Unjuk nama dan talenta tidak melulu soal kompetisi, melainkan juga kolaborasi. Hal ini telah diwujudkan oleh kedua tim paduan suara SMA asal Jakarta dan Tangerang ini oleh suatu tatanan pertunjukan yang harmonis pada Minggu (25/3).
Tim paduan suara SMA Negeri 8 Tangerang, Delta Voice, bersama Gita Patria Sapta Eka yang merupakan tim paduan suara SMA Negeri 71 Jakarta, baru saja menghelat konser kolaborasi bertajuk “PARAISO: A Collaboration Concert” pada 25 Maret 2018 yang lalu di Auditorium Graha Swara Universitas Tarumanegara, Jakarta. Acara ini pun dijadikan sebagai salah satu proyek pembuka bagi kedua tim dalam menghadapi berbagai event di tahun ini.
Tema Paraiso yang bermakna ‘surga’ dalam Bahasa Spanyol, diusung sebagai harapan bahwa segala hal yang akan ditampilkan nantinya akan memberikan kesan ekspresif, terutama dari ragam warna nada yang dihasilkan para penyanyi. Dan itu semua telah dibuktikan dengan pertunjukan yang disuguhkan secara apik pada malam itu.
“Dengan mengusung tema ini, yang kami harapkan adalah para audiensi dapat mendengarkan alunan-alunan nada kami dan bisa mendapatkan kedamaian secara batin maupun fisik layaknya berada di surga.” ujar Rabi Virgi Arafat, salah satu personil Delta Voice SMAN 8 Tangerang saat diminta keterangannya sebelum konser dilaksanakan.
Menurutnya, konser ini sungguh istimewa. Hal ini dikarenakan konser ini mempertemukan dua tim paduan suara ternama tingkat SMA — paling tidak di kalangan Jabodetabek. “Jadi, kami (Delta Voice-red) bersama pelatih kami, Ilham Ditama, memang telah saling kenal dan berhubungan baik dengan Asep Aryanto, salah satu pelatih paduan suara Gita Patria Sapta Eka SMAN 71 Jakarta. Bahkan, beliau juga yang telah ikut membimbing kami dalam perlombaan di Singapura tahun lalu. Dari situ, sudah terjalin komunikasi diantara para pelatih dan timbullah pembicaraan dan ide untuk berkolaborasi.” lanjut Rabi.
Walaupun masih berusia muda, pencapaian yang telah diraih kedua tim ini tak bisa dianggap remeh. Terhangat, Gita Patria Sapta Eka berhasil meraih kemenangannya dalam kategori A di 12th National Folklore Festival yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, awal Maret lalu. Delta Voice pun demikian, mereka bahkan telah memperluas kicauannya hingga kancah internasional dengan diperolehnya dua silver award dalam ajang 4th Singapore International Choral Festival yang dianugerahkan di The Esplanade, Singapura, Juli 2017 lalu.
Lanjut mengenai acaranya, acara ini membawakan 15 lagu dan terbagi ke dalam dua sesi. Diawali dengan lagu klasik khas paduan suara seperti Il Bianco e Dolce Cigno yang dibawakan oleh Gita Patria Sapta Eka dan Io Mi Son Giovinetta oleh Delta Voice, suguhan awal mereka berhasil memukau hati para audiensi.
Tidak hanya lagu klasik yang mereka suguhkan. Lagu bertemakan lain pun turut mereka masukkan ke dalam sesi kedua. Dari lagu kebangsaan seperti Ibu Pertiwi, lagu daerah seperti Soleram, Manuk Dadali, dan Paris Barantai, hingga genre lagu populer khas masyarakat Indonesia, dangdut!
Yap, lagu Hello Dangdut yang pernah dipopulerkan Rita Sugiarto pada era 80-an ini langsung mendapatkan sambutan penonton. Elemen hentakan kaki dan goyangan khas dangdut pun tak luput ikut ditampilkan. Alhasil, tidak hanya diriuhkan oleh sambutan kalangan orangtua karena nostalgia, para millennials pun juga memberikan sahutan-sahutan semangat karena goyangan para personil yang enerjik. “Gokil sih ini asik banget, gak kaku! Hahaha.” komentar Alifia, salah seorang penonton yang merasa kagum.
Konser ini kemudian diakhiri oleh penampilan kolaborasi antar kedua tim yang dipimpin oleh konduktor Asep Aryanto. Dengan lagu berjudul sama seperti tema, Paraiso, dan Doa Seorang Anak, pembawaan lagu ini diwujudkan sebagai penghargaan bagi para orangtua yang telah memberikan dukungannya. Momen ini pun juga diiringi dengan tayangan slide show foto para personil paduan suara bersama kedua orangtuanya semasa kecil sehingga menambah suasana haru dan berakhir dengan aksi standing applause oleh para audiensi yang hadir.
Dalam sambutan akhir, Dimas Bimo Mahardika — salah seorang pelatih Gita Patria Sapta Eka — juga mencurahkan segala keluhan para personil beserta orangtuanya mengenai larutnya waktu pulang akibat mengejar target pada saat sesi latihan. “Tapi, dengan segala koordinasi yang baik (antara orangtua dengan anak), tercapailah semua yang ada disini. Jadi, terima kasih banyak atas segalanya!” pungkasnya.
Pada akhirnya, seluruh rangkaian acara malam itu telah berhasil membayar semua jerih payah seluruh partisipan yang telah terlibat dalam proyek konser ini. Tidak lupa seperti halnya gaya hidup masa kini, momen ini diabadikan oleh seluruh partisipan melalui ponsel ataupun kamera, baik untuk disimpan secara personal maupun dibagikan melalui media sosial.
Reporter: Farhan Deristianto Putra
Foto: Muhammad Rizky Adly Layana