Pernahkah kamu membayangkan kehidupan di zaman purba? Ingin tahu banyak hal tentang zaman purba? Bagi kamu yang tertarik untuk berwisata sambil mempelajari sejarah tentang kehidupan zaman purba, kamu bisa mengunjungi Museum Purbakala Sangiran.
Museum Purbakala Sangiran merupakan museum yang menampilkan artefak dan fosil makhluk hidup pada zaman purbakala, terutama kehidupan purba di Sangiran. Museum tersebut berada di Krikilan, Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Tahun 1977, situs Sangiran ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya. Museum Purbakala Sangiran tercatat sebagai situs warisan dunia UNESCO pada 5 Desember 1996.
Sekedar informasi, kehidupan purbakala di Sangiran menjadi bagian penting dalam sejarah terbentuknya pulau Jawa karena ada banyak peninggalan di Sangiran yang menunjukkan evolusi kehidupan purbakala. Pada mulanya, daerah Sangiran merupakan dasar laut. Daerah Sangiran mengalami perubahan, hingga akhirnya terbentuklah daratan yang diakibatkan oleh aktivitas vulkanik dan tektonik.
Museum Purbakala Sangiran terdiri dari empat klaster (cluster), yakni Klaster Krikilan, Klaster Bukuran, Klaster Dayu, dan Klaster Ngebung. Keempat klaster ini sama-sama memiliki koleksi fosil, namun klaster yang paling ramai dikunjungi di Museum Purbakala Sangiran adalah Klaster Krikilan. Klaster tersebut terbagi menjadi tiga ruangan.
Ruangan pertama menampilkan penjelasan mengenai sejarah situs arkeologi Sangiran yang meliputi geologi Sangiran dan keanekaragaman hayati Sangiran. Temuan-temuan fosil hewan dan manusia purba beserta artefak di Situs Sangiran dipajang dalam ruangan ini.
Selain temuan fosil dan artefak, ada juga diorama yang menggambarkan kehidupan manusia purba Sangiran beserta penjelasannya. Sebagian besar temuan Homo erectus Indonesia berasal dari situs Sangiran. Homo erectus merupakan jenis manusia purbakala yang telah punah.
Ruangan kedua menampilkan informasi tentang pembentukan alam semesta beserta makhluknya menurut teori Big Bang, teori evolusi dan persebaran manusia, abad penemuan, sejarah terbentuknya kepulauan di Indonesia, lingkungan alam daerah Sangiran, kehidupan kala Pleistosen, dan kehidupan awal Holosen, serta proses penelitian kehidupan purbakala. Di dalam ruangan ini juga terdapat berbagai diorama, fosil, dan artefak serta informasi dalam bentuk video.
Ruangan ketiga berfokus pada Homo erectus. Ruangan terakhir ini berisi diorama yang menggambarkan masa keemasan Homo erectus sekitar 500.000 tahun yang lalu. Beragam informasi mengenai Homo erectus dapat kita temukan di ruangan ini. Homo erectus merupakan jenis manusia purbakala yang telah punah.
Usai mempelajari sejarah Sangiran di dalam museum, kamu dapat berfoto di jembatan yang berbentuk menyerupai fosil tubuh dinosaurus yang berada di luar ruangan museum. Jembatan tersebut menjadi salah satu spot foto favorit di Museum Purbakala Sangiran, lho. Tak hanya itu, pengunjung yang telah selesai mengelilingi Museum Purbakala Sangiran dapat membeli souvenir Museum Purbakala Sangiran di area luar museum. Jangan lupa juga untuk mengunjungi Menara Pandang Sangiran untuk menikmati pemandangan alamnya, ya!
Penulis: Kompas Corner UMN/Jacinta Aura Maharani
Foto: Kompas Corner UMN/Jacinta Aura Maharani
Editor: Kompas Corner UMN/Meiska Irena Pramudhita
Comments are closed.