Sebelum memasuki masa perkuliahan semester ganjil di Universitas Padjadjaran, Tim Pengembaraan Palawa Unpad baru saja kembali dari Tanah Borneo. Pengembaraan yang berisikan Penelitian dan Pemanjatan Tebing ini diberi judul “Pembuatan Jalur Panjat Tebing Baturaya dan Penelitian Pengaruh Industri Pertambangan terhadap Perubahan Ekonomi Masyarakat Desa Teluk Kepayang, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan”.
Tim pengembaraan ini beranggota Samudra Muhammad Rahman (Antropologi, 2016), Tri Nur Ramdhani (Perikanan, 2017), dan Rizkia Mutiara (Fisika, 2016), yang didampingi oleh Yandi Romadona (Teknik Pertanian, 2015) dan Ronni Robinson Simbolon (Sastra Inggris, 2011). Kegiatan pengembaraan berlangsung selama dua minggu yaitu dari tanggal 18 Agustus 2018 hingga 2 September 2018.
Teluk Kepayang merupakan salah satu desa di Kabupaten Tanah Bumbu yang sejak lebih dari setengah abad lalu menjadi lahan pertambangan batu bara. Keberadaan tambang ini menjadi daya tarik bagi tim untuk meneliti kaitannya terhadap perekonomian masyarakat di sana. Sementara Tebing Baturaya yang tak jauh dari Desa Teluk Kepayang juga menarik untuk dibuatkan jalur mengingat tebing gamping raksasa ini masih sangat jarang di panjat oleh pegiat panjat tebing Indonesia.
Selama melakukan observasi dan wawancara, tim menemukan fakta bahwa sebagian besar lahan tambang kini telah memasuki tahap reklamasi. Beberapa perusahaan tambang masih melakukan penggalian batubara di Desa Teluk Kepayang dan menyerap tenaga kerja setempat meski tak sebanyak dulu.
Hasil penelitian menunjukkan, pertambangan batu bara di desa tersebut sebenarnya membantu perekonomian masyarakat karena mengurangi angka pengangguran. Selain itu perusahaan tambang di sana juga membantu pendanaan pembangunan infrastruktur desa ini. Namun di sisi lain, lubang-lubang bekas galian tambang menjadi bentuk kerusakan alam bagi desa yang membutuhkan waktu lama untuk memulihkannya.
Masukan bagi pemerintah
Sementara penelitian Pengaruh Industri Pertambangan Terhadap Perubahan Ekonomi Masyarakat Desa Teluk Kepayang yang dilaksanakan 21 – 23 Agustus 2018. Metode penelitian menggunakan observasi dan wawancara secara langsung, dengan mengumpulkan data dari segi produksi, distribusi, dan konsumsi dari masyarakat Desa Teluk Kepayang.
Sebelum beralih menjadi petani dan karyawan kebun, beberapa warga sempat berprofesi sebagai pendulang emas. Profesi ini tak berlangsung lama karena mereka dilarang oleh pemda setempat akibat dalam proses memisahkan emas murni dari tanahnya menggunakan cairan kimia berbahaya.
Dari kegiatan ini, Palawa Unpad berharap bisa mengetahui keadaan ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah Desa Teluk Kepayang menjadi kawasan Industri Pertambangan untuk dapat memberikan sebuah gambaran mengenai pengaruh industri pertambangan terhadap masyarakat Desa Teluk Kepayang. Selain itu, agar bisa menjadi dasar penentuan kebijakan pihak industri dalam mendirikan industri pertambangan di Desa Teluk Kepayang. Kami berharap juga hasil penelitian menjadi pertimbangan pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu dalam membuat kebijakan yang memperhatikan masyarakat hingga ke lapisan bawah.
Butuh Kehati-hatian
Pada kegiatan pemanjatan di Tebing Baturaya yang lebih dikenal dengan nama Gunung Baturaya, tim berhasil merintis jalur panjat sejauh 120 meter dari dasar tebing. Pemanjatan berlangsung selama tiga hari sebelum akhirnya tim memutuskan untuk berhenti di titik tersebut karena alasan keselamatan.
tim memperkirakan tebing Baturaya tergolong karst muda. Formasinya mudah lepas, permukaannya rapuh
Perjalanan ke puncak kemudian tim lakukan dengan cara hiking di hari berikutnya. Dari hasil pengukuran GPS di puncak dan di dasar tebing, tebing ini memiliki ketinggian sekitar 410 meter. Angka ini tim dapatkan dari selisih ketinggian meter di atas permukaan laut (MDPL) puncak dengan dasar tebing.
Selain itu hasil pengamatan di lapangan tim memperkirakan tebing Baturaya tergolong karst muda. Formasinya mudah lepas, permukaannya yang rapuh, dan jarangnya ditemukan lubang tembus atau gua menunjukkan tebing ini belum lama mengalami proses karstifikasi. Namun demikian tebing ini masih layak untuk dipanjat dengan catatan butuh kehati-hatian ekstra dalam memilih tambatan dan pengaman saat pemanjataannya.
Samudra Muhammad Rahman, anggota Tim Palawa Universitas Padjadjaran Bandung