Malam tahun baru merupakan malam yang ditunggu-tunggu oleh kebanyakan orang. Ada yang ingin merayakan di luar, melihat kembang api atau ada yang menghabiskan malam tahun baru dengan orang tercinta. Semaraknya malam tahun baru serentak dirasakan oleh masyarakat di seluruh penjuru dunia. Namun kegembiraan serta kesenangan yang dirasakan oleh kebanyakan orang tidak berarti semuanya merasakann hal serupa.
Pelajar Indonesia di Kota Sakarya, Turki punya cara sendiri merayakan tahun baru 2018. Para pelajar mempunyai niat untuk mengadakan kegiatan amal. Kegiatan ini terlaksana berkat inisiatif pelajar untuk memberikan suatu yang lebih bermanfaat di malam tahun baru. Kegiatan amal ini dilaksanakan dengan dikumpulkannya pakaian-pakaian musim dingin yang tidak dipakai lagi oleh pelajar dan diberikan kepada orang yang membutuhkan,
Sebagian kota di Turki sebenarnya sudah mulai turun salju namun ada beberapa yang masih belum turun seperti Sakarya. Namun bukan berarti suhu di Sakarya tidaklah dingin.
Menurut Ketua Pelaksana Ramdhani Murdiana, acara ini diadakan sebagai respon mahasiswa Indonesia yang miris melihat masih banyak masyarakat yang harus menahan dinginnya dirinya dari penghujung musim semi. Ramdhani juga mengapresiasi kegiatan yang dilakukan para pelajar di Sakarya. “Saya sangat mengapresiasi kerja teman-teman semua, meskipun hujan namun semangat kita tidak redup,” ujarnya (31/12).
Adapun pelaksanaan kegiatan amal ini dilakukan di beberapa titik di pusat Adapazari, Sakarya. Tempat-tempat tersebut merupakan sering adanya para pengemis atau mereka tidak mampu. Kebanyakan dari mereka adalah para pengungsi Suriah, mereka bekerja sebagai pemulung. Kondisi mereka tidak seberuntung apa yang dirasakan kebanyakan orang pada malam tahun baru yang bersenang dan melihat semarak perayaan tahun baru.
Melihat kondisi mereka yang memperhatinkan, membuat para pelajar bergerak dalam kegiatan amal ini. Sebelumnya kegiatan amal ini juga sudah dilaksanakan pada tanggal 25 Desember. Kemudian diteruskan pada tanggal 31 Desember. Mengingat malam tahun baru di Sakarya tidak semeriah malam tahun baru di berbagai kota di Turki seperti Istanbul dan Ankara. Gerakan yang dilakukan oleh para pelajar sendiri merupakan murni gerakan sosial tanpa ada iming-imingan imbalan.
Acara yang dilakukan dari sore hingga akhir isya ini diikuti oleh 22 pelajar Indonesia di Sakarya. Awalnya semua berkumpul untuk membahas titik yang banyak didiami oleh pengemis atau para peminta. Setelah semuanya selesai barulah semuanya siap untuk membagiakan barang-barang yang akan diberikan kepada orang yang membutuhkan.
Saya yang sekaligus ikut dalam acara ini, banyak hal yang banyak yang dapat saya ambil selain sekedar membagi pakaian musim dingin. Melihat mereka kita lebih mengerti artinya kehidupan, menghargai sekecil apapun rezeki yang diberikan Tuhan kepada kita. Kita menyadari bahwa masih banyak orang di luar sana yang harus menahan dinginnya malam dan perihnya kehidupan. Sedangkan tak jarang dari kita masih mengeluh dengan kehidupan yang kita jalani. Semoga dengan bakti amal yang kita lakukan dilakukan di malam tahun baru ini menjadi spirit untuk melangkah di tahun 2018 dan sekaligus menyebarkan semangat bakti sosial bagi semua kalangan.