Mitos dan stigma mengenai menjadi salah satu tantangan dalam program edukasi HIV AIDS. Sejumlah pelajar hadir dalam acara yang bertajuk “#MudaPeduliHIV Cegah Virusnya Rangkul Orangnya” yang diselenggarakan oleh Harian Kompas dan Chevron pada 13 Desember 2018 lalu. Acara ini mengundang Adystra Bimo selaku Runhood Community, Natasya Sitorus selaku pengurus Lentera Anak Pelangi, dan Dr. Iwan Susilo Joko, MKK selaku Chief Medical Officer Chevron.
HIV (Human Immunodeficency Virus) adalah suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, yang dapat menyebabkan penyakit AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). Beberapa penyebab menularnya virus HIV adalah seks bebas dengan berganti–ganti pasangan juga jarum suntik bekas dan tidak steril. Evy Rachmawati, Wartawan Harian Kompas yang juga hadir menjadi pembicara memaparkan data bahwa mayoritas terkena HIV pada umur 25-49 tahun sebanyak 69,9%. HIV banyak ditemukan pada ibu rumah tangga dan remaja. Walaupun demikian masih banyak ibu rumah tangga yang menolak menjalani test HIV atau yang dikenal dengan istilah VCT (Voluntary Counseling and Testing). Sedangkan remaja cenderung labil dan bersifat ingin tahu. Berawal dari menonton video dengan konten dewasa dan menyalahgunakan informasi yang dikonsumsi.
Adapun stigma yang beredar di masyarakat kerap menghambat usaha melawan HIV/AIDS menyebabkan diskriminasi, konsekuensi kesehatan mental juga depresi dihadapi oleh ODHA. Berdasarkan data WHO (World Health Organization) pada tahun 2005 yang di sampaikan oleh Dr. Iwan Susilo Joko selaku Chief Medical Officer Chevron, ada 4 tahapan yaitu :
- Stadium I: infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS dan tidak ada gejalanya tidak diketahui
- Stadium II: termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernapasan atas yang berulang
- Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis (TBC).
- Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah indikator AIDS.
Kegiatan ini diharapkan dapat menggugah kepedulian bersama terhadap ODHA (Orang Dengan HIV AIDS). Kegiatan ini sekaligus untuk memperkenalkan ciri – ciri dan gejala HIV AIDS kepada anak remaja untuk dijadikan informasi yang berguna dan dapat mengenali serta memperlakukan ODHA.
[ Muhammad Faiz Kamil – Volunteer Kompas MuDA]