Henry Manampiring, bercerita tentang bagaimana filsafat stoa dapat membantu dirinya dalam mengatasi kecemasan dan berpikir tenang. Stoicism pada dasarnya mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang berada dalam jangkauan kendali kita. Stoicism saat ini tengah cukup populer diberbagai kalangan masyarakat. Sebenarnya apa sih filosofi stoic itu?
Dalam sesi conference dirangkaian acara Kompasfest 2023: Creation” yang diselenggarakan hari pertama pada Sabtu (17/06/2023), di Senayan Park Jakarta, Henry Manampiring hadir menjelaskan lebih dalam mengenai segal hal berkaitan stoicism yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sesi Henry diberi judul Unleashing The power of Stoicism in Youth.
Henry Manampiring, mengetahui filosofi Stoicism ini pada tahun 2017, dimana saat itu ia tengah depresi. Di tengah-tengah masa pengobatan setelah konsultasi dengan psikiater, ia ketemu stoic dan ternyata hal itu membantu dirinya pulih lebih cepat dari depresi. Henry mengatakan setelah menerapkan stoicism dalam sehari-hari ia menjadi lebih tenang dan stabil dalam mengendalikan emosi dalam diri.
“Setelah menerapkan stoic ini saya jadi agak chill ya, bukan berarti jadi gak peduli. Tetapi jadinya lebih gamudah emosi lebih stabil.”
Prinsip “stoicism”
Penjelasan sederhana dari para stoic begini: kita hanya bisa mengendalikan apa yang ada dalam kendali kita, yakni pikiran dan tindakan kita sendiri. Apa pun di luar dua hal ini adalah hal eksternal di luar kendali kita. Karena itu, yang kita bisa kendalikan hanya penilaian kita terhadap hal-hal eksternal ini. Hal eksternal yang dimaksud adalah semua peristiwa, situasi, dan tindakan atau perilaku orang lain terhadap kita.
Dalam hidup rencana apapun itu, mulai dari rencana kecil sampe rencana besar, selalu mengingatkan diri “what if gagal”. Harus ada plan b, menyiapkan bahwa selalu alam semesta itu gak berjalan ikutin rencana kita. Meyiapkan diri kalo kadang hidup tidak berjalan sesuai dengan kemauan kita. Kalau hanya ikutin kata hati atau yang biasa disebut follow your heart dalam menjalankan suatu rencana tapa persiapan apakah semua akan tentu terjadi sesuai dengan kemauan kita?, Henry Manampiring sendiri kurang setuju dengan quotes ini.
“Saya juga kurang setujudengan kata dengerin kata hati, menurut saya “follow your heart” doang itu resiko patah hati dan kecewa. Kalo boleh saya usul ganti kalimatnya menjadi ‘follow your heart but disscus with your brain’. Jangan cuman hati, tapi juga harus berpikir rasional gak? hal apa yang sudah saya lakukan untuk mencapai ini?.”
Semakin mencoba mengendalikan apa yang di luar kendali, semakin besar kemungkinan kita untuk frustrasi, kecewa atau bahkan sakit hati ketika yang terjadi di luar harapan. Oleh karena ini, kita harus tetap berusaha dan bekerja sebaik mungkin. Jika kinerja diapresiasi, syukur, jika belum, seorang stoic tidak akan menghabiskan tenaga atau waktu sedikitpun untuk mengeluh. Seorang stoic menyadari dia punya kendali penuh untuk memutuskan dan menintrospeksi diri.
Henry Manampiring sendiri kini tengah mengerjakan sebuah buku non fiksi lanjutan dari buku filosofi teras, salah satu buku best seller karyanya.
Penulis: Mutiara Dwi Setyorini, Volunteer Kompas Muda untuk Kompasfest 2023, Mahasiswa Sekolah Tinggi Multi Media “MMTC” Yogyakarta
Fotografer: Mochamad Riansyah, Volunteer Kompas Muda untuk Kompasfest 2023, Mahasiswa Universitas Mercu Buana