Orang muda dalam kekangan rasa nyaman membuat mereka cenderung menikmati keadaan sebagai user tanpa berpikir untuk mencoba menjadi maker. Inspirasi memulai usaha dapat dimulai dengan kritis terhadap produk-produk yang kita pakai.

Satria Putra Aditama yang kerap disapa Dhito (24), merupakan owner dari brand tas lokal. Dhito mendapat ide untuk menamai produknya NAMA (@namastudios). Yang merupakan kependekan dari Neutral Alliance Molted Altogether yang artinya Bhinneka Tunggal Ika. Kepada kami, Dhito menceritakan saat memulai usaha fesyen tahun 2015.

Pria lulusan Universitas Prasetiya Mulya  tersebut, bercerita bahwa ia mengawali usaha konveksi untuk memenuhi tugas kuliah. sampai ketika Dhito lulus, ia memulai membuat brand  sendiri dengan bermodalkan garasi rumah dan alat jahit. Masa merintis usaha, Dhito menjahit sendiri tas pesanan pembeli sampai kegigihannya dalam mengembangkan usaha ini meningkatkan jumlah pembeli sehingga ia mempekerjakan 2 karyawan.

Hingga saat ini total pekerjanya berjumlah 20 orang. Kendala pada awal usahanya, tidak adanya dukungan dari keluarga, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengontrak rumah agar lebih fokus dalam menjalankan usahanya.

CUSTOMER SEBAGAI PRIORITAS UTAMA

Kepuasan pembeli sebagai prioritas utama menjadikan bisnis fesyen ini banyak diminati. Tak hanya menerima bahkan ia meminta saran serta kritik pada setiap pembeli untuk meningkatkan kualitas yang dihasilkan. Tak jarang  inspirasi dalam pembuatan desainnya pun didapatnya dari kritik serta saran ini.

Untuk menjaga konsistensi, Dhito selalu mengamati perkembangan zaman untuk melihat apa yang dibutuhkan konsumen saat ini serta membangun kepercayaan pembeli. Dia melayani segala pertanyaan yang ditanyakan pembeli secara langsung melalui akun resmi NAMA. Menurut pemaparan pria kelahiran Jakarta tahun 1992, ketika masih mengembangkan NAMA, memakai media sosial untuk pemesanan, namun sekarang ia sudah mengembangkan inovasi untuk membuat form pemesanan secara rapi melalui website brand tersebut. Inovasi ini berguna untuk memudahkan pemesanan baik untuk pembeli atau pendataan pembeli. Ke depannya Dhito berencana untuk membuka lapak, namun untuk lokasi pastinya masih dipertimbangkan.

TAK KURANGI KUALITAS

Dhito menjual produk ini dengan fitur-fitur yang berbeda, dapat dibedakan dari harga produk. Untuk pemesanan pre-order, ia tidak takut untuk memberi diskon besar-besaran. Walau harganya terjangkau, hal tersebut tidak memengaruhi kualitas barang yang dihasilkan, sehingga pembeli merasa puas.

NAMA bekerja sama dengan Ezra Mandira (25) gitaris HiVi yang juga merupakan sahabat yang mengetahui seluk beluk NAMA dari awal. Pemilihan Ezra sebagai brand ambassador juga didasari oleh kesamaan visi. Dan juga, sosok Ezra cukup menginspirasi banyak anak muda sehingga dapat dijadikan brand ambassador. Dhito juga beranggapan kalau brand ambassador itu merupakan media pemasaran NAMA.

Berbagai inovasi yang di ciptakan, pula caranya memuaskan dan menjaga kepercayaan pembeli adalah kunci utama dari stabilnya bisnis fesyen ini. Selain itu, minatnya dalam bidang ini pun memengaruhi banyaknya inovasi yang dihadirkan pada usaha.

LANGKAH AWAL MEMULAI USAHA

“Dalam bekerja kita harus fokus seperti merawat bayi” ujar Dhito saat ditanya bagaimana membangun sebuah perusahaan. Tentunya belajar dari kesalahan merupakan modal awal kita dalam berbisnis. Selain itu tantangan yang muncul setiap harinya secara tidak langsung memberikan pelajaran bagi kita.

Optimisme terhadap pemasaran barang juga memengaruhi cara kerja. Tak hanya itu, optimis dalam bersaing pun penting namun kita harus tetap menghormati kompetitor. Bisnis dalam bidang apapun itu pasti ada kendala tentunya butuh dedikasi serta komitmen untuk menyikapi berbagai kendala yang datang.

Usaha apapun bidangnya, harus memiliki visi dan misi yang kuat. Visi itu gambaran apa yang mau kita capai di depannya, dan misi itu poin-poin yang membawa kita untuk merealisasikan visi. Ini juga penting karna ini yang akan menjadi dasar di usaha nantinya. Konsistensi pengusaha bisa dilihat dari visi misi dan penerapannya selaras atau enggak.

Dan satu yang penting banget untuk mulai usaha, yaitu research. Itu penting soalnya kita harus benar-benar kritis dan detil tentang usaha kita. Kalo hal ini enggak diperhatikan, atau cuma pikirin saat suksesnya aja, cara berpikirnya belum kritis. Kita juga harus mempersiapkan keadaan terburuk saat usaha yang kita rintis akan bangkrut. Paranoid saat mulai usaha itu wajar, karena dengan itu kita juga akan makin kritis lagi untuk solusi mencegahnya.

Jadi, mau coba memulai bisnis seperti Dhito?

Magangers Kompas Muda dari Tim Indeesm

Magangers Kompas Muda Batch IX

Kelompok Indeesm:

GREGORIUS AMADEO (SMA Regina Pacis Bogor, Kelas XII)

GRACELL YESHUA DAVNY (SMAN 98 Jakarta, Kelas XII)

NABILLAH NURUL FIKRIYYAH (PM Ummul Quro Al Islami, Kelas XII MIA1)

GREGORIUS BERNARDINO SARAGIH (SMA Kolese Gonzaga, Jakarta, Kelas XI)

M BAGUS AL RAFI (SMA Nasional I Bekasi)

Comments are closed.