“Meugang” adalah tradisi Kebudayaan Aceh yang sangat erat kaitannya dengan hari besar bagi umat Islam seperti Ramadhan, Idulfitri, Idul Adha. Seiring berkembangnya waktu membuat tradisi ini sudah melekat pada masyarakat Aceh, namun bedanya tradisi ini kini tidak lagi diberikan secara gratis. Lebih tepatnya para penjual daging serentak beramai-ramai menjual dagingnya dan akan dibeli oleh masyarakat Aceh untuk dimasak pada hari raya umat Islam.
Berbeda dengan penjual daging di pasar pada biasanya, di tradisi “Meugang” para penjual daging saling berkompetisi untuk menjual dagangan mereka dari sisi kualitas daging yang baik dan segar. Tidak hanya daging yang dijual disini, banyak dari para penjual yang memperdagangkan usus sapi, paru sapi, lidah sapi dan juga kepala dari sapi itu sendiri. Kesempatan besar ini juga dimanfaatkan oleh para penjual bumbu dan rempah-rempah untuk melengkapi bahan masakan.
Banyak dari para penjual daging yang sudah terkenal kualitas dagingnya. Mereka akan menggantungkan nama dari toko daging tersebut dengan kardus agar pembeli yang sudah percaya akan kualitas dagingnya bisa mencari dengan mudah.
Setiap tahun masyarakat Aceh sangat antusias dengan tradisi yang satu ini karena keunikan dan kesempatan untuk mendapatkan daging yang segar menjelang hari raya. Mereka sekaligus berusaha mempertahankan tradisi ini agar tidak terhapus zaman.
Dara Qaisara