Rintik Sedu Melawan Rasa Malas untuk Menulis

0
5880

Penulis muda Nadhifa Allya Tsana atau yang lebih dikenal dengan nama pena Rintik Sedu baru saja merilis buku baru hasil kolaborasi dengan Sapardi Djoko Darmono yang berjudul Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang. Di tengah kesibukan kuliah dan berbagai kegiatan, Tsana melawan rasa malasnya untuk terus menulis dan  berkarya. Untuk itulah, kesempatan berkolaborasi dengan penulis puisi terkenal tak mau disia-siakan.

Berawal pada Agustus 2019, untuk pertama kalinya Tsana dipertemukan dengan Sapardi  dalam sebuah acara. Tsana malah mendapat tawaran untuk menulis buku bersama dan ia masih merasa tidak percaya dapat berkolaborasi dengan salah satu penulis favoritnya itu.

“Ini jadi hal yang paling menyenangkan selama aku menulis. Aku bahkan masih enggak nyangka sampai sekarang Pak Sapardi mau ngajakin nulis bareng, karena aku bisa dibilang anak kecil dan amatir di dunia menulis,” kata Tsana pada acara Kolaborasi Lintas Generasi, di Gramedia Central Park Mall, Jakarta Barat, Sabtu (8/2/20).

Mulai giat menulis puisi sejak SMP hingga memiliki buku kumpulan puisi miliknya sendiri, ia sempat mengirim puisinya ke beberapa penerbit dan berakhir dengan penolakan. Baru di usia 18 tahun ia berjodoh dengan buku pertamanya.

“Rintik Sedu itu bercerita kalau segala hal itu bisa di enggak apa-apain, mau patah hati, jatuh, kecewa, dan sedih. Jadi aku coba membantu menggapa-apain banyak hal lewat Rintik Sedu,” ungkap Tsana.

Selain menulis, Tsana yang seorang mahasiswa Politeknik Kesehatan Jakarta Jurusan Teknik Elektromedik ini tengah sibuk menyelesaikan tugas akhir kuliahnya. Selain itu, dia  juga sedang mempersiapkan produksi film yang diangkat dari novel pertamanya. Namun, menulis tidak dapat  lepas dari kehidupannya, ia sering mencuri-curi waktu menulis ketika tengah berada di angkutan umum ataupun ketika beraktivitas sehari-hari.

“Aku tuh orangnya enggak pintar, jadi menulis adalah hal paling natural yang bisa aku kerjakan. Tanpa punya rencana-rencana yang seram buat ke depannya, aku akan terus menulis,” katanya.

Namun, ternyata sebagai seorang penulis, Tsana merasakan malas menjadi penyakit dalam proses menulisnya. Buku ke-7 miliknya yang terbit Maret 2020 yang harusnya deadline Juli tahun lalu, baru ia selesaikan akhir Januari tahun ini.

“Bisa dibilang aku tuh penulis yang lelet. Bahkan editorku itu sampai nge-hapus jadwal terbit buku aku, karena kalau ditanyain kapan selesai, aku selalu bilang iya nanti iya nanti,” kata penggemar puisi Joko Pinurbo tersebut.

Raka Arlyanto, Jurusan Ilmu Pemerintahan, FISIP, Universitas Padjadjaran, Bandung saat ini sedang magang di Kompas Muda.