Kemajuan zaman saat ini makin mendorong kemajuan teknologi dalam bidang apapun. Teknologi yang diciptakan tentu mampu membantu memudahkan pekerjaan manusia. Disisi lain, terdapat efek yang menyebabkan terjadinya disfungsi dalam teknologi itu sendiri.
Seperti smartphone yang sejatinya menjadi alat komunikasi, sekarang sudah menjadi alat multifungsi. Bermain games, mencari informasi, mengambil gambar, dan lain sebagainya dapat dilakukan dalam satu smartphone.
Maraknya teknologi ini menyerang semua kalangan, mulai dari anak anak hingga orang tua dan mendapat pengaruh masing masing. Anak anak yang dul biasa bermain bersama teman sebayanya sekarang beralih ke teknologi canggih yaitu smartphone. Aplikasi seperti berhitung, membaca, maupun games terdapat dalam telepon pintar itu.
Aplikasi yang dikemas secara menarik meningkatkan minat anak-anak terhadap hal tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan kurangnya minat anak anak bermain secara tradisional. Kondisi seperti ini seharusnya diawasi dan dibatasi oleh orang tua dan lingkungan sekitar agar dampak negatif tidak terjadi.
Anak anak merupakan pemuda penerus generasi bangsa yang akan menata kemajuan bangsa kedepannya. Budaya seperti permainan tradisional seharusnya tidak tergantikan oleh teknologi. Congklak, kelereng, gobak sodor, dan lain sebagainya sudah jarang kita lihat di lingkungan sekitar terutama daerah perkotaan. Karena semua permainan tersebut sudah digantikan perannya oleh smartphone.
Dampak yang dihasilkan juga merugikan bila ia tidak digunakan dengan bijak oleh anak-anak akan mengakibatkan kerusakan pada mata, kurang gerak yang mengganggu sensor motorik anak, akan menyebabkan pengaruh fisik maupun psikis pada anak itu sendiri. Semakin sering anak bermain smarthphone, semakin kurang anak dalam bersosialisasi. Padahal dengan sosialisasi itulah yang seharusnya dapat menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan dalam diri kita.
Perbedaan yang ada harus disatukan untuk membangun keharmonisan dalam kebhinekaan. Keharmonisan dapat terjadi bila persatuan dan kesatuan dapat kita jaga. Salah satu bentuk persatuan yang bisa kita dapatkan yaitu melalui permain tradisional. Permainan tradisional juga menjadi media sangat lengkap bagi anak-anak agar dapat mengenal budaya mereka secara langsung dan lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.
Budaya yang merupakan adat kebiasaan untuk mewakili sifat diri manusia seharusnya tidak dilupakan. Semakin langka permainan tradisional di era sekarang, semakin jelas bahwa anak telah diatur hidupnya oleh teknologi. Adaptasi untuk terus melestarikan budaya yang ada seharusnya diterapkan pada semua kalangan terutama anak yang menjadi generasi penerus bangsa. Jika budaya seperti itu bisa direbut oleh kemajuan teknologi, persatuan dan kesatuan Indonesia tentu akan mudah terpecah.
Implementasi sila ke tiga ini merupakan wujud pelestarian budaya atau adat kebiasaan yang seharusnya dimulai sejak dini agar dapat menghargai perbedaan yang ada. Permainan tradisional mampu memberi pelajaran terhadap anak agar menghargai perbedaan, melestarikan budaya yang ada, dan melatih diri anak itu sendiri serta mengurangi dampak dari maraknya teknologi saat ini. Persatuan dan kesatuan.
Zhufi Hanggara
Comments are closed.