Selama pelaksanaan Asian Games berlangsung di daerah DKI Jakarta terdapat festival-festival yang diselenggarakan di Gelora Bung Karno. Asian Fest adalah solusi bagi para penonton pendukung tim Indonesia yang tidak berkesempatan memiliki tiket masuk ke venue perlombaan karena keterbatasan jumlahnya.
Selain itu, Asian Fest meyediakan beberapa area yang terbagi tiga, yaitu Zona Bhin-bhin, Atung dan Kaka. Di setiap Zona menyediakan beberapa layar lebar untuk memfasilitasi pengunjung yang datang untuk menyaksikan perlombaan yang sedang berlangsung. Selain itu, di zona tersebut menyediakan beberapa booth makanan, minuman dan super store penyedia merchandise Asian Games.
Kemeriahan di setiap zona-zona ini tidak kalah serunya seperti para penonton yang nonton langsung di venue perlombaan. Setiap zona dipadati oleh para pengunjung yang hanya bisa menikmati perlombaan di bilik layar lebar. Pengunjung juga sangat antusias mendukung para atlet Indonesia yang sedang bertanding.
Jumlah pengunjung di setiap zona terhitung padat. Untuk itulah terlihat beberapa sampah sisa-sisa makanan yang berserakan di area Asian Fest ini. Dengan begitu, beberapa petugas kebersihan bertanggung jawab untuk membersihkan wilayah GBK khususnya di Asian Fest ini agar tetap steril dari sampah sisa makanan dari pengunjung.
Suprap (37), Sabtu (25/8/2018), selaku koordinator lapangan petugas kebersihan di wilayah zona Atung menjelaskan, “Kami bekerja dibagi menjadi 2 shift dalam sehari dengan jam kerja 12 jam. Dengan total jumlah pekerja 24 orang. Dalam sehari, shift pagi bekerja dimulai dari pukul 09.00 WIB-21.00 WIB dan untuk shift malam bekerja dimulai dari 21.00 WIB-09.00 WIB.” Suprap menjadi korlap petugas kebersihan. ujarnya sebagai korlap. Sabtu (25/8/2018)
Bagi para pengujung yang akan datang di Asian Fest ini dapat membeli tiket masuk di gate 5 GBK. Tiket dipatok dengan harga Rp 10.000 perorang sudah bisa menikmati setiap zona yang terdapat di Asian Fest. Di Zona Bhin-bhin terdapat Super Store sebagai pusat untuk berbelanja merchandise Asian Games. Mereka yang ingin sekedar untuk berbelanja di sini harus rela mengantri sepanjang 100 meter. Panitia membatasi waktu selama 15 menit untuk berburu suvenir.
Di setiap wilayah Asian Fest ini memang terlihat steril dari sampah-sampah khususnya di tempat booth makanan dan minuman. Agar terlihat salalu bersih ada petugas-petugas kebersihan yang bertanggung jawab penuh agar zona-zona terlihat steril dari sampah-sampah.
Muhammad Lukman (18) adalah petugas kebersihan di zona atung. Pemuda yang baru lulus dari bangku sekolah ini, langsung mencoba mencari pengalaman bekerja sebagai cleaning service di wilayah GBK selama Asian Games berlangsung. Tinggal di Cililitan, Jakarta Timur, tidak membuatnya malas untuk bekerja sebagai petugas kebersihan di GBK khususnya di zona atung. Baginya, pekerjaan yang dilakoni tidak begitu berat karena pekerjaannya dijalani berramai-ramai.
“Saya pertama mendapat informasi untuk bekerja disini dari teman, teman yang sama bekerja seperti saya. Tapi dia tidak bekerja sebagai petugas kebersihan si zona ini. Untuk upah, kami semua disini di gaji Rp. 150.000/hari. Makan dan minum semuanya disini sudah dijamin, dan tidak mungkin kelaparan,” ungkap Lukman saat beristirahat sehabis bekerja di Zona Atung.
Untuk proses pengangkutan sampah-sampah ini akan diangkut oleh mobil pick-up dari dinas lingkungan hidup. Setelah itu di bawah ke TPS ramah lingkungan GBK. Sampainya semua sampah-sampah disana akan diangkut oleh mobil besar dan dibawa ke pembuangan terakhir di Bandar Gebang.
Para petugas kebersihan bekerja 12 jam dalam sehari yang dibagi oleh dua shift petugas kebersihan. Suprap dan Lukman bertanggung jawab untuk kebersihan wilayah setiap area zona atung di pagi hari sampai malam menjelang pergantian shift. Mereka bekerja dengan penuh tanggung jawab dan selalu bersemangat. Dengan terik matahari tidak membuat petugas kebersihan ini untuk bermalas-malasan dibawah rindangnya pohon-pohon besar di area bertugas mereka.
“Para pengunjung yang mulai memadati wilayah Asian Fest khusunya di zona atung itu, biasnya di sore hari dan terutama hari libur,” ungkap Lukman. Pengunjung Asian fest juga bermacam-macam, dimulai dari orang tua dan anak-anak semuanya ada.
Lukman sehari-seharinya mengenakan jasa transportasi busway dari cililitan hingga sampai ke GBK dan memulai untuk bekerja. “Ongkos saya setiap hari Rp. 7.000/pulang-pergi. Setelah sampai, kami semua persiapan untuk sebelum memulai bertugas,” ungkapnya.
Sampah adalah persoalan yang sangat susah diatasi karena masih sebagian orang-orang tidak tertib. Maka beberapa petugas yang di gerakan diwilayah perlombaan Asian Games berlangsung harus bekerja keras mengatasi persoalan sampah.
Petugas-petugas kebersihan dibagi setiap venue-venua wilayah GBK untuk bertanggung jawab kebersihan masing-masing area. Terutama zona-zona Asian Fest yang terdapat pengunjung paling ramai didatangi. Dengan demikian, para petugas kebersihan harus bekerja lebih ekstra agar masalah sampah bisa teratasi di setiap area.
Alan Efriadi, Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Bina Darma Palembang sedang magang di Kompas Muda, Harian Kompas dan Volunter di Asian Games 2018