Semangat baru telah menyelimuti jiwa muda. Itulah hal yang dirasakan oleh seluruh Sobat Muda pada hari Sabtu (4/2/2023) dalam perayaan Hari Ulang Tahun ke-16 Kompas Muda. Kemeriahan acara dirasakan oleh seluruh peserta, baik yang hadir di Kompas Institute, Palmerah, Jakarta maupun yang mengikuti acara melalui daring. Setelah dua tahun perayaan dilakukan secara daring, kali ini kegembiraan perayaan ulang tahun bisa dirasakan secara langsung.
Magangers dari batch I hingga batch XII diundang untuk merayakan ulang tahun Kompas Muda bersama-sama. Bukan hanya magangers, tetapi volunter dan pengikut media sosial Kompas Muda dari berbagai daerah juga diajak untuk ikut serta memeriahkan acara. Seluruh peserta bersemangat untuk membagikan keseruan acara melalui media sosial dengan tagar #Muda16ThnAnn.
Dengan tema “Gelora Muda Menjelajahi Dunia”, para Sobat Muda diajak mempersiapkan bekal untuk memasuki dunia kerja. Andreas Maryoto selaku Wakil Redaktur Pelaksana Harian Kompas memberikan sambutan dan mengajak para Sobat Muda untuk lebih terlibat dalam kegiatan Kompas yang memberikan peluang menjelajahi dunia. Hal tersebut dikuatkan dengan sambutan Kepala Desk Budaya, Budi Suwarna, yang mengatakan, Kompas Muda merupakan ruang bersama untuk belajar dan berbagi yang dapat dimanfaatkan Sobat Muda.
Tak ketinggalan, perayaan ulang tahun dilengkapi dengan acara bincang-bincang bersama dua narasumber spesial, loh! Sobat muda diajak ngobrol bareng dan bertukar cerita bersama Asti Candramaya, Senior PR Consultant dan Dinda Richfiela, HR & Learning Development Manager Harian Kompas. Sesi yang dipandu oleh Wartawan Harian Kompas Riana A Ibrahim ini berjalan sangat seru.
Asti dan Dinda menjawab kegelisahan anak muda terkait masa depan. Salah satunya, lebih baik mengembangkan kemampuan yang sudah ditekuni saat ini atau mencari kemampuan baru untuk meningkatkan kualitas diri.
Menurut Dinda, mengembangkan kemampuan yang sudah ada dan mencari kemampuan baru untuk menambah nilai diri merupakan hal yang perlu berjalan secara simultan. “Mencari hal yang baru tetapi tetap menjadi nilai tambah apa yang sudah kita punya,” tutur Dinda.
Tantangan dapat terjadi dalam menjalaninya. Asti merasa waktu dan generation gaps merupakan tantangan baginya. Menurutnya, “Aku kan milenial. Aku ada di platform TikTok yang mayoritas users-nya adalah Gen Z. Jadi, dari cara komunikasinya saja sudah beda.”
Asti merespons hal tersebut dengan bersikap adaptif. Ia mengatakan, “Hal-hal kayak gitu yang harus aku sesuaikan. Ada generation gaps yang aku harus jadi orang yang adaptif juga.”
Menanggapi pilihan untuk bekerja sesuai passion dengan finansial yang minim atau sebaliknya, Dinda berpendapat, “Karier itu ada dua yang utama, yaitu transaksi dan aktualisasi. Terserah kita mau mengutamakan yang mana.”
Menurut Asti, pekerjaan tidak harus sesuai dengan passion. “Saat bekerja akan ada satu titik di mana kamu akan burn out dan capek. Aku enggak mau mengorbankan passion terus akhirnya aku benci sama passion itu. Aku doing passion on the side aja,” kata Asti.
Antusiasme peserta terlihat dalam sesi berbagi ilmu ini. Para peserta yang hadir secara luring dan daring menggunakan kesempatan yang ada untuk bercerita serta bertanya kepada kedua narasumber. Asti dan Dinda membagikan pengalamannya untuk mengatasi creative block yang dialami oleh salah satu peserta, yakni dapat mencoba penyegaran dengan suasana baru dan menemukan ritme dari hal yang dilakukan.
Bernadien Pramudita Tantya Kirana atau Ira, Magangers Kompas Muda Batch XII, yang hadir secara luring merasa topik yang diangkat dalam acara ini cocok untuk anak muda. Setelah menyimak sesi berbagi cerita tersebut, Ira mengambil poin penting bahwa passion tidak harus menjadi modal untuk menghasilkan uang. “Kalau passion dan hobi mau dijadikan jalan hidup/pekerjaan, pertimbangannya banyak banget karena harus siap dengan konsekuensi ga menyukai hobi/passion itu lagi ketika burn out tetapi masih menjadi pemasukan utama,” tutur Ira.
Hal serupa dirasakan oleh Aghniya Kamila atau Nia, Magangers Kompas Muda Batch XI. Ia mengatakan, “Satu yang paling aku inget adalah tentang nyari kemampuan baru atau ngembangin yang sudah ada. Ternyata, jawabannya enggak se-simple milih salah satunya. Kita bisa nyari kemampuan baru yang masih relate dengan kemampuan yang sudah ada”.
Nia yang menjadi Ketua Panitia HUT Kompas Muda tahun ini, senang dengan antusias peserta yang banyak bertanya dengan passion dalam pekerjaan. “Jadi banyak belajar juga tentang dunia kerja dari pertanyaan temen-temen yang hadir. Mulai dari gaji sampai perbedaan tuntutan pekerjaan di perusahaan multinasional dan yang bukan,” sambungnya.
Setelah saling bercerita, perayaan ulang tahun dengan cake pops lucu yang diiringi lagu “Selamat Ulang Tahun” dari Jamrud pun semakin memeriahkan acara. Para peserta menyampaikan harapan untuk Kompas Muda beserta kenangan yang dialaminya selama berdinamika di Kompas Muda. Ada yang rindu pulang bersama setelah magang hingga rindu dengan kegiatan liputan yang pernah dilaksanakan.
Keseruan masih berlanjut dengan adanya permainan Cari Aku yang dilakukan dengan mencari suatu barang sesuai petunjuk secara berkelompok. Kelompok sengaja dipilih secara acak sehingga satu sama lain semakin mengenal.
Dalam permainan, setiap kelompok harus menemukan sebuah jawaban yang ditulis di kertas. Sambil bersenda gurau, mereka berpencar mencari kertas kecil yang disembunyikan panitia.
Salah satu momen spesial dalam acara tersebut yaitu pertemuan Magangers Kompas Muda Batch XII yang sebelumnya hanya saling menatap layar untuk mengikuti kegiatan magangers secara daring, pada tahun 2021. Walaupun tidak seluruh magangers batch XII hadir secara luring, tetapi sukacita tetap dirasakan oleh seluruh peserta yang hadir. Tentunya momen ini menjadi hal yang spesial untuk mendekatkan satu sama lain.
Acara diakhiri dengan karaoke bersama, pembagian hadiah, dan foto bersama seluruh peserta. Kebahagiaan terus berlanjut hingga ke media sosial dengan melihat berbagai momen yang terekam gawai. Selamat ulang tahun Kompas Muda dan sampai jumpa dalam keseruan kegiatan Kompas Muda lainnya, ya, Sobat Muda.
Penulis:
Cheicylia Grevelyn Hutasoit, Mahasiswi Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada, Magangers Kompas Muda Harian Kompas Batch XII
Fotografer:
Kemas Muhammad Adri Mahindra, Mahasiswa Ilmu Sejarah Universitas Indonesia, Magangers Kompas Muda Batch XI