Latte Art: Keindahan dari Segelas Latte

0
569

Bagi kalian yang sering nongkrong di kedai kopi, kata ‘latte’ pasti udah ga asing lagi dong di telinga kalian. Latte merupakan hasil dari crema atau busa coklat tipis di permukaan espresso yang dicampur dengan susu yang sudah disteam sehingga memilki tekstur yang agak berbusa atau biasa disebut microfoam. Yang bikin latte ini berbeda ialah cara penyajiannya yang sering kali unik. Yaitu dengan membentuk permukaan latte menjadi sebuah pola, atau disebut dengan Latte Art. Hal tersebut memberi daya tarik tersendiri bagi peminumnya loh. Pola tersebut di buat oleh seorang Latte artist menggunakan teknik-teknik khusus.

Jakarta Fair Kemayoran(JFK) kali ini di booth Kompas ngadain Latte Art Mini Workshop yang diselenggarakan pada 15-16 Juni 2017. Di sini kita bisa mengenal dan belajar tentang latte art itu sendiri. Penasaran dong apa aja yang dilakuin selama workshop? Simak yuk.

Trainer kita kali ini ialah Viki Rahardja yang merupakan latte artist yang sudah berpengalaman selama tujuh tahun di bidang latte art. Dia juga sudah menjuarai lomba-lomba latte art bersekala nasional maupun international.

Yang pertama di ajarkan ialah cara untuk membuat espresso sebagai bahan utama dari latte itu. Para perserta workshop diberi tahu teknik dasar membuat espresso menggunakan mesin khusus, tak lupa juga mereka berkesempatan untuk mencicipi espresso sebelum diolah lagi menjadi latte. Tahap selanjutnya tak kalah penting yaitu memberikan uap panas kedalam susu sehingga bertekstur seperti busa yang lalu dituangkan di atas espresso tersebut yang hasil akhirnya adalah latte.

Para peserta dikenalkan dengan dua teknik pembuatan late art yaitu etching dengan menggunakan alat bantu yang digoreskan ke atas permukaan latte dan free pouring dimana gambar dibentuk pada saat menuangkan susu ke atas espresso. Untuk teknik free pouring terdapat beberapa pola yang harus kita pelajari sebagai dasarnya yaitu heart, roseta, dan tulip.

Dok. Falih Friyan Aqil

“Dibutuhkan latihan yang konsisten kalo mau membuat late art yang bagus,” ujar Viki yang ternyata mempunyai gelar Sarjana Teknik Nuklir. Viki banting stir menjadi seorang latte artist.

“Rata-rata orang sih setelah latihan 3 sampai 4 bulan sih udah bisa bikin(late art) bagus, yang penting menguasai teknik dasarnya,” tambahnya.

Setelah diberi tahu dasar dari pembuatan latte art. Ini bagian yang seru yaitu giliran peserta mencoba untuk membuat latte art versi kita sendiri. Dan ternyata agak susah. Mungkin karena ini percobaan pertama hahaha…. Tapi mereka enggak patah semangat loh dan terus mencoba hingga mendapatkan hasil yang maksimal.

Pengen tau aja proses buatnya, biasanya kan cuman mesen trus langsung diminum,” kata Eki yang menjadi salah satu peserta yang antusias mengikuti workshop hingga selesai.

Jadi dengan adanya Latter Art Mini Workshop yang diadakan di hari terakhir JFK 2017 dapat mengobati rasa pensaran sekaligus belajar tentang teknik latte art. Bagi yang kemarin berkesempatan ikutan jangan lupa berlatih lagi ya dirumah!