Kuliah Kerja Nyata, Pembelajaran Pengabdian Masyarakat (KKN-PPM) mahasiswa Universitas Gadjah Mada selalu memunculkan inovasi dan kreativitas yang menarik. Tidak terkecuali mahasiswa KKN-PPM UGM yang mengabdi di Padukuhan Pakelan, Sumberarum, Moyudan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Melihat peluang mayoritas masyarakat yang bekerja sebagai petani dan besarnya produksi pertanian di Padukuhan Pakelan, mahasiswa KKN-PPM ini kembangkan limbah padi jadi produk makanan kaya gizi. Salah satu limbah padi yang jarang dimanfaatkan sebagai bahan pangan adalah bekatul. Bekatul merupakan limbah dari penggilingan gabah pada penyosohan kedua. Ketersediaan bekatul sendiri di Indonesia terdapat sekitar 4,5-5 juta ton per tahun. Cukup banyak, tetapi jarang sekali dimanfaatkan sebagai bahan pangan.
Program kerja ini diusulkan oleh Alfina Nur Sekarsari, mahasiswa program studi Gizi Kesehatan FK-KMK UGM yang bekerja sama dengan rekan satu subunit Pakelan. Setelah melakukan studi literatur dan uji coba, akhirnya para mahasiswa KKN-PPM ini memperkenalkan kepada masyarakat produk makanan mochi bekatul. Selain sebagai produk pangan yang nikmat, mochi bekatul juga dinilai mampu mencegah tingginya kolesterol. Dalam bekatul sendiri terdapat kandungan serat pangan yang mampu menurunkan kadar kolesterol, mencegah diabetes, dan melancarkan pencernaan usus besar (Estiasih, Ahmadi dan Santoso, 2021).
“Berawal dari melihat luasnya potensi pertanian di Moyudan ini, kami terpikir adakah potensi lain dari limbah bekatul yang selama ini hanya menjadi pakan ternak. Setelah membaca berbagai referensi, ternyata bekatul dapat menjadi bahan pangan fungsional kaya gizi yang utamanya dapat mencegah hiperkolesterol. Dengan demikian, tercetuslah ide pemanfaatan bekatul menjadi bahan tambahan dalam inovasi produk makanan, salah satunya mochi bekatul,” ujar Alfina selaku PIC program.
Sosialisasi dilaksanakan pada hari Jumat, 21 Juli 2023 pukul 16.00 WIB di Dusun Ngrandu RT 04, Padukuhan Pakelan. Kegiatan dilakukan bersama dengan ibu-ibu PKK Dusun Ngrandu yang berjumlah 19 orang. Dengan mengundang ibu-ibu PKK sebagai peserta sosialisasi, harapannya produk ini bisa dikembangkan sehingga dapat menjadi ladang manfaat baik dari segi ekonomi maupun kesehatan. Antusiasme ibu-ibu PKK terlihat ketika menanggapi sosialisasi maupun melontarkan beberapa pertanyaan. Selepas sosialisasi, ibu-ibu langsung dapat mencicipi olahan mochi bekatul yang dibuat oleh mahasiswa KKN-PPM.
“Menurut saya mochi bekatul ini bentuk dan besarnya sudah pas, artinya tidak kebesaran maupun kekecilan. Lebih baik tidak dikasih pewarna makanan. Untuk rasa sudah enak dan lembut, kurang manis sedikit saja tapi jangan kemanisan,” tutur Bu Nurjannah, salah satu peserta sosialisasi dari Dusun Ngrandu, Pakelan.
Pada dasarnya, proses pembuatan mochi ini hanya menggunakan tepung bekatul sebanyak 10-15% dari tepung ketan yang merupakan tepung utama. Namun demikian, penambahan tepung bekatul sebanyak 10-15% masih menghasilkan produk makanan yang optimal dari segi sensoris atau dapat diterima konsumen (Hadi dan Siratunnisak, 2016). Selain itu, mahasiswa KKN-PPM juga menambahkan stroberi dan cokelat sebagai isian mochi, sehingga menambah daya tarik konsumen.
“Harapan kami, setelah mengetahui besarnya potensi gizi pada bekatul padi ini, masyarakat dapat termotivasi untuk meningkatkan nilai tambah bekatul padi melalui berbagai inovasi produk makanan lainnya,” ujar Alfina menambahkan.
Penulis : Danu Adam Nugroho, Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Fotografer :
– Rahmaditya Pratama Siraj, Mahasiswa Fakultas Geografi, UGM
– Alfina Nur Sekarsari, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM