Beberapa waktu lalu lalu, Club Lobi Pilm (CLP) Universitas Pakuan, Bogor kembali menggelar Indiefest atau Festival Film Indie Khusus Pelajar yang ke sembilan. Acara rutin tahunan itu berlangsung di Gedung Kemuning Gading, Bogor yang diikuti lebih wakil lebih dari 50 sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan di pulau Jawa dan Lampung.
Pada tahun ke sembilan ini, Indiefest mengusung tema “Indie Art Culture”. Tema pada tahun ini mengusung tentang kebudayaan. Aldi, ketua pelaksana mengungkapkan di zaman era serba digital ini, kita sebagai para millenial harus lebih peduli dengan budaya Indonesia.
“Terutama untuk para siswa siswi SMA dan SMK yang para pelajarnya lebih cenderung menyukai kebudayaan luar dibanding kebudayaan sendiri. Intinya kami ingin mereka lebih memperdulikan akan kebudayaan kita sendiri,” ujar Aldi.
Selain mengadakan festival film, CLP juga mengadakan talk show yang menghadirkan sutradara, produser, dan editor film profesional, Sentot Sahid sebagai narasumber pada talkshow hari ini. Pada sesi talk show, Sentot Sahid menjelaskan bagaimana ia menjadi seorang seniman perfilman.
Menurut Sentot, acara tentang perfilman seperti Indiefest ini harus banyak diadakan, karena menurutnya siswa dan siswi yang mengikuti lomba perfileman seperti itu merupakan para generasi penerus yang akan meneruskan karya-karya perfilman Indonesia yang akan datang.
“Dengan adanya acara seperti ini, kawan-kawan yang telah hadir akan terlatih keahliannya, bertambah wawasan dan pengetahuannya, juga pengalamannya agar terasah sebelum benar-benar masuk ke industri perfilman yang sebenarnya,” ujarnya. Selain itu Sentot Sahid juga menjelaskan tentang teknik editor dalam proses produksi film. Momen ini sangat dimanfaatkan bagi para siswa dan penonton yang telah hadir sebagai bentuk informasi atau wawasan tentang dunia perfilman.
Pada puncak acara, panitia mengumumkan pemenang terbaik Indifest tahun ini, yakni siswa dari SMA 48 Jakarta dengan karya berjudul “Warisan” yang mengangkat kisah kebudayaan khas Betawi. Listi, produser film yang turut hadir dalam acara tersebut menyatakan tak menyangka film yang ia garap bisa mendapatkan penghargaan film terbaik pertama. “Yang pasti seneng banget, enggak nyangka bisa dapat penghargaan pertama. Awalnya sempat pesimis menang atau tidak ya. Alhamdullilah bisa menang,”ujarnya.
Selain menghadirkan Sentot Sahid dan mengumumkan para pemenang peserta festival film, acara itu juga dimeriahkan berbagai penampian para mahasiswa dan mahasiswi Universitas Pakuan. Mereka antara lain dari Sanggar Tari Sasepa menampilkan dance cover, dan musik akustik. Panitia juga menayangkan film-film hasil karya para pemenang terbaik di Indiefest Ke sembilan itu.
Safitri, Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Pakuan Bogor
Comments are closed.