Walikota Banjarmasin Apresiasi Karya Mahasiswa KKN-PPM UGM

0
558

Tim KKN-PPM Universitas Gadjah Mada Yogyakarta bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Puteri Pariwisata Banjarmasin dan beberapa lembaga di kota tersebut, Minggu (5/8/2018) lalu melakukan kampanye “Cinta Sungai” di Taman Siring, Banjarmasin. Kegiatan tersebut sekaligus menjadi penanda penutupan KKN yang dilakukan para mahasiswa dari UGM.

Mereka yang melakukan kampanye dengan membawa tulisan bertuliskan ajakan untuk peduli sungai. Selain itu, para peserta kampanye bersama komunitas-komunitas peduli lingkungan seperti Forum Komunitas Hijau, komunitas Saban, Mapala Uniska, AIESEC Universitas Mulawarman Banjarmasin juga memungut sampah yang berserakan di Taman Siring.

Ember sampah

Ember sampah untuk tempat membuang tusuk bakso pentol bekas pakai.                                 Foto : Rastra Della

Pada kesempatan itu, mahasiswa KKN-PPM UGM GRSI Banjarmasin memberikan ember sampah kepada pedagang bakso pentol di Taman Siring. Selama ini, pembeli bakso pentol langsung membuang tusuk bakso ke jalan. Ember sampah berguna sebagai tempat sampah.

Walikota Banjarmasin, Kalimantan selatan Ibnu Sina mengapresiasi karya para mahasiswa

Berkaitan dengan kampanye “Cinta Sungai” itu, para mahasiswa juga membuat inovasi berupa “gayung sampah”, desain rumah 3M, dan peta sempadan sungai. Inovasi tersebut mereka perlihatkan ke masyarakat. Walikota Banjarmasin Kalimantan Selatan Ibnu Sina mengapresiasi karya para mahasiswa. “Program KKN-PPM UGM ini bermanfaat bagi warga Banjarmasin Barat. Tahun depan tolong diadakan program KKN semacam ini di kecamatan lain di Banjarmasin,” kata Ibnu Sina.

Menurut Penelitian Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK RI, selama 2013-2017 sungai-sungai besar di Kalimantan Selatan tercemar. Salah satu penyebab sungai tercemar yaitu sampah rumah tangga.

“Gayung sampah”

Dosen UGM Adhy Kurniaswan menyerahkan “gayung sampah” kepada Walikota Banjarmasin  Foto : Amalia Rosyid

Inovasi “Gayung Sampah” karya Tim KKN-PPM UGM GRSI Banjarmasin memudahkan masyarakat mengambil sampah di bawah rumah panggung. Gayung sampah terbuat dari ember dan pipa paralon yang bisa diatur panjang-pendeknya.

Di luar urusan sampah, rumah di sekitar Sungai Banjarmasin belum tertata dengan baik. Rumah-rumah berdekatan sehingga sering terjadi kebakaran. Cita N Aulianisa, mahasiswa Arsitektur UGM kemudian membuat desain rumah 3M. Arti 3M yaitu madep (menghadap sungai), munggah (naik), dan mundur.

Desain rumah 3M karya Cita itu bisa menjadi solusi hunian yang layak di bantaran sungai. Posisi rumah yang menghadap sungai dapat menggerakkan kembali perekonomian di sungai, karena desain rumahnya dilengkapi dengan vertikultur yakni pemanfaatan lahan sempit untuk pertanian.

Penyerahan Desain Rumah 3M kepada Toni, Kabag Sumber Daya Air, Dinas PUPR Banjarmasin. Foto : Fachrul Rahman

Sementara peta sempadan sungai Pelambuan dan Sutoyo memberikan informasi kepada masyarakat mengenai jalur hijau di area sekitar sungai. Sempadan sungai Pelambuan memiliki lebar 15 meter, sedangkan sempadan sungai Sutoyo selebar tiga meter. Namun faktanya rumah warga yang di bangun di tepi di sungai Pelambuan dan Sutoyo banyak yang melebihi batas sempadan sungai.

Menurut Pasal 15, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,  bangunan dalam sempadan sungai dinyatakan dalam status quo dan secara bertahap harus ditertibkan. Alih fungsi yang terjadi pada area sempadan sungai dapat berpotensi menimbulkan dampak ekologis yang besar. Pembuatan desain rumah 3M dan peta sempadan sungai nantinya bisa menjadi dasar untuk membuat kebijakan pemerintah terkait perencanaan tata ruang wilayah sungai.

Peta sempadan sungai di Banjarmasin, Kalimantan Selatan karya mahasiswa KKN-PPM UGM. Foto: Amalia Rosyid

 

Dewi Setiawati