Dilema Para Mahasiswa Abadi

0
956

Pembahasan mengenai mahasiswa abadi selalu menarik untuk diikuti. Setiap mahasiswa abadi mempunyai cerita unik dari masing-masing orang. Tidak bisa dipungkiri setiap universitas atau perguruan tinggi mempunyai mahasiswa abadi.

Salah satu mahasiswa itu adalah Mardiansyah, mahasiswa yang sekarang sudah memasuki semester 14. Mardiansyah yang mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Tangerang Selatan, Banten menceritakan setidaknya ada beberapa alasan yang membuatnya tidak lulus tepat pada waktunya.

Dia menyebut salah satunya adalah karena ingin memanfaatkan waktu untuk mencari pengalaman. “Saya ingin memanfaatkan waktu untuk mencari pengalaman dalam bidang akademis maupun non akademis. Akademis tentunya ingin lebih banyak belajar mengenai teori sedangkan non akademis lebih untuk menambah jaringan kedepannya,” ujar mahasiswa tingkat akhir ini, pekan lalu.

Sementara Fadil, mahasiswa salah satu  perguruan tinggi swasta di Tangerang Selatan, mengaku terlambat lulus kuliah karena kuliah sambil bekerja. “Kalau saya, memang konsentrasi agak terpecah karena kuliah memang sambil bekerja,” jelas mahasiswa yang sekarang sudah memasuki kuliah tahun keenam ini.

Kembali ke Mardiansyah. Ia merasa tidak cukup mendalami soal akademis dan non akademis hanya dalam waktu empat tahun. Apalagi dalam pandangannya, kampus  sekarang hanya terlihat seperti mementingkan absensi dibanding paham atau tidaknya mahasiswa tersebut akan materi yang disampaikan dosennya. Alasan yang lain adalah ingin mengabdikan diri selama mejadi mahasiswa.

“Karena saya ingin mengabdi selama menjadi mahasiswa. Lebih tepatnya mengabdi kepada organisasi yang saya ikuti,” kata pemuda yang pernah menjabat sebagai kepala bidang pengabdian masyarakat di BEM fakultasnya.

Pilihan pribadi 

Cara pandang mahasiswa mengenai hal seperti ini memang beragam. Mardiansyah berpandangan bahwa dia lebih memilih “mengabdikan diri” lebih dahulu baru kemudin lulus kuliah. “Saya memilih mengabdi dulu kemudian lulus karena menurut saya jika saya sudah lulus dan sudah bekerja maka saya tidak akan bisa lagi fokus untuk mengabdi,” lanjutnya.

Namun organisasi bukanlah hal yang bisa dijadikan sebagai kambing hitam untuk alasan mahasiswa tidak lulus tepat pada waktunya. Mardiansyah menegaskan bahwa hal seperti itu tidaklah benar. “Kalau dibilang organisasi sebagai penghambat saya lulus sebenarnya tidak juga. Organisasi pun sebenarnya tidak pernah memaksa saya untuk mengabdi terlebih dahulu. Jadi itu hanya pilihan saja,” kata Mardiansyah menegaskan.

Dengan kuliah yang sudah memasuki semester 14 bukan berarti ia tidak mendapat teguran dari pihak kampus. Menurut dia sudah beberapa kali pihak kampus memberitahu kepada dirinya. “Kalau dari kampus sudah sering ada pemberitahuan kepada saya sebagai mahasiswa tingkat akhir untuk menyelesaikan masa studi. Contohnya mereka memasang spanduk di setiap fakultas,” ujar Mardiansyah.

Yang menjadi dilema kadang-kadang adalah apa yang menjadi pilihan kita dengan apa yang diinginkan oleh orang tua. Mardiansyah berterus terang sebenarnya orangtuanya menginginkan dia segera lulus. “Tuntutan dari orang tua pasti ada karena tidak mungkin orang tua tidak menginginkan anaknya lulus tepat waktu,” tutur mahasiswa yang masa studinya akan habis pada 30 juli 2019 nanti tersebut.

Donny Erlambang, mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta