Cangkang kerang merupakan salah satu limbah organik yang sering dijumpai pada
rumah makan seafood karena hanya bagian dagingnya saja yang dapat dikonsumsi sedangkan cangkangnya akan berakhir pada tempat pembuangan. Tekstur cangkang yang cukup keras ini cukup menghabiskan space pada tempat pembuangan tetapi karena teksturnya yang cukup keras akan menjadi baik untuk didaur ulang menjadi produk yang membutuhkan ketahanan dan kekuatan seperti furnitur.
Limbah cangkang kerang sebenarnya sudah banyak didaur ulang menjadi
aksesoris-aksesoris seperti gantungan kunci, gelang, kalung, anting-anting, hiasan dinding dan lain – lain dengan teknik resin, tempel, dan gantung menggunakan senar. UMKM pengrajin limbah cangkang kerang ini sudah banyak dan dinaungi seperti oleh Disperindag Pasuruan, tetapi pengrajin limbah cangkang kerang ini masih belum banyak yang menghasilkan produk dengan ukuran yang lebih besar dan dapat difungsikan sebagai fasilitas yang menyangkut interaksi manusia seperti kursi.
Pemanfaatan limbah cangkang kerang sampai menjadi kursi melalui beberapa proses
dan percobaan, karena pengaplikasian untuk produk yang lebih besar dan menyangkut
kenyamanan manusia memerlukan perhatian khusus. Tekstur cangkang yang cukup keras dapat mendukung kekuatan untuk kursi yang akan dirancang tetapi permukaan cangkang yang cukup bergerigi dapat mengganggu kenyamanan bila bersentuhan dengan kulit, sehingga teknik yang dipilih adalah resin.
Limbah cangkang kerang ini terlihat sebagai peluang bagi saya dengan tim sebagai mahasiswa Desain Produk Interior Universitas Kristen Petra Surabaya, dengan kerang yang kami dapat dari UMKM Mina Arshi Bahari, Pasuruan. Naik turunnya proses yang kami alami memberi banyak pengalaman yang tidak terlupakan, dari proses desain sampai hasil jadi.
Rintangan yang kami hadapi mulai dari pemilihan bentuk dan ukuran kerang yang berbeda beda sehingga sulit untuk melakuan produksi secara masal, dan teknik yang dapat digunakan untuk menyatukan cangkang kerang sangat terbatas mengingat tekstur dan ketebalan dari cangkang tersebut. Hal tersebut tidak mengurungkan niat kami untuk mengubah limbah ini untuk menjadi lebih indah dan bernilai, apalagi menginat bahwa proses tersebut adalah percobaan pertama kami yang dapat menjadi pengalaman dan pelajaran yang berharga.
Proses perancangan kursi yang pertama adalah dengan pemilihan jenis, bentuk dan
warna cangkang yang tepat dan sesuai dengan konsep kursi sehingga memberi nilai estetika yang lebih bagi produk tersebut, setelah ditetapkan jenis, bentuk, dan warna cangkang yang akan digunakan barulah melalui proses pembersihan dengan air bersih dan detergen untuk menghilangkan kotoran, pasir, dan bau.
Proses selanjutnya yang dilakukan adalah pemotongan, pengamplasan, ataupun dikikir sesuai kebutuhan, kemudian cangkang kerang disusun sesuai bentuk yang diinginkan dan direkatkan menggunakan lem tembak agar tidak merubah bentuk.
Kursi yang akan dirancang telah disiapkan bentukan dan ukuran dengan menggunakan
kayu sebagai material utama kemudian kayu dilubangi sesuai bentuk kerang dengan
menggunakan bor dan mesin jigsaw pada sisi kursi yang diinginkan, seluruh proses ini dikerjakan kami pada laboratorium Universitas Kristen Petra. Setelah kayu telah lubang, permukaan kayu dilapisi dengan mika tipis untuk menjadi penyekat agar resin tidak meluber kebagian yang tidak diinginkan, barulah kerang dimasukkan ke dalam lubang selanjutnya dituang oleh resin yang telah dicampur sesuai takaran, tunggu hingga resin mengeras.
Resin yang telah mengeras dihaluskan dan dirapikan menggunakan amplas, setelah resin telah rapi dan halus barulah kayu dapat diberi finishing dengan politur dan resin menggunakan finishing NC Clear dengan teknik spray. Tujuan penggunaan resin dan finishing NC Clear tersebut agar cangkang kerang yang telah disusun dengan cantik dapat terlihat dari luar dan memberi kekuatan pada kayu yang telah lubang selain itu tekstur yang ditimbulkan dari resin yang halus dapat mengurangi resiko ketidaknyamanan pada kulit karena tekstur cangkang kerang yang bergerigi, dan kayu akan terlihat seperti menyatu dengan cangkang kerang dan memberi motif yang unik dan baru. Kayu yang telah diberi finishing kemudian dapat dipasang kaki dengan ukuran yang sesuai dan ergonomis.
Kursi ini baru satu-satunya diproduksi karena setiap bentuk dari kerang yang digunakan selalu berbeda, sehingga menambah keunikan bagi kursi tersebut. Kursi yang pernah dipamerkan dalam pameran yang diadakan oleh Desain Produk Interior, Universitas Kristen Petra ini dibandrol dengan harga Rp 1,5 juta.
Tania Zipora Suhardjo, mahasiswa Desain Produk Interior Universitas Kristen Petra Surabaya
Comments are closed.