Wisata Kedung Pedut di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tempat ini kami pilih karena memang hawanya cukup sejuk. Sejak pertama kali dibuka, Kedung Pedut langsung menjadi ikon yang banyak dikunjungi para wisatawan lokal dari Yogyakarta maupun luar kota Yogya.
Kedung Pedut kini menjadi ikon Kulon Progo, setelah ramai menjadi bahan perbincangan di sosial media. Yup, untuk menuju lokasi ini, memang dibutuhkan usaha yang gampang-gampang susah. Berikut adalah rute yang kami sarankan buat kamu yang pengin bertandang ke Kedung Pedut yang lagi hits ini.
Kalau dari Tugu Yogyakarta, kamu bisa langsung tancap gas ke arah barat. Sampai di perempatan Godean (Ringroad Barat Demak Ijo), lurus terus kira-kira 20 kilometer sampai menemukan perempatan Nanggulan. Kamu masih harus lurus, melewati Pasar Kenteng, lalu naik mengikuti jalur tanjakan menuju pegunungan Menoreh. Dari situ terus saja sampai mentok. Dari pentokan itu, cari pertigaan dan ambil ke arah kanan yang menuju Goa Kiskendo.
Sampai di Goa Kiskendo, cari pertigaan lagi dan ambil jalur ke kiri. Setelah itu, kamu akan menemukan pertigaan Grojogan Mudal, masih ambil ke kiri, dan kamu akan menemukan Air Terjun Kembang Soka. Dari pertigaan Kembang Soka, ambil ke kiri lagi sampai menemukan papan wisata Kedung Pedut. Sedikit rumit memang. Tapi tak apa, kan? Namanya juga traveler, guys!
Selain suasananya yang asri, Kedung Pedut juga menyediakan beberapa fasilitas pendukung yang bisa kamu manfaatkan. Fasilitas itu meliputi: wahana flying fox, jaket pelampung bagi mereka yang ingin bermain di air, dan tempat keren yang bisa kamu pakai buat berfoto narsis. Biaya masuk pun terbilang murah, Rp. 5.000 per orang.
Yupp, jika kamu tak ingin kehilangan momen bahagia bersama teman, keluarga, atau pun pacar, kami sarankan agar kamu membawa kamera anti air. Percaya deh, tempat ini akan membuatmu kepincut tujuh keliling. Jangan terlewat jika kamu pergi ke Kulon Progo kamu harus pergi ke Kedung Pedut, Tidak pas kalau belum kesana.
Muhammad Avian Majid, mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas ekonomi dan sosial, Universitas Amikom Yogyakarta