The Doll 2, merupakan sebuah film produksi Hitmaker Studios dengan rangkaian cerita yang baru. Disebut sekuel karena masih ada tokoh utama yang sama yaitu Bu Laras seorang paranormal. Walaupun memiliki cerita yang baru, pada awal fim tetap diselipkan adegan penutup cerita The Doll pertama dengan boneka Ghawiyah. Boneka tersebut dikuasai roh anak kecil yang dendam karena pembunuhan keji sehingga ia bersekutu dengan iblis. Terbukti begitu jahatnya boneka tersebut, teror kepada Anya memang sudah berakhir tetapi sedikit lanjutannya kepada pemilik rumah baru yang memasuki ruangan tempat boneka itu tersimpan. Menjadi paranormal tidaklah mudah, Bu Laras harus kehilangan keluarganya karena kejamnya teror boneka Ghawiyah.
Memasuki cerita baru yang diperankan Luna Maya dan Herjunot Ali, film tidak lagi membahas cerita sebelumnya. Kisah yang baru menceritakan tentang keluarga Maira (Luna Maya) dan Aldo (Herjunot Ali) yang memiliki anak bernama Kayla. Saat hendak merayakan anniversary perkawinan, mereka mendapatkan kejutan yang sangat menyakitkan. Sebelum dinner, mereka berupaya menitipkan Kayla kepada neneknya lalu, di perjalanan terjadi sebuah insiden. Kecelakaan besar yang menewaskan putri mereka.
Enam bulan kemudian, tepat di hari ulang tahun Kayla, Aldo membeli sebuah kue favorit anaknya. Menyalakan dan meniup lilin sebagai ucapan selamat ulang tahun. Maira semakin hari semakin tidak bersemangat untuk hidup, ia sangat rindu kepada anaknya dan ingin sekali berkomunikasi. Atas saran dari sahabatnya, Maira menggunakan medium boneka Sabrina sebagai boneka kesayangan Kayla dan menyanyikan lagu Lengser Wengi.
Mereka menemukan cara itu dari sebuah internet, tetapi yang mereka lupa adalah berdoa agar roh tersebut kembali dan tidak menetap di boneka karena disangkanya tidak terjadi apa-apa setelah ritual tersebut. Kayla ternyata benar-benar hadir. Ia memang belum tenang berisitirahat. Insiden kecelakaan yang menimpanya rupanya ingin ditunjukkan kepada Maira. Ia juga ingin melindungi ibunya dari niat buruk seseorang. Tak hanya penyebab insiden kecelakaaan tetapi juga sebuah kebenaran baru terkuak. Atas bantuan Bu Laras dan adiknya, Bagas, mereka berhasil membuka sebuah rahasia dan kemauan dari roh yang menetap di boneka Sabrina.
Rocky Soraya tampaknya menjadikan ciri khas dari seri The Doll adalah kisah yang benar-benar menyeramkan ditambah dengan kekejaman berdarah. Selalu disisipkan pesan yang memang bernar adanya seperti: roh yang menetap di bumi artinya masih ada urusan yang belum selesai dan jika sampai menyakiti artinya ada peringatan keras yang perlu dipahami serta membahas hubungan cinta dan bantin antara anak dan ibu yang saling menjaga dan menyanyangi satu sama lain hingga sudah berbeda alam.
Film ini digarap dengan serius sehingga mampu menampilkan kejutan terhadap jalan cerita. Penonton mampu dibuat kaget berulang kali bahkan untuk adegan yang ternyata tidak menampilkan hantu. Musik yang diaransemen oleh Anto Hoed mampu memberikan efek seram lebih baik daripada musik pada The Doll pertama didukung dengan tata suara Dolby 7.1 yang menggelegar. Tata kamera yang dihasilkan, nyaman dipandang oleh mata didukung oleh pewarnaan yang nyaman.
Dari keseluruhan hasil, dapat dikatakan The Doll 2 adalah film horor yang baik dan menyeramkan. Film ini layak ditonton, memiliki jalinan plot yang lebih baik dan lebih menyeramkan dari film horor yang sama-sama tayang tahun ini. Semoga penonton The Doll 2 melewati angka seri pertamanya. Menonton The Doll 2, tidak terasa telah menghabiskan waktu selama dua jam. Menghibur sekaligus mengundang jeritan.
Penulis : Christofer Felix
Editor : Herlina Anace Yawang
Gambar : Hitmaker Studios