Kika Sprangers seorang gadis cantik dan berbakat kelahiran Nijmegen, 22 September 1994. Pada usia 23 tahun, Kika Sprangers mencetakkan namanya di industri musik jazz Belanda, sebagai pemain saksofon dan komposer. Tidak hanya itu, gadis cantik ini pernah meraih penghargaan music Jazz bergengsi, B-Jazz Award pada tahun 2018.
Dengan kekhasan musik yang berirama dan melankolis, menghantarkan Kika kepada sejumlah panggung hiburan di Belanda. Wanita berusia 24 tahun itu, tengah memfokuskan dirinya bersama quintet dan large ensemble. Mereka pernah tampil di Jazz Festival Rotterdam, Tivoli Vredenburg Cloud Nine Utrecht dan the Grantefestival Amsterdam.
Yayasan Caraka Mulia dan Eramus Huis berinisiatif mendatangkan Kika Sprangers ke Indonesia. Melihat tawaran ini, pihak Kika sangat antusias dan langsung menerimanya.
“Waktu mendengar ada tawaran manggung di Indonesia, saya dan rekan saya dari quintet dengan senang hati menerimanya. Kami sangat bahagia, sebab selama ini kami hanya manggung di Belanda. Kami ingin sekali untuk manggung di luar negeri, dan begitu diberi kesempatan, kami pun langsung mengambilnya” ucap Kika.
Kika Sprangers Quintet akhirnya datang ke Indonesia. Dengan personil Kika Sprangers (saksofon), Erik Brugmans (gitar), Manuel Wouthuysen (piano), Danny van Ruitenberg (bas) dan Willem (drum). Mereka siap tampil di sejumlah kota besar di Indonesia dan salah satunya ialah Surabaya, tepatnya di Universitas Katolik Widya Mandala.
Pada tanggal 14 November 2018, di Universitas Katolik Widya Mandala, mereka mengatakan akan membawakan 9 lagu karya mereka. Dimana masing-masing lagu tersebut mempunyai cerita yang saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan dari cerita Kika sebagai penulis lagu yang bermula dari perjalanannya di kota Holand Belanda ke sejumlah tempat yang ia kunjungi dengan orang-orang berbeda yang ia temui.
Selain membicarakan tentang lagu, Kika Sprangers Quintet juga mengungkapkan rasa kebahagiaannya dan kekagumannya terhadap Indonesia. “Indonesia sangat bagus dan begitu mengesankan” ungkap Kika.
“Saya suka dengan cuaca disini” tambah Danny. “Makanan disini enak-enak” tutup Erik.
Penulis: Theresia Oktaviona Temaluru
