Safari Malam di Kantor Harian Kompas

0
367

TANGERANG, KOMPAS CORNER – Kompas Corner sukses  menyelenggarakan event terbarunya yaitu Printing Tour & Sharing Session yang bertajuk “Cerdas Menghadapi Hoaks”, digelar secara bergiliran di Bentara Budaya Jakarta dan gedung Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta Pusat (23/03/2018). Acara ini diikuti tidak hanya oleh mahasiswa UMN melainkan ada yang dari universitas lain seperti Politeknik Negeri Jakarta.

Bertempat di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah, acara secara resmi dibuka oleh James Patrick selaku Ketua Kompas Corner Gen 5. James menjelaskan secara singkat maksud dan tujuan diadakannya Printing Tour ini. Printing Tour seakan sudah menjadi budaya di Kompas Corner, karena selalu dilakukan setiap tahunnya dan sudah menjadi ciri khas.

Susie Berindra tengah menjelaskan mengenai Kompas Muda.

Setelah dibuka oleh James, giliran rubrikasi Kompas Muda yang dibawakan oleh Susie Berindra selaku Wakil Redaksi Desk Kompas Muda. Beliau menjelaskan secara detail perjalanan Kompas Muda yang telah berdiri selama 11 tahun. Kompas Muda sendiri merupakan platform yang didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan anak-anak muda yang identik dengan energik, kreatif dan inovatif. Selain menjelaskan berdirinya Kompas Muda, beliau juga membagikan pengalaman beberapa anak muda yang bergabung bersama Kompas Muda sebagai magangers (sebutan untuk anak SMA yang magang di Kompas Muda) maupun mahasiswa yang magang karena menurutnya berada di lingkungan Kompas Muda akan memberikan banyak pengalaman terutama suasana kantor yang sebenarnya.

Didit Putra Erlangga berfoto bersama pemenang kuis.

Printing Tour kali ini mengambil tema hoaks, tak lengkap rasanya bila tidak membahas apa itu hoaks dan kiat untuk menangkalnya. Didit Putra Erlangga berkesempatan menjadi narasumber dalam seminar mengatasi hoaks. Menurutnya perkembangan hoaks saat ini sudah semakin mengkhawatirkan. Pernyataan tersebut diperkuat dengan fakta mudahnya orang-orang menyebarkan sebuah informasi yang belum dipastikan kebenarannya lantaran sudah dianggap sebagai informasi penting dan harus segera disebarkan. Menurutnya, cara termudah untuk melacak apakah informasi tersebut benar atau hoaks dapat menggunakan fitur buatan Google yang mampu mendeteksi keabsahan dari sebuah berita, selain itu ada cara lain yakni dengan melihat persebarannya.

“Berita hoaks biasanya memiliki persebaran yang tidak merata, artinya hanya bersumber pada satu titik dan sisanya akan kemana-mana. Sedangkan berita asli memiliki persebaran yang merata, jika kita melakukan crosscheck maka akan sangat mudah ditemukan di portal berita lainnya,” ujar Didit yang menjabat sebagai Wakil Manajer Departemen Media Sosial Harian Kompas.

Sebelum memasuki acara berikutnya yakni kunjungan ke redaksi Kompas dan Litbang (penelitian dan pengembangan) Kompas, Sulyana Andikko selaku Programme Manager Kompas Corner menyampaikan bahwa acara Printing Tour ini merupakan kesempatan langka.

“Hanya UMN yang mendapat akses melihat percetakan koran Kompas di Palmerah, untuk kampus lainnya saya jamin tidak bisa seperti UMN, paling-paling bisa tapi di Karawang,” ujarnya.

Wajah sumringah terlihat saat menuju ruang redaksi.

Wajah sumringah terlihat dari para peserta ketika memasuki ruangan redaksi karena dapat langsung berinteraksi dengan wartawan Kompas. Peserta yang penasaran banyak yang melakukan tanya-jawab dan para wartawan dengan ramah menjawab setiap pertanyaan.

Ruangan Litbang juga tidak luput dari kunjungan peserta Printing Tour. Terdapat banyak sekali buku yang dapat dijadikan referensi dan bagusnya fasilitas tersebut terbuka untuk umum. Selain itu, terdapat beberapa komputer untuk mengakses Kompas Data, yakni sebuah platform yang berisi kumpulan data-data Kompas sejak tahun 1965 sampai saat ini serta dapat dicetak untuk keperluan tertentu.

Memasuki sesi terakhir yaitu melihat bagaimana proses koran Kompas dicetak, para peserta dan panitia acara diberikan briefing terlebih dahulu oleh perwakilan Kompas bagian percetakan. Peserta lalu diajak untuk mengelilingi pabrik percetakan mulai dari pembuatan plat, percetakan hingga proses pengiriman ke mobil-mobil ekspedisi yang sudah siap mengantar koran-koran ke pelanggan atau agen-agen koran.

“Menginjakkan kaki di ruang redaksi dan melihat proses percetakan koran Kompas adalah suatu hal yang berkesan bagi saya, ke depannya saya harap peserta dapat lebih banyak dan dapat mengundang kampus lainnya yang sama di bidang jurnalistik,” ujar salah satu peserta, Theodorus Budiarjo dari Politeknik Negeri Jakarta.

 

Penulis: Kompas Corner/Agung Destian Putra

Editor: Kompas Corner/Nico Wiranito

Dokumentasi: Tim Dokumentasi Kompas Corner