Pada penghujung tahun 2019 ini Festival Bhinneka Airlangga menyajikan ekspo kebudayaan yang ciamik. FBA merupakan satu-satunya even pagelaran budaya yang bekerja sama dengan seluruh Organisasi Mahasiswa Daerah (Ormada) di lingkungan Universitas Airlangga Surabaya .
Terselenggaranya program tersebut membawa tujuan untuk mengenalkan beraneka ragamnya budaya di Indonesia kepada khalayak ramai. Acara yang berlangsung pada Sabtu (30/11/2019) di Airlangga Convention Center Surabaya itu diikuti oleh 28 ormada yang ada di Unair.
Penampilan budaya seperti tari khas Bojonegoro, Sulawesi Selatan, Minang, Lombok, dan daerah lain turut memeriahkan FBA 2019. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur, Sunarto turut hadir untuk membuka FBA tahun ini.
Dalam sambutannya, Sunarto menegaskan bahwa budaya lokal merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya. Kebudayaan juga memiliki nilai sejarah yang dapat diambil filosofisnya untuk kehidupan.
“Terselenggaranya FBA semoga dapat memotivasi berbagai pihak untuk sadar terhadap pentingnya kebudayaan. Bukan hanya sekadar menjaga, namun juga untuk mengenalkan sekaligus mengajarkan pada generasi penerus bangsa,” tegasnya.
FBA bukanlah acara biasa, melainkan sebuah wadah pengenalan daerah oleh mahasiswa Unair. Selain itu FBA juga bukan sekedar ekspo di stan ormada, namun juga terdapat fashion parade dengan baju khas daerah serta penampilan budaya lainnya.
Tahun ini FBA berkolaborasi dengan Airlangga Asean+3 Youth Conference and Cultural Program (AAYCCP) serta Airlangga Creative Market (ACM). Mahasiswa asing dari berbagai negara yang menjadi peserta AAYCCP juga turut hadir menyaksikan kemeriahan FBA.
FBA hadir sebagai pelopor untuk mengingatkan masyarakat terhadap keanekaragaman budaya bangsa. Selain itu supaya masyarakat dan mahasiswa tetap mengenal dan mencintai budaya bangsa, karena kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa.
Berlangsungnya acara tersebut memberikan kesempatan pengunjung untuk berkeliling Indonesia hanya dalam sehari. Bukan hanya itu, pengunjung juga bisa menyicipi ataupun membeli oleh-oleh khas daerah yang sudah tersedia di stand Ormada.
Selain itu FBA juga menyelenggarakan lomba fotografi dengan tema ‘Estetika Tradisi dan Budaya Nusantara’. Di akhir sesi, penampilan kesenian Reyog Ponorogo dihadirkan sebagai penutup acara.
Menurut koordinator acara, Zulfa Anida, penampilan budaya menjadi fokus utama FBA pada tahun ini. Mengingat saat ini merupakan era digital yang membuat masyarakat kecanduan untuk mengonsumsi hal-hal baru dari internet. Peristiwa tersebut dinilai dapat membahayakan keberadaan budaya lokal yang berpotensi dinilai kuno.
Hadirnya FBA diharapkan dapat membawa kesadaran masyarakat untuk tetap melestarikan kebudayaan bangsa. Selain itu diajaknya mahasiswa UNAIR dalam FBA semoga dapat turut menjaga kearifan lokal yang tidak ternilai harganya.
Muhamammad Wildan Suyuti, mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Airlangga Surabaya