Teknologi Digital untuk Pertanian Desa Gelar Cipta

0
367

Jakarta – Indonesia Development Forum 2018 yang diadakan di Ritz Carlton, Mega Kuningan pada hari Selasa (10/07) lalu membahas mengenai bagaimana strategi pemanfaatan teknologi digital sebagai sarana untuk mengedukasi masyarakat khususnya di pedalaman dengan tema “Unlocking  the Potential of the Digital Economy for Regional Development”. Forum ini dihadiri oleh Profesor perekonomian internasional dari Universitas Indonesia, Prof. Mari Elka Pangestu, Gustaff Hariman Iskandar Direktur dan Founder dari Common Room  Network Foundation, Julie-ann Lambourne CEO dari enVizion Group Inc, Australia, dan Lynley Mannell team leader dari Strengthening Agricultural Finance In Rural Areas (SAFIRA)

Dalam forum ini salah seorang narasumber yaitu Gustaff Hariman membahas mengenai Ekonomi Digital dan Teknologi Digital dalam masyarakat adat di Desa Cipta Gelar. Desa tersebut merupakan salah satu desa yang kurang mendapat sentuhan dari teknologi yang dibuktikan dengan masih digunakannya batu sebagai salah satu penanda jalan atau geotagging.

Kegiatan yang dilakukan oleh Gustaff ini diawali dengan adanya keinginan untuk mendorong masyarakat di Desa Cipta Gelar untuk mau menerima teknologi digital untuk membantu aktivitas pertanian. Gustaff juga menuturkan alasan timnya memilih Desa Cipta Gelar karena memiliki akar budaya identitas, budaya, dan tradisi pertanian yang menarik serta memiliki hutan yang baik dan pertanian yang bagus. Ia juga menuturkan bahwa teknologi internet dan media digital dapat membantu kesenjangan dan kolaborasi antar kota dan desa dapat lebih mudah dihilangkan.

Teknologi yang digunakan menggabungkan antara pengetahuan, pengetahuan scientific, dan siklus pertanian ini menurut Gustaff dapat membantu masyarakat di Desa Cipta Gelar untuk membantu petani untuk menentukan kapan waktu yang pas untuk menghasilkan panen yang terbaik. Informasi yang digunakan dalam teknologi tersebut berasal dari berbagai sumber mulai dari satelit, internet, dan juga sesepuh desa untuk mengetahui informasi mengenai rasi bintang – bintang yang bisa dijadikan pertanda sehingga dapat melihat siklus alam dengan baik.

Data-data yang didapat lalu dimanfaatkan oleh seorang programer dan desainer dari Eindhoven untuk membuat kalender bintang secara online meskipun masih dalam bentuk prototype. Ia pun mengajak para hadirin yang tertarik untuk membantu mengembangkan program ini agar dapat menjadi aplikasi yang dapat bermanfaat bagi para petani.

Pria yang dijuluki sebagai City Boy di Desa Cipta Gelar ini juga menuturkan bahwa adanya beberapa hambatan yang terjadi di mini data center dimana micro hidro sebagai salah satu sumber jaringan listrik sangat bergantung dengan sedang bagus atau tidaknya aliran air. Bahkan ada banjir bandang pun dapat menggangu dan menjadi masalah.

Adopsi teknologi digital menurut Gustaff dapat membantu proses komunikasi dan inklusi social juga meningkatkan proses informasi dan pengetahuan bukan hanya dari Desa Cipta Gelar tapi seluruh masyarakat juga dapat mengakses pengetahuan yang ada di Desa Cipta Gelar.

 

Tim Penulis

  • Christopher Alexander, ILKOM, UMN 2014
  • Moch Rio Fauzan, FISIP, UB 2015