Putih Abu di Dalam “Green Campus”

0
1735

Bersekolah dengan suasana yang kondusif, aman, dan menyenangkan memang menjadi impian semua pelajar. Namun, nyatanya banyak sekolah yang belum bisa mewujudkan suasana tersebut. Seperti adanya aksi tawuran antar pelajar, hubungan guru dengan siswa kurang harmonis, dan lain sebagainya yang membuat siswa/i tidak nyaman. Tetapi, tidak semua sekolah seperti itu, masih banyak sekolah yang memiliki suasana kondusif, aman, dan menyenangkan.

Salah satunya adalah SMA Kornita-IPB yang berlokasi di Jl. Tanjung Kampus IPB Dramaga, Bogor. SMA Kornita-IPB adalah singkatan dari Sekolah Menengah Atas Korpri Dharma Wanita Institut Pertanian Bogor yang didirikan oleh mantan Rektor IPB Prof. Dr. H. Andi Hakim Nasution pada tahun 1986. Hal unik dari sekolah ini adalah lokasinya yang berada di dalam kampus yang kini dikenal dengan istilah green campus yang jauh dari kebisingan jalan raya, udara sejuk karena dikelilingi pepohonan yang rindang, dan suasana akademis yang kuat karena dikelilingi kehidupan kuliah mahasiswa.

Fasilitas dan Ekstrakurikuler

Selain suasananya yang kondusif untuk kegiatan belajar mengajar (KBM), SMA Kornita-IPB  mempunyai karakter agamis yang kuat, kekeluargaan, dan semangat untuk mewujudkan cita-citanya yaitu menjadi sekolah unggulan di Jawa Barat yang mendidik siswa unggul di bidang akademik maupun non akademik. Sekolah ini mempunyai fasilitas yang cukup memadai untuk KBM. Seperti tersedianya kelas yang nyaman, laboratorium fisika, kimia, dan biologi, ruang komputer, ruang kesenian/tari, UKS (Unit Kesehatan Siswa), perpustakaan, FabLab (Fabrikasi Laboratorium) yang dapat digunakan siswa/inya berkreatifitas menciptakan berbagai karya, lapangan olahraga yang bisa digunakan untuk futsal, basket, voli, bulu tangkis, dan hand ball,  koperasi, kantin, mushola, dan toilet.

Program rutin harian yang dilaksanakan sekolah ini bernuansa agamis, seperti BTQ (Baca, Tulis Al-Quran), sholat dhuha bersama di hari rabu, hafizh quran, dan lain sebagainya. Ekstrakurikuler yang disediakan untuk menyalurkan minat dan bakat para siswa juga beragam, seperti Siswa Pecinta Alam (Wapala), Pramuka, Paskibra, voli, futsal, basket, bulu tangkis, Nihon Club (bahasa dan kebudayaan Jepang), Korean Club (bahasa dan kebudayaan Korea), calung, musik, degung, tari tradisional dan modern, PMR (Palang Merah Remaja), Kekuatan Tenaga Dalam (Kateda), karate, dan rohis.

Kerja Sama

SMA Kornita-IPB merupakan sister school dengan SMA Sakado, Jepang mulai tahun 2008. Oleh karena itu, SMA Kornita-IPB mempunyai segudang program hasil kerja sama dengan SMA Sakado maupun negara-negara lain selain Jepang. Program-program antara lain, Ryugaku yang merupakan program pertukaran pelajar antara SMA Kornita dengan SMA Sakado. Lalu ada program Kikigaki yang merupakan program kerja sama dengan Jepang yang diikuti oleh beberapa SMA di berbagai daerah di Indonesia seperti Bogor, Palangkaraya, Donggala, Palu, Yogyakarta, dan Tana Toraja, yang bertujuan untuk membuat karya tulis hasil wawancara dan belajar dari seseorang yang berusia 50 tahun ke atas, memiliki unsur kearifan lokal, dan dianggap ahli di bidangnya (meijin).

Selain itu, juga ada program  ESD (Education for Sustainable Development) merupakan program penelitian yang berbasis permasalahan global dan kepedulian terhadap lingkungan, dan masih banyak lagi program yang dapat mengasah kemampuan maupun keberanian siswa dalam berkompetisi.

Tak hanya memiliki program yang menarik untuk diikuti para siswa, SMA Kornita-IPB juga memiliki prestasi yang cukup baik dalam hal meluluskan siswa ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS). Hal ini terbukti dalam beberapa tahun kebelakang jumlah siswa yang lolos sleksi dari berbagai jalur diterima oleh perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Jumlah siswa yang lolos dalam sleksi masuk PTN di tahun 2017 cukup terbilang mencengangkan, yaitu 35 orang dari kurang lebih 100 siswa di satu angkatan.

Jadi, bersekolah di SMA Kornita-IPB tidak hanya terpaku pada IPB saja, namun bisa juga ke perguruan tinggi yang diinginkan dan tanpa membedakan kelas IPA dan IPS, semuanya memiliki kesempatan yang sama, asalkan memiliki kemauan dalam berusaha untuk menggapai cita-cita.

Penulis: Aunal Adha Sulistiari

Siswa SMA Kornita-IPB Bogor

Magangers Kompas Muda Batch IX