Penyelenggaraan bina iman dan takwa (“bimtak”) rutin dilaksanakan setiap hari Jum’at pagi di SMA Negeri 1 Jakarta. Seksi rohani Islam, rohani Kristen, dan rohani Katolik melaksanakannya dengan tenang dan tertib.
Suara mikrofon berbunyi memanggil siswa untuk memasuki ruangan ibadahnya masing-masing. Siswa yang tergabung dalam kepanitiaan kerohanian sudah bersiap menyambut teman yang lain. Ibadah rohani Islam dilakukan di lapangan, rohani Kristen di ruang aula dan rohani Katolik di ruang audio visual.
Waktu yang diberikan untuk kegiatan ibadah bina iman dan takwa selama 45 menit. Berbagai persiapan sudah dilakukan mulai dari menggelar karpet di lapangan untuk rohani Islam, menyiapkan amplifier untuk rohani Kristen dan Katolik. Pemuka agama yang ditunjuk sudah datang lalu bersiap untuk memberikan ceramah agama untuk semuanya.
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 06.30. Kegiatan bina iman dan takwa sudah dimulai. Suasana keheningan dan kesyahduan jelas terasa. Seksi rohani Islam memulai dengan melantunkan ayat suci Alquran. Mereka membawa sendiri Alqurannya. Bagi yang tidak membawa, bisa memanfaatkan aplikasi Alquran di gawainya. Dipilih dua remaja laki-laki untuk maju ke depan memimpin bacaan ayat suci Alquran.
Sie rohani Kristen dan Katolik memulai dengan menyanyi lagu rohani. Sekelompok siswa sie rohani Kristen dan Katolik memimpin pembukaan ibadah pagi dengan bernyanyi, bermain gitar, dan kajon lalu dilanjutkan dengan khotbah. Selain siswa yang beribadah, guru agama masing-masing terlihat mendampingi siswanya.
Membangun toleransi
Thariq Salman Daffa (17) merupakan Ketua Sie rohani Islam yang berasal dari kelas XII IPA 1. Ia berkata, “toleransi yang saya pahami ya saling menghargai, toleransi disini sudah sangat baik banget. Kami nggak ada yang mengganggu satu sama lain dan juga bertenggang rasa”.
Thariq sapaan akrabnya, senang bila guru ingin memulai pelajaran di kelas, guru itu harus menunggu dulu teman yang lain selesai ibadah. Thariq harus mengkoordinir teman-temannya untuk datang lebih pagi demi menyiapkan karpet dan sound system di lapangan.
Ia menambahkan, guru agama Islam selalu siap dan sedia bila diminta mengisi ceramah di hari Jumat pagi. Untuk saat ini Thariq sedang sibuk untuk menyiapkan pelaksanaan hari raya Idul Adha di sekolah. Ia bekerja keras menyiapkan agar acara pemotongan hewan kurban berjalan lancar. Acara-acara besar sangat dinanti oleh sie rohani Islam. Thariq dan teman-teman seangkatannya sudah berpengalaman mengurus acara itu.
Sie rohani Katolik diketuai oleh Nicholline Buntaran (16), siswa kelas XII IPS 4. Nicholline menyampaikan arti toleransi menurut dia menghormati agama lain dan jangan rasis. Di mata Nicholline sekolahnya sudah memenuhi kriteria toleransi, khususnya toleransi beragama.
Contoh kecil toleransi di SMA Negeri 1 Jakarta, berdoa di kelas sesuai dengan agama masing-masing. Kegiatan yang paling disenangi dan ditunggu-tunggu oleh Nicholline dan teman-temannya yaitu misa kunjungan ke Gereja Katedral Jakarta.
Ada pula Kezia Victoria (16), siswa kelas XII IPS 3. Ia menjabat sebagai Ketua Sie Rohani Kristen. “Toleransi menurut saya itu tidak membeda-bedakan agama, gender” tutur Kezia. Rapat buka puasa bersama, doa bersama, guru yang tidak membeda-bedakan agama apapun, bagi Kezia merupakan contoh toleransi di lingkungan SMAN 1 Jakarta.
Kezia merasa kagum saat pertama kali masuk SMAN 1 Jakarta karena di sekolah ini melaksanakan kegiatan ibadah umat Kristiani juga. Keadilan dan toleransi jelas ada. Bagi Kezia dan teman-temannya hari Natal adalah hari yang paling ditunggu-tunggu. Sie rohani Kristen menyiapkannya dengan matang untuk perayaan hari Natal.
“Kegiatan imtak ini harus diterapkan dan dilaksanakan terus,” kata Thariq serius. Menurut dia, bila kita ingin membangun bangsa dari pemudanya, kita harus membangun karakternya. Upaya pembangunan karakter itu dilakukan melalui pembinaan iman dan taqwa setiap pagi ini. “Lanjutkanlah, karena kegiatan ini sangat penting buat masa depan kita”, tegas Thariq lagi.
Menurut Thariq, bina iman dan takwa ini mendekatkan pemuda dengan Tuhannya. “Bila kita hanya mengandalkan teknologi dan akal tanpa punya pegangan agama yang kuat, kayaknya nol besar deh. Enggak bagus, ” tambah Thariq.
“Semoga kita semua saling menghormati dan rajin-rajin terus ikut ibadah masing-masing agama kita” tambah Nicholline. Bagi dia ibadah pagi ini sangat penting. Ia berkata siswa Katolik di sini diberikan bacaan Alkitab, agar tidak melamun saat pagi hari. Kita bisa mengingat bacaan ayat-ayat di Alkitab.
“Di Alkitab udah dikasih tahu tata cara ibadah yang baik. Kita harus fokus dan konsentrasi dalam ibadah,” ujar Kezia. Ia gigih mengajak teman-temannya untuk rajin beribadah karena untuk melayani Tuhan. Kezia berharap temannya memiliki prinsip anak kristiani yang baik, yaitu “kita dilayani oleh Tuhan dan kita juga harus melayani Tuhan”.
Sungguh indah kehidupan beragama di SMA Negeri 1 Jakarta. Tak ada lagi perbedaan-perbedaan antar agama. Semua siswa hidup rukun dan saling menghormati antar sesama. Contoh paling spesifik harmonisnya kehidupan beragama yaitu pelaksanaan ibadah di hari Jum’at pagi.
Rafi Ramadhan, Siswa SMA Negeri 1 Jakarta, Magangers Kompas Muda Harian Kompas Batch XI 2019