Kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur adalah gerbang utama untuk masuk ke salah satu dari empat destinasi “Bali Baru” Indonesia, yakni Taman Nasional Komodo. Namun, predikat pariwisata yang begitu membanggakan tersebut belum diiringi dengan tingkat kepedulian kebersihan yang tinggi. Akibatnya di banyak tempat masih kelihatan lokasi yang kotor karena sampah yang ada tidak terkelola dengan baik.
Kondisi itu kemudian melahirkan Komunitas Trash Hero Komodo, sebuah organisasi kemasyarakatan yang berjuang untuk dapat mewujudkan Kota Labuan Bajo yang bersih dari sampah. Demi mewujudkan visi tersebut, Trash Hero Komodo menyelenggarakan kegiatan bersih – bersih pantai setiap minggu pada Jumat sore, sekitar pukul 15.00 – 16.30 WITA.
Saat saya magang di WWF Indonesia beberapa waktu lalu, saya berkesempatan mengikuti kegiatan itu. Setiap Jumat sore saya datang ke titik temu di depan kantor Kelurahan Labuan Bajo, Kecamatan Komodo. Disana saya bertemu dengan Bang Rijal, sarjana Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan dari Universitas 45 Makassar (kini dikenal dengan nama Universitas Bosowa) yang berprofesi sebagai pemandu selam. Ia dikenal sebagai salah satu leader Trash Hero Komodo. Ia dan beberapa anggota komunitas lain, serta anak-anak usia 10 – 15 tahun sedang bersiap-siap untuk memulai kegiatan bersih – bersih pantai.
Mereka antusias ikut membersihkan pantai di sekitar Kota Labuan Bajo. Tak hanya anak – anak yang antusias, wisatawan manca negara-pun meluangkan waktu luangnya untuk ikut acara ini. Setelah terkumpul cukup banyak “heroes” di titik temu tersebut, barulah kami beramai – ramai berangkat menuju lokasi pembersihan.
Setiap minggu lokasi pembersihan selalu berubah, karena mempertimbangkan tumpukan sampah yang terbentuk belum terlalu banyak bila dilakukan hanya di fokuskan pada satu lokasi pembersihan yang sama setiap minggu. Sampai di lokasi pembersihan, setiap peserta kegiatan yang disebut dengan pahlawan atau heroes dibekali dengan satu sarung tangan dan satu karung goni untuk mengambil dan menyimpan sampah dilokasi tersebut.
Di akhir acara, sampah yang terkumpul akan ditimbang lalu disalurkan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk sampah umum, atau ke tempat daur ulang untuk sampah plastik di Kota Labuan Bajo.
Saya ikut kegiatan bersih pantai ini sekitar lima kali yaitu di pantai dekat Jembatan Putih dengan 38 heroes yang mengumpulkan 52 kilogram sampah daur ulang dan 107 kg sampah umum. Jumat berikutnya di Pantai Binongko dengan 48 heroes yang mengumpulkan 200 kg sampah. Lalu di Pantai Waecicu dengan 53 heroes yang mengumpulkan 603 kg sampah, serta kembali ke pantai dekat Jembatan Putih dengan 50 heroes yang mengumpulkan 168 kg sampah. Jumat berikutnya di Pantai Binongko dengan 55 heroes yang mengumpulkan 248 kg sampah.
Saya senang bisa berpartisipasi dalam upaya pembersihan lingkungan Kota Labuan Bajo. Bersama Trash Hero Komodo saya belajar untuk dapat memilah sampah sesuai dengan jenisnya (3R & Umum) dan dapat melihat keceriaan dan semangat anak – anak dalam menjaga lingkungan Kota Labuan Bajo.
Saya berharap di masa depan anak – anak tersebut akan menjadi para penjaga kebersihan terdepan di Kota Labuan Bajo, sehingga citra Kota Labuan Bajo menjadi kota pariwisata yang indah dan bersih dari sampah segera terwujud.
Riyan Nurrahman, mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Jendral Soedirman Purwokerto, Jawa Tengah.