yang mereka bawa tetap menggelegar, membuat ribuan penonton berjingkrak dan bernyanyi bersama.
Setelah Turnstile, panggung We The Fest Stages dilanjutkan dengan penampilan Omar Apollo pada pukul 21.00. Penyanyi dan penulis lagu asal Amerika itu membawakan hit-hit andalannya seperti “Evergreen” dan “Tamagotchi”, membuat penonton terhanyut dalam alunan R&B yang memikat.
Puncak malam di panggung utama ditutup oleh penampilan Joji pukul 22.40 WIB. Mantan YouTuber yang kini menjadi musisi papan atas ini membawakan lagu-lagu hit-nya seperti “Glimpse of Us” dan “Slow Dancing in the Dark”, menciptakan atmosfer emosional yang intens di antara penonton.
Keragaman
Sementara itu, This Stage is Banana menawarkan sajian musik yang tak kalah menarik. Pukul 21.40, Rizky Febian tampil bersama Mahalini dan Gangga, menghadirkan kolaborasi yang memukau antara pop, R&B, dan balada. Penampilan mereka menjadi bukti nyata bahwa musik Indonesia mampu bersaing dengan musisi internasional dalam panggung sekelas We The Fest.
Sebelumnya, Peach Pit telah membuka penampilan di panggung ini pada pukul 18.30 dengan musik bergenre indie rock khas mereka. Dilanjutkan dengan Teddy Swims pada pukul 20.15, yang membawa nuansa soul dan R&B yang kuat.
Maliq & D’Essentials menutup This Stage is Banana pada pukul 23.30. Band ini membawakan hit-hit mereka seperti “Begini Begitu” dan “Setapak Sriwedari”, mengajak penonton bergoyang hingga larut malam.
We The Kids
Selain penampilan bintang-bintang papan atas baik dari Tanah Air maupun internasional, salah satu highlight We The Fest 2024 adalah area We The Kids yang dirancang untuk anak-anak dan keluarga. Area ini menampilkan kolaborasi Little Essentials dan Happy Trees yang membawakan lagu-lagu ramah anak.
Railey Shahril (32 tahun), pengunjung asal Kuala Lumpur, Malaysia yang hadir bersama putrinya Adele (8 tahun), membagi pengalaman. “Kami datang ke We The Fest memang untuk menonton konser, tapi adanya We The Kids menjadi nilai tambah. Ini pengalaman pertama kami menonton Maliq & D’Essentials secara langsung. Adele sangat menyukai lagu “Kita Bikin Romantis,” ungkap Railey.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno turut hadir memeriahkan We The Fest 2024. Kehadirannya menunjukkan dukungan pemerintah terhadap industri musik Tanah Air. Kehadiran Sandiaga menjadi indikasi pentingnya We The Fest sebagai salah satu festival musik besar di Tanah Air, bahkan juga Asia Tenggara.
Sandiaga Uno juga turut hadir melihat antusiasme penonton We The Fest 2024, Minggu (21/07/2024). Dokumentasi: Volunteer Kompas Muda We The Fest 2024/Labib Berlianto Ilham.
Eksperimental
Dari tiga panggung yang terdapat di We The Fest 2024, Park Stages menjadi tempat bagi musisi-musisi indie dan musisi-musisi yang lebih eksperimental untuk unjuk gigi. Bank membuka panggung ini pada pukul 17.00, diikuti oleh Jo Soegono pada pukul 18.15.
Ylona Garcia & Haven tampil pukul 19.20, membawa nuansa pop yang segar.
White Chorus menggebrak panggung pada pukul 20.25 dengan musik rock alternatif mereka, sementara Zeke and The Popo yang membawa energi punk rock tampil pada pukul 21.35. Ali menutup Park Stages dengan penampilannya yang dimulai pukul 22.55, menghadirkan perpaduan unik antara musik elektronik dan tradisional Indonesia.
Minggu malam itu, We The Fest 2024 resmi berakhir, meninggalkan kesan mendalam bagi puluhan ribu pengunjung yang hadir. Festival ini tidak hanya menjadi panggung bagi musisi untuk unjuk kebolehan, tetapi juga menjadi wadah ekspresi, solidaritas, dan edukasi bagi berbagai kalangan.
Dengan mengusung tema perayaan satu dekade, We The Fest 2024 berhasil menghadirkan pengalaman musik yang holistik, memadukan hiburan dengan kesadaran sosial, serta memperkenalkan musik berkualitas kepada generasi muda. Kesuksesan acara ini menjadi pertanda baik bagi perkembangan industri musik dan pariwisata Indonesia di kancah internasional.
Tim Peliput:
• Khanisa Azahra, Volunter Jurnalis We The Fest 2024, Mahasiswi Institut Pertanian Bogor
• Labib Berlianto Ilham, Volunter Fotografer We The Fest 2024, Mahasiswa Universitas Sebelas Maret
• Gideon Gilang Yudista, Volunter VideograferWe The Fest 2024, Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember