Kompasfest 2022 presented by BNI merupakan festival kreatif yang diadakan oleh Harian Kompas. Di tahun kedua ini, acara yang menginspirasi generasi muda dalam mengembangkan potensi dan kreativitas digelar secara hibrida. Para peserta bisa memilih kelas daring maupun kelas tatap muka yang berlangsung di M Bloc Space dan Kala di Kalijaga, Jakarta Selatan selama dua hari, 19-20 Agustus 2002. Bila ingin sesuatu yang lebih seru sambil menikmati music, peserta juga bisa mengikuti sesi konferensi.
Mulai dari sesi conference, klass, hub, hingga show performance ada di acara ini. Jadi, anak muda yang hadir berkesempatan untuk mendapatkan wawasan mengenai pengembangan soft skills dan hard skills di berbagai bidang sekaligus melepas kepenatan di tengah hiruk pikuk kesibukan mereka.
Topik dan narasumber dalam acara ini juga tidak kalah keren. Adapun salah satu narasumber untuk sesi conference adalah Boy William, seorang kerator konten yang cukup terkenal sekaligus CEO dari BW Productions. Dia hadir di Kompafest pada hari pertama, Jumat (19/8/2022).
Pria berusia 30 tahun ini membagikan kisah dan pengalamannya dalam sesi bertajuk “How To Stay Relevant: Behind The Scene”. Dalam sesi ini, Boy William memberikan para peserta kiat-kiat untuk tetap menjadi relevan di tengah-tengah digitalisasi yang tengah berkembang pesat.
Di era digital yang serba cepat di mana semua warganet bisa berkomentar, Boy punya mantra khusus yang bisa dipakai generasi muda yang ingin menjadi creator konten. Dia tak mudah terpengaruh komentar warganet. ”I just don’t care. Buat apa masukin itu ke kepala kita, nanti kita jadi insecure sendiri. Bisa habis energi kita karena kalau ketemu komentar jelek akan ada lagi komentar yang lain,” tuturnya.
Usai pemaparan materi oleh Boy William, peserta Kompasfest juga diajak untuk hanyut dalam alunan musik bersama Juicy Luicy. Grup musik dibentuk pada tahun 2010 ini berhasil menyihir penonton dengan salah satu lagu yang membawanya ke tangga kesuksesan, yaitu “Lantas.” Lagu ini bercerita tentang perasaan seseorang yang masih menaruh hati terhadap kekasihnya yang telah memiliki pasangan.
Julian Kaisar, vokalis Juicy Luicy, sukses membawakan lagu ini dengan seru dan asyik. Apalagi diiringi suara koor para penonton yang hafal dengan hampir semua lagu Juicy Luicy.
Mengemas konten digital
Selain sesi konferensi, Kompasfest juga menghadirkan kelas-kelas inspiratif (klass) dengan menghadirkan 50 pembicara. Beragam tema diberikan untuk generasi muda yang ingin mendapat banyak ilmu. Klass dalam acara Kompasfest 2022 ini merupakan sebuah sesi layaknya kelas. Akan tetapi, klass dikemas dengan menarik dan asyik sehingga tidak membosankan.
Salah satu kelas secara daring adalah sesi “Disruptive Digital Content: Is Content Still The “King”?”. Materi dengan menghadirkan pembicara Natasha Keniraras, seorang kreator digital yang eksis di salah satu aplikasi video pendek. Pertama-tama Natasha memaparkan pengertian dan makna konten. Dia juga berbagi tentang dampak-dampak negatif yang dapat ditimbulkan akibat bersosial media. Mungkin Sobat Muda di sini sudah mulai menyadari bahwa media sosial memiliki sifat adiktif.
Selain dapat menimbulkan adiksi, Natasha menambahkan bahwa media sosial dapat membuat kita merasa tertinggal atau the fear of missing out (Fomo). Fenomena tersebut merupakan hal yang wajar terjadi karena dunia kita telah “berputar” di media sosial.
Meskipun hal tersebut wajar terjadi, bukan berarti kita akan terus membiarkannya. Natasha juga memaparkan berbagai cara untuk dapat mengontrol dampak-dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh media sosial. Natasha mengajak peserta untuk mulai membuat konten di media sosial dengan memberikan rekomendasi fitur dan aplikasi yang dapat menunjang pembuatan konten.
Natasha membagikan rancangan rencana yang dapat diikuti oleh peserta Kompasfest 2022 ketika mulai membuat konten di sosial media. Terlepas dari itu semua, konsistensi merupakan hal yang paling penting. Rencana dan perjalanan Sobat Muda di dunia media sosial akan sia-sia apabila tidak konsisten membuat konten.
Dari hobi menjadi bisnis
Pembicara lain yang juga menginspirasi adalah Dimas Ramadhan Pangestu yang di media sosial dikenal dengan nama Dims The Meat Guy. Sobat Muda tentu tidak asing dengan Dims The Meat Guy, bukan? Pemuda yang populer di kalangan Gen Z karena kecintaannya terhadap daging dan cara memasaknya.
Dims The Meat Guy aktif memasak sejak tahun 2014, lebih dari 7 tahun lalu. Perjalanannya di dunia masak ini dimulai karena memasak merupakan hobinya. Lantas, bagaimana Dims The Meat Guy bisa menjadikan masak sebagai hobinya?
Jawabannya simpel, ia suka makan makanan enak. Ia menemui kesulitan untuk menemukan restoran yang sesuai dengan selera lidahnya. Akhirnya, Dims The Meat Guy mulai mencoba untuk membuat makanan enak sesuai dengan cita rasa yang ia sukai.
Pilihan jatuh pada daging kare bagi Dims, daging memiliki jenis, tingkatan dan rasa yang berbeda. Bahkan, daging dari setiap negara pun memiliki cita rasa yang berbeda-beda.
Meskipun demikian, Dims The Meat Guy menyadari bahwa memasak itu sulit. Mulai dari ketakutan untuk memulai, ketidaksediaan bahan, hingga ketidaktahuan akan resep makanan yang enak.
“Memasak perlu dilakukan untuk lebih mengenal diri kita sendiri. Dengan memasak kita dapat ketertarikan yang kita miliki. Kita tidak pernah akan tahu bahwa memasak itu merupakan bakat dan hobi terpendam kita selama ini kalau kita tidak pernah mencoba,” kata Dims.
Lebih lanjut, memasak dapat dipahami sebagai aktivitas yang dapat membantu kita untuk bergaul dengan orang lain. Ekspresi orang lain ketika mencoba masakan kita merupakan sebuah bentuk komunikasi. Dengan kata lain, memasak dapat menjadi sarana komunikasi dengan orang lain tanpa berbicara.
Dims menyadari orang-orang di sekitarnya juga ingin mencicipi daging yang biasa ia masak di kontennya. Oleh karena itu, Ia berinisiatif untuk membangun sebuah toko daging yang menjual daging favoritnya. Bisnis toko daging tersebut berjalan dengan baik sehingga menghadirkan pundi-pundi tambahan bagi Dims The Meat Guy. Namun, antusiasme orang-orang di sekitarnya tidak berhenti sampai di situ. Mulai muncul banyak pertanyaan ke Dims The Meat Guy yang berbunyi, “Sebenarnya, masakan lo enak ngga?”. Akhirnya, Dims The Meat Guy membangun bisnis restoran steak yang outletnya akan dibuka dalam waktu dekat.
Nah, seru kan ikut Kompasfest. Kita bisa mendapat ilmu, bisa menyanyi bareng sekaligus bertemu dengan tokoh-tokoh yang diidolakan. Sampai jumpa di Kompasfest tahun depan…
Penulis : Christina Dwi Permata Ayu, Mahasiswa Universitas Indonesia, Magangers Kompas Muda Batch XII
Fotografer : Imelda Putri Marsaulina, Mahasiswa Universitas Padjadjaran Bandung, Magangers Kompas Muda Batch XI
Comments are closed.