Zenith Halalan
Saya sudah lama mendengar soal Java Jazz. Tapi karena saya tinggal di Padangpanjang, Sumatera Barat, saya tidak pernah punya kesempatan menonton salah satu festival jazz terbesar di dunia itu. Maklum, Padangpanjang jauh dari Jakarta. Paling-paling saya hanya menyaksikan potongan pertunjukan Java Jazz melalui televisi dan media online.
Nah, Februari lalu saya mulai menjalani tugas kuliah berupa magang di Desk Foto Harian Kompas selama satu bulan. Saya mendapatkan kesempatan untuk belajar dan meliput bersama fotografer Kompas. Kadang saya dilepas untuk berburu foto sendiri.
Suatu sore, pada Kamis (2/3) lalu, saya tiba-tiba dipanggil salah satu editor Desk Kompas Muda. Dia bilang, “Kamu saya beri satu tiket untuk melihat Java Jazz. Silakan kamu membuat foto-foto terbagus yang kamu bisa.”
Waduh saya senang banget. Impian saya untuk nonton penampilan musisi-musisi keren dunia dan lokal akhirnya kesampaian.
Sewaktu saya sampai di arena Java Jazz di Kemayoran, saya pikir penonton jazz pasti orang-orang tua. Ternyata saya salah. Anak-anak muda juga banyak dan antusias menonton Java Jazz. Musisi yang tampil juga banyak yang muda-muda. Musik yang dimainkan juga bukan cuma jazz, tapi dikolaborasikan dengan genre musik lainnya.
Selain dapat kesempatan nonton, saya juga dapat kesempatan belajar “foto panggung”. Nggak tanggung-tanggung yang saya foto festival sebesar Java Jazz.
Berikut ini sebagian hasil jepretan saya.
Fotografer: Zenith Halalan
Mahasiswa Jurusan Fotografi Institut Seni Indonesia Padangpanjang, Sumatera Barat. Saat ini, sedang magang di Desk Foto Kompas