GenZAgainstStunting, kelompok 18 penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) yang dimentori Karina Isnaini Putri memberi edukasi mengenai gizi buruk atau stunting di dua posyandu di Kalideres, Jakarta Barat pada 16 dan 24 November 2022 lalu.
Proyek sosial itu merupakan rangkaian dari kegiatan persiapan (kuliah) S1 di luar negeri yang dilakukan oleh Awardee BIM. Kegiatan edukasi diberikan kepada warga dua Posyandu Kenari dan Posyandu Sekar Tanjung 3 di bawah naungan Puskesmas Kalideres, Jakarta Barat.
GenZAgainstStunting beranggota siswa SMAK 1 Penabur Jakarta, yang antara lain terdiri dari Abraham Abednego Lincoln Dwiatama Litik, Berwyn, Ferdinand, Jonathan Randall, Mattheus Bryan Djahtranto, Michael Evan Djunaidi, dan Nicholas Nevin Tan.
“Kami mengangkat isu stunting, setelah melihat mural bertulisan ‘Ayo Cegah Stunting Demi Pertumbuhan Anak Optimal’,” ujar Mattheus, ketua GenZAgainstStunting. Tulisan tersebut menyadarkan Mattheus dan kawan-kawan, bahwa hidup tidak selalu seperti yang terlihat di permukaan, megah dan mewah. “(Setelah) membaca kalimat persuasif tersebut, timbul rasa ingin tahu kami mengenai kondisi stunting di Indonesia,” lanjut Mattheus.
Mengutip Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan tahun 2021, Abraham menambahkan, prevalensi balita penderita stunting di Indonesia sebesar 24,4 persen. Kondisi itu menempatkan Indonesia pada posisi tertinggi kedua di Asia Tenggara dan tertinggi kelima di dunia. “Demi turut serta membantu pemerintah menurunkan prevalensi stunting ke 14 persen pada tahun 2024, kami akhirnya memutuskan untuk ikut serta berkontribusi memberikan edukasi kepada masyarakat,” tambah Abraham.
Setelah persiapan matang, 16 November 2022 lalu proyek sosial perrama di Posyandu Kenari dimulai. Pada pagi hari, ibu-ibu yang memiliki anak balita yang rutin diperiksa sebulan sekali diundang untuk menghadiri kegiatan di ruang edukasi.
Setelah itu, sosialisasi dilakukan oleh Abraham dan Ferdinand dengan media powerpoint. Keduanya menerangkan cara mendiagnosis stunting, cara pencegahan dengan pencukupan nutrisi ibu selama kehamilan dan menyusui, hidup bersih dan sehat, serta pemberian ASI Eksklusif dan makanan pendamping air susu ibu (MPASI) pada bayi. Pada kesempatan itu para ibu juga mendapat penjelasan manfaat dan pentingnya pemberian ASI Eksklusif dan MPASI pada balita berusia 0 sampai 24 bulan.
Selain presentasi materi tentang stunting, para ibu juga disadarkan mengenai pentingnya mencuci tangan melalui kegiatan berupa gim berhadiah.
Berwyn, anggota GenZAgainstStunting menyatakan, sebagai parameter keberhasilan ia dan kawan-kawannya dalam menyampaikan materi, pihaknya menggunakan metode pre-test dan post-test. Hal itu untuk mengklarifikasi dan memastikan bahwa seluruh hal yang mereka sampaikan akurat. “Kami didampingi dr Stefan dari Health Activator Indonesia,” ujarnya.
Di akhir sesi, seluruh peserta mendapat tas berisi cerelac, susu, dan kacang hijau. Selama kegiatan, terlihat seluruh peserta yang datang sangat antusias dan aktif mendengarkan sosialisasi.
“Dari sosialisasi ini, kami menjadi tahu bahwa bakteri itu ada dimana-mana dan tidak hanya ada di luar saja atau di ponsel saja. Terkadang, kalau kita memilih sayur itu kotor, alangkah baiknya kalau kita nyampe rumah kita cuci tangan pakai sabun dulu yang benar, baru kita ketemu anak kita,” kata salah satu ibu yang ikut sosialisasi.
Ia ingin memberikan makanan yang bergizi baik agar anaknya tidak terkena stunting, karena kalau sudah terkena stunting, segalanya akan terlambat. Untuk diobati sudah terlambat, pertumbuhan otak sudah terlambat. Kami gak mau anak (saya) ketinggalan dari (anak) yang lain,” ujar ibu itu lagi.
Proyek sosial yang kedua dilakukan 24 November 2022, di Posyandu Sekar Tanjung 3. Edukasi serupa dilakukan masih dengan tema yang sama, namun kali ini menggunakan media sosialisasi yang berbeda, yaitu menggunakan leaflet dan poster.
Pada kesempatan tersebut, dr Samuel Lionardi mendampingi dan memastikan keakuratan materi yang dipaparkan. Di akhir sesi, semua peserta mendapat tas berisi beras, gula pasir, minyak, dan kotak makan. Dari kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan, kami berharap ibu-ibu makin termotivasi dan menyadari pentingnya menerapkan pola hidup sehat.
Mengenai adanya sosialisasi itu, Irmawati yang ikut penyuluhan di Posyandu Sekar Tanjung 3 mengatakan dirinya belajar terutama tentang perkembangan anak melalui MPASI. Kebetulan tumbuh kembang anaknya susah, apalagi kenaikan berat badannya. Setelah sosialisasi itu, untuk menjamin kesehatan dan pertumbuhan anaknya, ia akan memberi makanan MPASI yang bergizi, sesuai penjelasan yang ia terima dari acara tersebut.
Sabrina Febrianty, ahli gizi dari Puskesmas Kalideres, menyampaikan terima kasih kepada para Awardee BIM yang melakukan sosialisasi stunting kepada masyarakat dengan baik.
“Masyarakat akhirnya mengerti dan sadar pentingnya pemberian makan bayi dan anak untuk mencegah stunting kedepannya,” ujar Sabrina.
Ia juga berterima kasih kepada Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dan Penabur yang memberikan kesempatan bagi Awardee BIM untuk melaksanakan proyek sosial membantu masyarakat dan ikut berkontribusi demi generasi emas Indonesia 2045. Pusat Prestasi Nasional adalah pihak yang memiliki pogram sosial itu untuk memperkuat portofolio pengalaman peserta didik.
Ferdinand, siswa SMAK 1 Penabur Jakarta