Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2023 yang merupakan festival tahunan musik jazz terbesar kembali sukses membuka hari pertamanya dengan meriah. Meskipun telah diselenggarakan sejak 2005, Java Jazz Festival tidak pernah gagal dalam membangkitkan hasrat khalayak umum pada musik jazz. Penampilan dibuka oleh Harry Toledo & The Turbulance of Soul, Laufey, penyanyi asal Islandia, hingga Ali, band asal Jakarta dengan beberapa elemen musik Timur Tengah pada Jumat (2/6/2023). Festival ini memiliki 12 panggung yang mampu menggaungkan semangat para penontonnya dari sore hingga tengah malam.
Berada di tengah hiruk pikuk keramaian umum perlahan-lahan menjadi kegiatan yang dapat dilakukan kembali setelah tiga tahun semenjak Covid-19 resmi dinyatakan sebagai pandemi global. Antusiasme para penampil nampak luar biasa, tetapi sorak sorai penonton pun tak kalah luar biasa khususnya setelah WHO telah mengumumkan berakhirnya status Covid-19 sebagai darurat kesehatan global secara resmi pada Mei lalu.
Lagu pandemi
Dalam kesempatan itu, Kompas Muda juga terhubung dengan salah satu musisi muda Tanah Air, Teza Sumendra yang menjadi salah satu penampil JJF. “Rasanya cukup nervous, tetapi senang juga karena beberapa festival sudah tidak wajib pakai masker lagi,” ujar Teza ketika menghampiri booth Harian Kompas.
Teza merasakan nostalgia ketika tampil di Java Jazz Festival 2023. Ia tampil pertama kali pada tahun 2011 dan terakhir kali tampil pada 2017. Teza juga menceritakan rutinitasnya sejak pandemi dimulai, aktivitas sekarang, hingga single yang telah ia rilis 2022 lalu, “The Intro(vert)”.
Di tengah masa pandemi, Teza menjaga kesehatan tubuhnya dengan beristirahat yang cukup sekitar 6-7 jam sebab apabila jam tidur yang ia miliki kurang, suaranya dapat terganggu bahkan bisa hilang. Teza juga mempelajari beragam hal baru mulai dari belajar mixing lagu, menjadi DJ, menyelenggarakan konser virtual, mengumpulkan materi berkaitan dengan musik, serta merilis single “The Intro(vert)” yang berkisah mengenai rutinitas Teza selama dua tahun pandemi dan burn out yang dialaminya.
“Hari ini aku nyanyi semua lagu original, salah satunya berjudul ‘I Want You, Love’ dan ada lagu yang kolaborasi dengan penyanyi favorit aku, Rinni Wulandari,” tuturnya. Teza berharap semua line-up dapat tampil dengan lacar, berjalan dengan kondusif hingga akhir, tak lupa juga dengan para pengunjung agar dapat menjaga kebersihan di Java Jazz Festival 2023.
Ragam bentuk cinta
Selanjutnya, Kompas Muda juga mendapat kesempatan mengobrol dengan salah satu band dengan aliran indie pop dan indie rock Tanah Air, Reality Club. “Perbedaan jelas waktu pandemi tidak ada live show, waktu pandemi kita juga bikin konten selain musik seperti konten masak dan olahraga,” tutur grup band asal Jakarta ini.
Java Jazz Festival 2023 merupakan Java Jazz pertama bagi Reality Club. Pada tahun 2020, grup band ini terhalang tampil sebab derasnya hujan yang tak kian berhenti.
Reality Club merilis album baru mereka yang berjudul Reality Club Presents pada Jumat lalu (26/5/2023). “Album ini memiliki konsep romance and all the different colors and paces, also shapes of romance,” lanjut mereka.
Vokalis Reality Club, Fathia Izzati atau lebih akrab dengan sapaan Chia berharap para penonton dapat menikmati rangkaian acara selama tiga hari di Java Jazz Festival 2023, dapat terinspirasi untuk menciptakan musik atau menjadi lebih kreatif, serta Java Jazz Festival mampu membahagiakan audiens yang telah datang.
Penulis: Ni Putu Gita Cahyani Dewi, Volunter Kompas Muda untuk Java Jazz Festival 2023, Mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN
Fotografer: Andi Fauzan Sabir Siradj Munir A., Volunter Kompas Muda untuk Java Jazz festival 2023, Mahasiswa Universitas Hasanuddin