Arka, Zeva, Ridho, Tristan, dan Mia dari kelompok enam Magangers Kompas Muda Harian Kompas Batch XI, Rabu (10/7/2019) siang berjalan kaki dengan penuh semangat dari gedung Kompas Gramedia menuju stasiun Palmerah.
Di hari Rabu yang lumayan terik itu, mereka hendak pergi ke stasiun kereta Moda Raya Terpadu (MRT) untuk melihat-lihat atmosfir dan keadaan di sana sebelum mereka memutuskan ingin mencari tema seperti apa untuk diangkat pada liputan esok hari. Mereka terlihat sangat antusias, karena ini juga menjadi pengalaman mereka menaiki kereta MRT untuk pertama kali.
Pada hari ketiga program Magang diĀ Kompas Muda yang dimulai Senin (8/7/2019), para Magangers batch XI ditugaskan untuk melakukan semacam kegiatan pra-liputan, yaitu datang ke tempat yang sudah diberikan kepada masing-masing kelompok. Tempatnya bermacam-macam. Ada yang mendapat tugas untuk pergi ke Pasar Rawa Belong, kafe, dan lain-lain, termasuk di antaranya stasiun MRT.
Kebetulan ada dua kelompok yang bertugas di stasiun MRT, namun tentu bahasan masing-masing kelompok berbeda. Kelompok satu membahas mengenai fasilitas umum di dalam stasiun MRT, sedangkan kelompok enam yang saya ikuti akan membahas tentang kenyamanan transportasi, dalam hal ini kenyamanan kereta MRT.
Saat hendak menuju lokasi, kelompok enam berjalan bersama-sama dengan kelompok satu. Namun, saat sudah sampai di stasiun MRT Dukuh Atas, mereka sempat berpisah karena kelompok satu ingin fokus pada materi pra-liputan mereka sendiri. Kelompok enam pun melanjutkan perjalanan ke stasiun MRT ASEAN.
Sesampainya di stasiun ASEAN, rupanya tidak ada orang yang bisa mereka wawancarai, padahal mereka sudah berniat untuk mewawancarai petugas dan penumpang. Mereka pun lalu pergi ke stasiun Blok M.
Keadaan di stasiun Blok M lebih ramai. Merasa lebih percaya diri, akhirnya kelompok enam mulai melakukan tugas mereka masing-masing. Arka, Cheva, dan Tristan mulai mewawancarai petugas stasiun dan penumpang kereta. Sementara itu, Mia sebagai fotografer mulai memotret banyak sisi dari stasiun Blok M.
Satu hal yang saya anggap menarik di sini adalah jika biasanya para petugas resmi di suatu tempat umum akan mengelak ketika diajak wawancara atau malah menolaknya dengan keras, justru di stasiun MRT ini kelompok enam mendapat sambutan baik.
Sambutan hangat
Para petugas keamanan bersedia menjawab sejumlah pertanyaan dengan hangat, begitu pun dengan pengguna kereta MRT yang tengah menunggu kereta di stasiun. Tidak ada hambatan lain yang ditemui selain sempat dipelototi oleh seorang ibu beserta anaknya ketika Arka hendak ingin mewawancarai mereka.
Tidak ada hambatan bukan berarti kegiatan pra-liputan ini tidak berkesan. Setelah tuntas dengan tugas mereka, kelompok enam sempat kembali ke stasiun Dukuh Atas. Namun, mereka merasa lapar dan ingin jalan-jalan ke stasiun MRT Bundaran HI untuk jajan.
Teringat dengan kelompok satu, akhirnya mereka menyusul kelompok itu yang rupanya masih di stasiun Istora. Dari sana, mereka berangkat bersama menuju stasiun Blok M (lagi) untuk melakukan kegiatan masing-masing. Kelompok satu masih mewawancarai pengguna kereta di stasiun, sementara kelompok enam bergegas ke Blok M Plaza untuk mencari makanan.
Saya sendiri sempat terjebak saat melakukan tap out di stasiun Blok M, namun untungnya saya bisa mengatasi hal itu dengan cepat. Saat saya bergegas ke Blok M Plaza untuk menemui kelompok enam, rupanya saya bertemu mereka lagi di pintu masuk. Mereka ingin cepat kembali ke kantor karena waktu sudah menunjukkan pukul 15.30. Maklum, para Magangers Batch XI ini diharapkan sudah kembali ke kantor paling lambat pukul 16.00, jadi semuanya pun cepat-cepat kembali ke kantor.
Perjalanan kembali ke kantor pun tidak mudah. Kelompok satu dan kelompok enam harus menghadapi lautan manusia di stasiun KRL Commuter Line. Di stasiun Tanah Abang juga harus menunggu lama lagi karena transit kereta dari arah Parung Panjang di stasiun itu memang lebih lama. Para Magangers ini pun harus menerima kenyataan kalau mereka akan terlambat tiba di kantor.
Lelah dan perasaan capai pun tidak terhindarkan. Meski begitu, senyum tak berhenti muncul di wajah para Magangers. Mungkin, memang kalau suatu pekerjaan rumit dikerjakan bersama-sama, maka di akhir hari, semua masih bisa menyunggingkan senyum senang karena telah berhasil mengerjakannya dengan baik.
Esok hari adalah waktunya liputan yang sesungguhnya. Kira-kira, liputan mereka akan seperti apa, ya? Ikuti terus keseruan para Magangers Batch XI ini lewat akun-akun media sosial Kompas Muda!
Nadia Theresa Johari, magangers Kompas Muda Harian Kompas Batch X