Mahasiswa UB Ciptakan Gel Penyembuh Luka Dari Pegagan

0
302

Lima mahasiswa Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) Malang pada Juli 2021 menciptakan produk multifungsi dari tanaman pegagan (centella asiatica) sebagai  penyembuh luka sekaligus menjaga kelembaban kulit. Produk itu berbentuk gel yang ringan jika dioleskan di kulit.

Mereka adalah Muhammad Rizky Triantoro, Iin Alipiani, Atha Fawwazah, Nadela Cintya Nurtyas, dan Ulfa Malihatus Sholihah. Para mahasiswa tersebut mendapat bimbingan dari Uswatun Khasanah, dosen Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran UB. 

Atta Fawwazah memaparkan, masalah kulit sering kali dijumpai akibat faktor luar yang bisa menyebabkan cedera pada kulit, seperti luka, jerawat, stretch mark (peregangan  pada kulit), dan penuaan dini. Luka adalah kerusakan jaringan kulit yang diakibatkan oleh faktor eksternal, seperti terjadinya kontak antara kulit dengan permukaan keras.

Kerusakan kulit juga bisa terjadi karena luka tembak, luka paska-operasi, dan cedera kimiawi (seperti terpapar sinar radiasi, tersengat listrik, terkena cairan kimia yang bersifat korosif, serta terkena sumber panas).

Masalah kulit tak hanya karena cedera tetapi juga karena akibat munculnya jerawat di wajah. Prevalensi penderita jerawat menurut catatan Kelompok Studi Dermatologi Kosmetika Indonesia,  terus mengalami peningkatan yaitu 60 persen pada tahun 2006, 80 persen pada tahun 2007, dan mencapai 90 persen pada tahun 2009. “Kemudian, menurut  badan kesehatan dunia (WHO) untuk kasus stretch mark pada tahun 2018 sebesar 66 persen dari total ibu hamil, yaitu sekitar 198.800.” jelas Nadela.

Berdasarkan masalah tersebut, para mahasiswa Farmasi UB itu menciptakan inovasi produk yang bisa mengatasi masalah kulit tersebut.  Produk yang tercipta mereka beri nama  La Cica : Gel Wound Healing dan Moisturizer berbasis centella asiatica (pegagan)  sebagai penyembuhan luka serta menjaga kelembaban kulit.

“Pegagan mengandung senyawa aktif  bernama asiaticoside yang berperan dalam pembentukan kolagen, yaitu protein struktur yang memiliki peran penting dalam proses penyembuhan luka dan aktivitas antibakteri terhadap bakteri  penyebab jerawat Propionibacterium acne dan jamur staphylococcus aureus yang menjadi penyebab infeksi jerawat,” tambah Iin.

Selain itu, masih menurut IIn, pegagan juga mengandung senyawa triterpenoid yang memiliki banyak manfaat dan efek farmakologis seperti antioksidan, anti-aging, anti-acne yang berperan dalam perbaikan kulit. 

La Cica Gel Multifungsi

Kandungan senyawa yang amat berguna bagi penyembuhan luka dan infeksi akibat jerawat itulah yang membuat para mahasiswa membuat La Cica. Selain dua fungsi itu, produk yang mereka sebut sebagai  produk multifungsi tersebut mampu  menyembuhkan luka dengan cepat.  Sebagai bahan pelengkap produk tersebut, mereka menambahkan aloe vera sebagai pelembab dan minyak esensial lavender yang menenangkan.

“Tidak hanya itu, keunggulan produk La Cica adalah produk yang bebas alkohol dan paraben. Bahan-bahan yang  kami pakai telah terstandar sehingga aman digunakan untuk seluruh kalangan termasuk ibu hamil, “ tambah Ulfa.

Untuk menjamin keaslian bahan dan khasiat pegagan yang mereka pakai, tim sudah memeriksakan contoh pegagan ke Balai Besar Penelitian  Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisonal  Kementerian Kesehatan di Tawangmangu, Jawa Tengah. Lembaga itu sudah mengeluarkan surat determinasi yang menyatakan keaslian bahan baku pegagan yang mereka pakai.

Keberadaan La Cica sebenarnya disiapkan untuk mengikuti lomba Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan tahun 2021 yang diadakan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Lomba diadakan September mendatang.

Tim mahasiswa UB sudah menyiapkan inovasi itu sejak akhir tahun 2020 dengan mencari aneka literatur berkait dengan obat penyembuh luka. Juni 2021 para mahasiswa bekerja keras untuk mewujudkan La Cica dengan bekerja sama dengan sebuah prabrik kosmetik di Malang, Jawa Timur.

Kini, La Cica sudah dijual lewat toko-toko daring besar di Tanah Air.  Para mahasiswa UB  mematok harga  Rp 80.000 per botol agar terjangkau oleh kantung mahasiswa. Harga tersebut jauh lebh murah dibanding produk lain dengan fungsi penyembuh luka yang sudah lebih dulu beredar di pasaran. 

Muhammad Rizky Triantoro, mahasiswa Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang.