Ondel – Ondel, “Nasibnye” Dulu dan Sekarang

54
3397

Jakarta merupakan kota yang padat penduduk dengan keberagaman budaya, modernitasnya bahkan kebudayaannya. Salah satu budaya yang ada adalah budaya Betawi yang melekat dengan kota jakarta.

Siapa sih yang tidak tahu akan Betawi ? Nah dalam budaya Betawi ada sebuah unsur budaya yang menarik dan terkenal, namanya ondel – ondel, sebuah boneka besar dengan ornamen khas dan warna-warni. Ya seperti yang kita ketahui bahwa ondel – ondel adalah sebuah budaya yang dipercaya sebagai lambang kekuatan. Ia juga menjadi lambang kemampuan memelihara keamanan dan ketertiban, punya sifat tegar, berani, jujur dan juga tegas.

Boneka ondel-ondel yang biasanya membuat takut anak kecil takut punya makna  mendalam dalam budaya Betawi. Buktinya ondel – ondel selalu dipakai dalam berbagai acara betawi. Berdasarkan fungsinya ondel – ondel selalu dipertunjukkan sebagai dekorasi pada acara seremonial pemerintah provinsi DKI Jakarta, festival budaya masyarakat, dan juga acara publik lainnya.

Arakan pengamen ondel – ondel

Namun ondel – ondel yang dulu dikenal sebagai budaya betawi di zaman sekarang ini telah berubah. Boneka besar dengan tinggi dua setengah meter dan juga berwajah merah dan putih ini telah berubah fungsi. Salah satu bukti, pengamen arakan ondel – ondel yang sering kita jumpai di pinggir jalan ibukota.

Seorang pengamen ondel-ondel bernama Brian datang dari sebuah sanggar budaya Betawi di Cipete, Tangerang. Brian menceritakan kesehariannya dalam mengamen arakan ondel – ondel ini. Ia dan tujuh hingga delapan temannya setiap hari mengelilingi daerah Tangerang untuk mengamen.

Mereka berangkat dari sanggar pukul empat sore lalu berpencar untuk mengamen hingga larut malam. “Biasanya kalau mengamen dari sini menyewa mobil bak terbuka atau angkot untuk membawa ondel – ondel,” ujar Brian. Rute mereka tidak pasti, namun menurutu dia, kawasan yang sering didatangi adalah Bintaro dan wilayah Tangerang untuk mengamen. Bintaro menjadi sasaran karena menurut Brian dan kawan-kawan, kawasan tersebut cukup ramai.

Salah seorang pengamen ondel – ondel dengan dua boneka ondel-ondel.

Adanya ondel-ondel untuk mengamen menjadi salah satu tanda bahwa budaya asli Betawi kini mulai kurang populer. Keadaan itu juga menjadi gambaran betapa pudar kepedulian masyarakat dalam budaya. Boneka besar dengan berpakaian pangsi dan kebaya ini sudah berubah makna karena masyarakat sekarang lebih menyukai budaya luar yang dianggap lebih menarik.

Sungguh mencemaskan melihat budaya ondel – ondel sekarang. Seharusnya masyarakat, kita dan pemerintah lebih berupaya melestarikan budaya ondel – ondel secara terus menerus. Jika ada gerakan dari kita dan pemerintah, bukan tidak mungkin atau bisa saja terjadi kelak budaya ondel – ondel tinggal kenangan. Selain karena generasi muda kurang peduli juga ketiadaan regenerasi atau pelestarian budaya tersebut oleh generasi tua ke generasi muda.

Pengamen ondel-ondel

Muhammad Mirza Adira, mahasiswa  Jurusan Marketing Communication, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bina Nusantara Alam Sutera, Tangerang.

Comments are closed.